Chapter 4. Apa maksud dari puisi yang dibacakan oleh Shikamaru?

469 42 6
                                    

Disclaimer:
Naruto: Masashi Kishimoto
.
.
.
Pairing: Naruto x Ino
Rating: T
Genre: romance, scifi, fantasy
Setting: Alternate Universe (AU)
.
.
.
Time Diary
By Hikasya
.
.
.
Chapter 4. Apa maksud dari puisi yang dibacakan oleh Shikamaru?
.
.
.
Ino keluar dari rumahnya setelah memakai sepatu. "Ayah, Ibu! Aku pergi dulu!"

Ayah dan Ibu yang masih ada di dapur, berseru kompak. "Iya, Ino! Hati-hati di jalan!"

Ino tersenyum lebar, lantas pergi ke garasi. Dia mengangkat pintu garasi dari bawah ke atas. Menemukan sepeda yang terparkir di samping mobil. Naik ke sepeda dan mengendarai sepeda keluar dari garasi.

Dua roda sepeda menggelinding lancar di jalan semen menurun, satu lurusan dengan garasi. Ino mengayuh sepeda dengan hati gembira. Betapa tidak, dua hari ini, dia tinggal bersama keluarga lengkapnya di masa lalu. Bisa bercengkerama dengan ayah, yang cukup mengalihkan kesedihannya sebab kehilangan Naruto.

Ketika Ino keluar dari halaman depan rumah, ada seorang laki-laki berambut hitam bermuka datar menunggunya tak jauh dari pintu gerbang. Ino terkesiap saat bertemu dengan pemuda itu. Matanya membulatnya sempurna.

"Sa-Sai?" tanya Ino tergagap.

"Selamat pagi, Ino," jawab Sai tersenyum. Duduk di atas sepeda yang terparkir di dekat pagar kayu rumah Ino.

"Selamat pagi. Tapi, apa yang kau lakukan di sini?"

"Kebetulan aku pindah ke komplek perumahan ini. Rumahku ada di ujung sana."

Sai menunjuk sebuah rumah bertingkat yang berseberangan dari rumah Ino. Dia berasal dari keluarga pelukis yang sangat terkenal di kota itu. Menyaingi ketampanan Uchiha Sasuke.

"Oh, aku baru tahu." Ino membulatkan mulutnya seperti huruf o, bersikap cuek. "Terus, kenapa kau tidak pergi ke sekolah juga?"

"Aku menunggumu, Ino." Sai tersenyum lagi.

"Kenapa kau menungguku?"

"Aku ingin kita pergi ke sekolah sama-sama."

"Tapi...."

Ucapan Ino terputus saat mendengar suara dentingan besi yang nyaring. Ino melihat ke asal suara. Laki-laki berkacamata baru saja menutup pintu pagar rumahnya. Dia bersepeda, melaju hingga melewati Sai dan Ino.

Ino sempat beradu pandang dengan Naruto, tetapi sekilas saja. Naruto tidak berhenti sama sekali untuk menghampirinya. Menikam sanubari Ino. Kemudian Ino bergegas mengayuh sepeda, tetapi niatnya batal karena roda sepeda Sai hampir menabrak roda sepedanya.

"Tunggu, Ino!" seru Sai menukikkan alisnya.

"Apa yang kau inginkan lagi? Aku tidak akan mau menjadi pacarmu meskipun kau memaksaku berkali-kali!" balas Ino dengan suara yang meninggi.

"Tunggu, kenapa kau tahu aku ingin memintamu untuk menjadi pacarku?"

"Aku tahu dari sikap dan tindakanmu sekarang! Pinggir, aku mau jalan!"

Ino memundurkan sepedanya. Mempercepatkan jalan sepedanya sampai terlepas dari jeratan Sai. Ino berniat mengejar Naruto karena waktunya tinggal di masa lampau ini, hanya tinggal lima hari lagi.

Sai bermuka kusut. "Kenapa Ino tidak mau membuka hatinya untukku? Padahal aku sudah mencintainya sejak kelas dua SMP."

Sai merasakan pedih hatinya yang semakin terluka lebar. Ino sudah menolak cintanya berkali-kali. Tapi, hal itu tidak mengurungkan niatnya untuk memiliki Ino. Semangat tinggi tiba-tiba muncul di jiwanya. Menuntunnya untuk mengejar Ino.

Ino mengejar Naruto hingga sampai di jalan besar. Banyak kendaraan lalu-lalang di sana. Namun, sosok Naruto tidak ada di mana-mana.

Ino menghentikan sepedanya di belokan trotoar --- jalan khusus sepeda. Menunjukkan wajah sedih yang tidak pernah berakhir. Jantungnya berdetak lemah karena kehilangan jejak Naruto.

Time DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang