Chapter 1

514 56 9
                                    


Paris, 2000

Kisah ini dimulai jauh sebelumnya, bahkan lebih lama dari yang bisa kamu bayangkan, tapi mari awali perjalanan panjang kita dari salah satu kota paling romantis umat manusia, Paris.

Paris

Teach me your love

Teach me your cobbled streets and rivers

Teach me of your painter who sit by your bridges

Teach me of the gardens and the cafes and the treats

Teach me of the sun as it sets in the trees

Teach me

For I will listen

Teach me and I will paint it

With all the words it gives me

Atticus


"Entah sudah berapa ratus tahun terlewat, tidak ada hal yang bisa menggerakkan atensi-ku lagi. Bermain-main dengan manusia sudah tidak menarik, mereka mulai terlihat membosankan, hidup mereka pendek tapi hasrat mereka selangit, makhluk rakus yang malang. Kehidupan abadi ini bagaimana melaluinya ya?"

Di sebuah rumah bergaya victorian kuno terlihat seorang pria memandang jauh dari jendela. Perawakannya tinggi, kulitnya putih pucat, rambut rose-almondnya tergerai hingga ke bahu. Matanya tajam dan awas, seakan apabila kamu terlalu lama memandang mata itu maka akan terseret masuk ke dalamnya. Tahi-lalat di sudut mata kanannya menambah elok parasnya. Hidungnya mancung, Tuhan sepertinya dengan khusus dan hati-hati memahatnya, bagaimana bisa ada hidung seindah ini? Secara fisik pria ini sempurna kalau saja wajah itu dihiasi senyuman bukan tatapan dingin dan meremehkan.

Dia sepertinya sibuk dengan pikirannya sendiri, sampai ketukan di pintu menghentikan lamunannya tersebut

"Tuan muda, ini saya Andrew, ada surat dari Nyonya Sanders untuk anda"

Si Tuan Muda menoleh dan menjentikkan jarinya, seiring dengan jentikan jari si Tuan Muda, pintu kayu mahoni itu pun terbuka.

"Apalagi yang diinginkan nyonya tua itu dariku? Setelah hampir 50 tahun tidak ada kabar, bagaimana bisa dia tiba-tiba mengirimiku surat seperti ini? Kemarikan surat itu Andrew, kamu tidak perlu membacakannya untukku, akan ku baca sendiri"

Dear Simon,

Ramalan baru telah datang melalui mimpiku, kau harus cepat mengambil keputusan Simon. Bukankah kau tidak ingin kejadian 50 tahun lalu terulang kembali?

Temui aku di London

Jean A Sanders


Melihat raut wajah Tuan-nya yang menggelap usai membaca surat dari Nyonya Sanders membuat Andrew memberanikan dirinya untuk bertanya "Tuan, apa yang dikatakan Nyonya Sanders di dalam suratnya?"

"Andrew, siapkan semuanya, aku harus melakukan perjalan ke London untuk menemui wanita tua itu segera, Ramalan baru telah tiba"

Andrew terbelalak mendengar jawaban Tuan-nya tersebut. "Tuan, apa yang terjadi? Bukankah ini baru 50 tahun sejak ramalan terakhir muncul? Seharusnya masih ada 50 tahun lagi sebelum yang berikutnya datang bukan?"

"Entahlah Andrew, Tuan-mu ini sama bingungnya dengan dirimu. Aku harus temui si tua itu segera untuk tahu tentang apa semua ini"

-tbc






author note:

Hi fellow shanren!
Ini fanfic pertamaku, plis jangan dibully ya kalau tidak bagus, wkwkwkwk

Mengingat FF Langlangding couple masih sedikit di WP, sebagai shanren aku mau ikut meramaikan kapal ini. Hayuuuk kita layarkan sampai sah wuhuuu~

Ditunggu ya kritik dan sarannya ;)


PS: Maaf kalau chapternya pendek-pendek, next time akan coba tulis lebih panjang ya, doakan ideku mengalir terus! 

Tuan Vampir dan Istri Penyihir-nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang