2

105 78 60
                                    

"Musibah tidak bisa dihindari, tetapi hanya bisa dijalankan dengan hati ikhlas agar bisa mendapat hikmah dari musibah tersebut"

Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah. Seminggu yang lalu kak Al mendaftarkanku ke SMAN Sakti.Aku sudah sangat telat mendaftar sekolah. Sudah seminggu orang masuk aku baru mendaftar. 

Ketika aku menanyakan alasan kenapa aku harus masuk SMAN, kak Al menceritakan bahwa temannya, kak Alif dirampok sekelompok orang ketika menuju ke bank di jalanan yang sepi. Kak Alif mendapatkan 2 tusukan dibagian perutnya dan uang kak Al 20 juta berhasil diambil.

Aku terkejut kasihan kak Alif tapi alhamdulillah kak Alif selamat dan uang 20 juta itu uang untuk membuat cabang baru di wilayah selatan kota. Aku melihat kak Al berusaha tabah dalam cobaan ini, sebenarnya dia ingin marah, tapi tidak ada seseorang yang bersalah disini.Dia telah melaporkan ke polisi atas kejadian tersebut.

Baiklah aku paham, aku pun langsung menyetujui saran kak Al untuk masuk SMAN, lagipun aku juga tidak ingin membebani kak Al juga aku ingin menolong setiap hari ditoko roti Aivan.Aku juga menelfon Tira dan mengatakan jika aku tidak jadi melanjutkan pendidikan di ponpes Al fattah dikarenakan kendala biaya. Tira agak sedih soalnya dia berharap kalau kami satu pondok lagi. Tapi yang namanya musibah gak bisa dihindari.

"Hati hati ya jangan lupa baca bismillah sebelum masuk kelas dan cari teman yang banyak" nasehat kak Al setelah aku turun dari motor.
"Siap kak Al" ujarku tersenyum.

Aku pun menyalami kak Al dan mengucapkan salam sambil melambaikan tangan.

Aku melangkahkan kaki ke gerbang sekolah, dan segera mencari ruangan tata usaha. Sebenarnya aku agak risih dari tadi karena siswa siswi disekitarku selalu memperhatikan ku. Apa ada yang salah denganku? Aku tak mau ambil pusing dan hanya tersenyum kepada mereka.

Aku sampai diruangan tata usaha, lalu mengetuk pintu. Dan seseorang dari dalam mengatakan silahkan masuk. Aku pun masuk kedalam dan memberikan kertas daftar ulangku. Setelah itu aku diantar oleh seorang guru, mungkin wali kelasku ke kelas yang akan aku tempati.

Setibanya dikelas X IPA 2, siswa siswi yang awalnya meribut segera merapikan diri dan duduk dengan tertib.

"Selamat pagi ananda semua" Ujar ibuk Dwi( aku mengetahuinya ketika aku berbincang dengan nya diwaktu perjalanan kekelas).
"Selamat pagi juga buk" ujar siswa siswi serempak.
"Hari ini kita kedatangan siswi baru, silahkan Aiza perkenalkan dirimu" ujar buk Dwi tersenyum.
Aku melihat ekspresi orang didalam kelas, ada yang tertarik, ada yang bodoh amat, ada yang menatap tidak suka dan lain sebagainya.
"Baik buk, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucapku.
Hanya beberapa orang yang menjawab salam ku.
"Perkenalkan nama saya Aiza Aniq, semoga kita bisa berteman baik.. salam kenal semua" ujarku.
Tetapi tidak ada satupun yang menjawab.
"Salam kenal juga" ucap seorang laki laki yang sedang tiduran di bangku paling belakang.

Aku tersenyum..

"Baiklah Aiza, kamu duduk disamping Shalina ya" kata buk Dwi sambil menunjuk bangku dibagian tengah.
"Baik buk"

Aku pun melangkahkan kakiku ke tempat duduk yang dikatakan buk Dwi. Aku baru sadar hanya aku siswi yang memakai jilbab disini.

Bel istirahat berbunyi. Seluruh murid didalam kelas berhamburan keluar menuju kantin, hanya aku dan Shalina yang ada di dalam kelas.

"Hai" sapaku.
"Hi" katanya cuek dan tetap menatap handphone di depannya.
"Kamu gak ke kantin?"
"Gak aku gak lapar" jawabnya cuek.
"Kalau nemenin aku boleh" ulangku lagi.
"Aku gak bisa, aku sibuk" ucapnya ketus, dan mengarahkan wajahnya ke sebelah kiri.
"Okay, maaf ya" kataku menyesal dan keluar kelas untuk menuju kantin.

"Setibanya di kantin aku lagi lagi menjadi pusat perhatian" aku hanya tersenyum dan segera memesan makanan.
Setelah memesan makanan aku pun duduk di pinggir sebelah kanan kantin. Ketika aku akan menyuapkan makanan.

Tiba tiba......

Aku merasakan ada sesuatu yang dingin diatas kepalaku. Aku mendongak keatas dan aku melihat cairan merah melekat dijilbabku.Aku melihat kesamping dan melihat siapa pelakunya.

Seorang cewek cantik berambut ikal panjang dengan pakaian ketat, melihatku dengan ekspresi marah, aku juga melihat dua orang temannya dibelakang.

Kami menjadi perhatian seisi kantin.

"Apa salah ku" kataku berdiri.
"Oh lo belum sadar diri juga ya" kata cewek tersebut. Dan menarik ujung jilbabku.
"Cuma jawab pertanyaan aja lo udah senyum senyum, genit amat lo" katanya marah.
"Maksudnya apa?" Jawabku, aku merasa tidak ada melakukan salah apapun.
"Heii ngapain kalian ribut disini" kata seorang cowok dari kejauhan.
"Reyna apa yang lo lakuin disini, kenapa lo nyiram cewek ini" tanya cowok tersebut ketika sudah sampai didepan kami.
"Dia genit sama Rehan bang" jawab Reyna sambil memegang tangan cowok tersebut.

Cowok tersebut melihat kearah ku dengan tatapan datar. Aku hanya menunduk..

Tiba tiba datang seseorang yang tidak kuduga. Dan menarik tanganku dari kerumunan tersebut....

AIZA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang