Chapter 3. Bertemu dengan orang yang telah tiada

518 46 3
                                    

Disclaimer:
Naruto: Masashi Kishimoto
.
.
.
Pairing: Naruto x Ino
Rating: T
Genre: romance, scifi, fantasy
Setting: Alternate Universe (AU)
.
.
.
Time Diary
By Hikasya
.
.
.
Chapter 3. Bertemu dengan orang yang telah tiada
.
.
.
Ino dan Sakura sedang makan siang di kantin. Mereka duduk berhadapan di dekat meja yang sama. Ada dua gadis lain yang duduk dengan mereka. Terjadi obrolan yang menarik dari mereka.

"Aku sudah berpacaran dengan Uchiha Sasuke," ucap Hinata tersenyum lembut dengan rona merah tipis di dua pipinya.

"Hah? Apa itu benar?" tanya Sakura dan Ten Ten membulatkan mata sempurna kecuali Ino.

"Iya."

"Kapan dia menembakmu, Hinata?" tanya Ino diliputi perasaan penasaran.

"Kemarin, saat dia mengantarku pulang. Saat itu juga, dia menyatakan perasaannya padaku. Aaah, aku senang sekali."

"Selamat, ya!" Ten Ten memegang kedua pipinya yang memerah. Tersenyum lebar.

"Kau beruntung memiliki pacar setampan dan sepintar Sasuke. Aku turut senang, Hinata!" Sakura turut tersenyum lebar.

"Terima kasih, semuanya."

Hinata tidak berhenti tersenyum karena memiliki pacar yang merupakan cinta pertamanya. Betapa tidak, Hinata adalah anak guru yang mengajar Biologi, lalu Sasuke juga anak guru yang mengajar Fisika. Mereka sangat cocok karena sama-sama menyandang predikat putri dan pangeran sekolah ini.

Hinata memang beruntung karena memiliki Sasuke. Mereka sudah berpacaran sejak lama, akhirnya menikah juga di masa depan itu.

Ino bermonolog. Membayangkan Hinata yang pernah bertamu ke rumahnya untuk memberitahukan soal Naruto yang menikah dengan Sakura. Menerbitkan perasaan sedih lagi di hatinya.

"Ino, kenapa matamu berkaca-kaca begitu?" tanya Sakura yang sangat mengejutkan Ino. Mukanya kusut.

"Eh? Ah, ini. Aku senang karena Hinata pantas mendapatkan Sasuke," jawab Ino tersenyum kecut.

"Oh, aku kira kau sedang sedih."

"Aku tidak sedih."

"Ngomong-ngomong, apa kau juga menyukai seorang laki-laki, Ino?" tanya Hinata dengan tampang serius.

Ino tersentak. Mata birunya membelalak. Kedua pipinya bersemu merah.

"Aku tidak menyukai laki-laki manapun sekarang. Karena fokusku adalah belajar," ucap Ino tersenyum, berusaha menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya.

"Apa itu benar?" tanya Ten Ten menyeringai, "pasti kau menyukai Naruto, 'kan? Ayo, mengaku!"

"Iya. Pasti kau menyukai Naruto, Ino," sembur Hinata bermuka menggoda.

"Itu tidak mungkin!"

Ino dan teman-temannya saling bertengkar. Mereka diperhatikan oleh kelompok Naruto yang berada tak jauh dari mereka. Naruto makan dengan tenang, tetap memerhatikan Ino.

"Sampai kapan kau memandang Ino seperti itu, Naruto?" tanya Kiba duduk bersisian dengan Naruto.

"Aku tidak tahu," jawab Naruto menggeleng, sedikit meminum teh kalengan.

"Cepat nyatakan cintamu sebelum Ino disambar lagi oleh Sai," celetuk Shikamaru, duduk berhadapan dengan Naruto.

"Aku tidak berani."

"Hei, kau pengecut, Naruto!" gerutu Aburame Shino.

"Tidak masalah soal itu, Shino."

"Sebagai lelaki sejati, kau harus menyatakan cintamu, Naruto. Jangan kalah dengan Sasuke, anak kelas sebelah itu, sudah menembak Hinata, teman akrab Ino," timpal Chouji seraya mengunyah makanan.

Time DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang