(Makasih buat yang masih setia nungguin cerita ini, love u all.)
.
.
(Bagian 03 : Dia?)
.
"Cukup lama ku menanti, dan kau datang kembali, aku harap kau tak pergi lagi.".
Bel pertanda pulang sekolah telah berbunyi beberapa waktu lalu kini Silva sudah berada di mobil bersama supirnya kang Mamad, yang akan selalu menjemputnya setiap hari.
Silva merasa sepi dan sedih biasanya ia setiap pulang sekolah selalu berjalan dan pasti mampir di masjid dekat kostnya, Silva memilih kost karena dengan alasan jarak yang jauh dari rumahnya yang memerlukan waktu setengah jam itu pun kalau tidak macet, mungkin hari ini ia akan berada di mobil selama satu jam, bagaimana tidak lihatlah jalanan hari ini padat banget.
Silva memandang jalanan tak jauh disana ia melihat sebuah masjid,dan lantunan suara yang selama ini ia rindukan berkumandang dimana-mana sungguh sangat merdu, dengan seketika merubah moodnya, merdu, batinnya.
"Mang," panggilnya.
"Iya non, kenapa?" tanya, mang Mamad dan menoleh ke arahnya.
"Udah azan, emang mamang gak sholat?"
"Eh... I-iya non nanti,"
"Sholat aja dulu mang, aku laper mau makan, dari pada kita nunggu disini bakalan lama mang, mamang pasti juga lapar, sekalian entar abis mang sholat." usul Silva.
"T-tapi non... "
"Udah ayo mang, tuh ada masjid, ntar aku makan didekat sana, kalo mamang selesai entar susul aja aku, aku gak bakalan aneh-aneh kok mang, ini perut aku udah keroncongan."
"B-baik non," pasrah mang Mamad, Silva tersenyum.
Mobil itu menuju tempat parkir yang tak jauh dari masjid yang cukup megah, Silva dan mang Mamad keluar.
"Yaudah non, mamang sholat sebentar gak apa-apa kan?" tanyanya sekali lagi, memastikan pada Silva, ia mengangguk dan tersenyum manis.
"Iya mang, sok atu, entar keburu telat mang, "
"Iya non, " lalu mang Mamad pergi memasuki masjid itu.
Hati Silva kembali sakit ketika hanya mampu menatap tanpa mampu menyentuh. Sudahlah ia kini lapar dan mencari tempat makan terdekat, ia berjalan menuju sebuah kafe yang tak jauh dari sana.
Kakinya memasuki kafe itu dilihat sekelilingnya, hingga matanya menatap sosok yang tak asing menurutnya.
"Papa," ucapnya pelan lalu ingin melangkah maju menyusul mana tau disana juga ada mamanya, sebelum itu kakinya terhenti ketika seorang gadis yang cukup terlihat masih muda memeluk ayahnya dari belakang.
Deg...
Jantungnya berpacu dengan cepat, ketika melihat wanita itu yang mencium pipi ayahnya, tak ada bantahan bahkan ayahnya terlihat bahagia disana.
Air matanya luluh begitu saja, ketika melihat kelakuan bejad dari ayahnya sendiri, bermain wanita dibelakang mamanya. Tanpa memikirkan perasaan seorang istrinya bahkan Silva anaknya.
Emosinya memuncak lalu berjalan menuju arah papanya, air matanya ia seka dengan kasar menggunakan tangan miliknya.
"PAPA!!" pekiknya ketika sampai dimeja itu, yang membuat suasana kafe itu hening dan menjadikan Silva sebagai sorotan dari bebedapa pasang mata. Ayahnya terkejut begitupun perempuan yang langsung melepas pelukan manja itu dan segera menormalkan posisi berdiri.
"Ngapain kamu ada disini Silva?" tanya ayahnya, dengan raut wajah marah dan takut.
"Aku gak nyangka atas perbuatan bejad papa hari ini,da anda," tunjukknya pada wanita disamping papanya, "Pelacur... Sudah jelas ayah saya... "
Plakkkkk...
"Silva jaga omongan kamu, dimana letak tata keramah kamu hah?" emosi ayahnya memuncak ketika mendengar anaknya menghina gadis yang ia cintai. Silva mengerjapkan mata tanda tak percaya atas perlakuan ayahnya,lagi dan lagi ayahnya bermain fisik padanya, sakit tentu saja tetapi ini lebih sakit karena disaksikan oleh umum.
"Papa... AKU BENCI PAPA,MULAI DETIK INI SAYA BUKAN ANAK ANDA!!" pekiknya lagi, lu segera berlari keluar kafe karena sudah tak tahan dengan apa yang terjadi, Silva berlari dengan deraian air mata yang masih setia berjatuhan dipelupuk matanya.
Ia berlari sekuat mungkin, seakan ingin lari dari kejadian keji hari ini dimana ayahnya kepergok bermain wanita dibelakang ia dan mamanya, kini di fikirannya hanya ada sosok mama, bagaimana hatinya jika mengetahui pria yang selama ini ia bangga-banggakan ternyata memiliki simpanan lain.
Cukup lama hingga kaki Silva mulai lelah berlari ia mencari tempat teduh, tampak dari jauh sebuah pohon besar di tepi danau ia rasa disana cukup sepi, Silva mulai menyeberangi jalan menuju tempat itu.
Air matanya kembali luluh ketika teringat ayahnya menampar dirinya didepan umum, bahkan membela wanita simpanannya itu.
Terdengar samar-samar suara merdu di balik pohon besar itu, suara yang kembali mengingatkannya ke beberapa tahun lalu,ia mendekati pohon itu dengan sangat pelan dan berdiri tepat di belakang pohon itu, ia mengintip samar-samar Silva melihat sosok laki-laki berbaju putih, yang sedang melantunkan beberapa ayat suci Al-quran, ia tahu karena ia sering mendengarkannya.
Hatinya tenang seakan fikiran tentang kejadian lalu terlupakan di benaknya, Silva memilih duduk membelakanginya tepat di belakang pria itu yang hanya terhalang oleh pohon besar, ia memejamkan mata mengikuti alunan merdu itu.
Cukup lama, akhirnya suara itu hilang dan membuat kesadaran Silva kembali,ia membuka mata dan melihat ke sekeliling lalu segera bangkit, sebelum ia kepergok nantinya.
1
2
3"Hey... " panggil orang itu padanya, mampus batin Silva, ia membalikkan tubuh dan tersenyum masam ke arah pria itu.
"Dari tadi disini?" tanya pria itu lagi, Silva menungguk.
"Maaf banget, aku tadi cuman mau duduk disitu, eh ternyata ada orang ,jadi karena aku denger kamu lagi ngaji dan kebetulan aku lagi sedikit ada masalah makanya dengerin ampe selesai, maafin kalo aku lancang kak," jelas Silva yang kini memilih menundukkan kepala.
Pria itu melangkah sedikit lebih dekat, "Ngapain nunduk, gak papa kok," ucap pria itu lalu tersenyum ke arah Silva yang di balas senyum kikuk olehnya.
"Kalau gitu, A-aku pergi dulu ya kak," ucapnya.
"S-silva?" panggil pria itu lagi, Silva mengerutkan kening apa pria itu mengenalnya, lalu ia menoleh.
"Kamu Silva?" tanya nya lagi, lalu di balas dengan anggukan.
"Kakak kenal sama aku?" tanyanya, dengan menunjuk diri sendiri.
Pria itu tersenyum, lalu menunjuk tangan kirinya, "Gelang itu.. " ucapnya. Silva spontan menoleh dan membulatkan mata dan segera menatap pria di depannya dan...
"Kak Adam..."
.
.
.
.
.
TbcHuaaa... Maafin banget kalau makin gaje guys maaf :v
Typo berserakan.
Disini bakal di mulai nih kisah cinta mereka, yang gak sabar nungguin kelanjutan yuk komen next di komentar sebanyak-banyaknya..
Gimana puasa hari ini lancar?
Apa yang mau kalian sampein ke mereka:v
Bakal ada hal seru apa lagi nih...
Salam hangat dari akuuu
Efrineng gustiFollow ig : -efrineng.gusti
-Strwbry_pockyJan lupa vote dan komen.
Makasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
aku, kamu dan Keyakinan
Teen Fiction(TERIMA KASIH SUDAH MAU MAMPIR, AKU SAYANG KALIAN.) ### "Apa yang kamu lakukan di Masjid itu Silva!" geram samuel, ia sudah tak tahan lagi dengan sikap putrinya ini. "Silva JAWAB!!" kali ini mamanya juga benar-benar marah atas perbuatannya, Silva me...