Hari ini adalah hari dimana 10 tahun setelah kepergian sang Ibunda, kini gadis manis itu telah siap dengan dress hitamnya, dengan kacamata hitam yang bertengger anggun pada mata indahnya. Jangan lupakan polesan sederhana yang menambahkan sisi manis Minji.
Ia menuruni tangga dengan sedikit tergesa, menghampiri sang ayah yang tengah menikmati sarapan paginya.
"Pagi ayahku yang tampaaan" sapanya dengan senyum menggoda.
Kim Shiyuk, ayah Minji terkikik geli mendengar sapaan dari anak semata wayangnya itu. Lalu tangannya terangkat untuk mengusap kepala Minji.
"Ekhm... Ayah gak lupa kan?" tanya nya dengan penuh harap.
"Hmm, emangnya kita ada janji ya? " tanya ayahnya dengan wajah yang berusaha mengingat sesuatu.
"Ternyata ayah sesibuk itu ya? Sampe gak inget kalo hari ini tepat 10 tahun kepergian bunda" ucapnya dengan senyum getir.
"Oh masalah bunda mu ya? Ayah inget kok, kamu tenang aja" jawabnya sambil mengelus tangan Minji dengan ibu jarinya yang kini berada diatas meja makan.
Mendengar penuturan ayahnya, membuat senyum Minji merekah dengan indah.
"Kalo gitu, ayo kita berangkat!" ucapnya dengan penuh semangat
Ayahnya tersenyum kaku, "Minji sayang, maap ya untuk kali ini ayah gabisa ikut, ayah ada meeting penting untuk hari ini"
Mendengar tolakan ayahnya mampu membuat air muka Minji yang tadinya cerah dan penuh harap menjadi mendung dalam seketika.
"Gak bisa di cancel dulu?""Enggak sayang, kamu gapapa kan sendirian?" ucap ayahnya dengan penuh harap.
"Gapapa kok, toh aku udah biasa sendiri juga" Ia meninggalkan ruang makan dengan wajah yang gusar. Melihat tindakan putrinya, membuat Sihyuk memijat pelipisnya. "Maapin ayah nak, semua ini ayah lakukan demi masa depan kamu"
Be a Happy Ending Story
©moonrfynDisini, di halte yang tak jauh dari rumahnya kini Minji berada. Ia tampak menitikan sedikit air matanya, sedikit kecewa dengan penolakan ayahnya.
Minji merogoh sling bag nya lalu ia menarik tangannya setelah mendapati benda pipih itu, lalu menempelkannya di telinga setelah mendapati nomor yang ia tuju.
"Kak?"
"Hmm?"
"Kakak lagi sibuk?"
"Emm, enggak kok. Kenapa?"
"Boleh anter aku ke pemakaman bunda? "
"Boleh dong, di tempat biasa kan?"
"Iya kak, makasih banyak"
"Anytime"
Minji tersenyum, untuk saat ini. Hanya kekasihnya- Choi Soobin yang selalu ada untuknya. Dia merasa sangat beruntung memiliki kekasih sebaik, sepengertian, dan setampan Soobin, sungguh paket lengkap. Membayangkannya, membuat senyuman tercetak indah di wajah Minji. Setiap orang yang berlalu lalang menatap geli padanya. Melihat Minji yang kini tengah senyum - senyum seorang diri.
"Bisa gak buat gak pamerin senyum manis kamu? Cuman aku yang boleh liat"
"Eh! Kak Soobin sejak kapan disini?"
"Sejak orang orang liatin kamu yang senyam senyum sendiri, mikirin apa sih? "
"Mikirin kak Soob- Eeh" kagetnya, tak lama semburat merah tercetak di wajah Minji. Melihatnya membuat Soobin gemas sendiri.
"Hah, mikirin siapa? " goda Soobin.
"Ishh, udah deh gausah di perpanjang" ucapnya jengah.
"Yaudah naik yuk" ajak Soobin lalu memakaikan helm nya pada kepala mungil Minji, cukup membuat orang yang disekitarnya merasa iri.
Soobin mengendarai motor ducati nya dengan kecepatan yang cukup tinggi, membuat Minji memeluknya erat. Sampai pada akhirnya Soobin mengerem motornya secara mendadak setelah merasa suda samapai tempat tujaun, membuat Minji sedikit mengdumel.
Mereka turun dari motor, lalu bergandengan memasuki pemakaman yang asri, cukup sepi tapi tak memberikan kesan menyeramkan. Tidak perlu berjalan terlalu jauh, mereka sudah menghentikan tungkainya masing-masing pada makam yang nisannya bertuliskan nama bunda Minji, Song Jaehwa.
"Ugh. Udah lama banget Minjinya bunda gak kesini" Ucap Minji sambil mengelus nisan sang ibunda.
"Minji kangen banget sama bunda, bunda lagi ngapain disana? Oh iya, kenalin. Ini pacar Minji, namanya Kak Soobin, gadis kecil bunda udah dewasa sekarang. Bunda jangan khawatir, Kak Soobin cowok yang baik, dia selalu ada buat Minji. Dibanding.ayah" setelah mengucapkan kata terakhirnya membuat cairan bening yang sedari tadi ia tahan menerobos tanpa permisi. Bahunya begetar, tapi tak terlalu hebat. Ia masih bisa mengontrol emosinya.
Melihat gadisnya yang terisak, membuat Soobin tak tega. Dengan lembut Ia membawa Minji pada kehangatannya, menenggelamkan Minji pada dadanya yang bidang dan menyalurkan banyak kenyamanan. Soobin menggerakan tangannya untuk mengelus surai Minji yang tergerai bebas.
Setelah cukup lama menangis, membuat Minji kelelahan. Untuk saat ini, Ia memilih pulang. Tentu saja dengan Soobin yang selalu setia mendampinginya.
Be a Happy Ending Story
©moonrfyn
"Kak, makasih banget udah mau nemenin aku dan nganterin aku pulang" Minji memberikan senyumannya, dengan mata sembab.
"Ini udah jadi kewajiban aku sebagai pacar kamu, kalo ada apa apa jangan segan buat hubungin aku" Mendengarnya, membuat Minji mengangguk mengiyakan. Soobin menarik Minji agar memeluknya, lalu mencium kening Minji, "Aku pulang dulu"
Soobin menancap gasnya dengan kecepatan sedang, Minji setia menemani kepergiannya sampai punggung bidang Soobin hilang di belokan.
Minji memasuki rumahnya, Ia mengehela napas panjang ketika yang Ia hadapi hanya kesunyian. Ia tersenyum getir ketika mengingat seberapa hangatnya rumah ini sebelum Bundanya pergi, tak ingin terlarut dalam kesedihan. Minji menaiki tangga dan memasuki kamarnya.
Ia membersihkan diri, mengganti baju, lalu menjatuhkan dirinya pada kasur empuk miliknya. Ia melamun, sampai lamunanya terhenti ketika mendapati sebuah notifikasi dari telepon genggamnya.
Kak Soobin😡
|Istirahat yang banyak
| Minji sayang.Siap bos 😜|
Setelah mendapat pesan dari yang terkasih, lantas membuat Minji terelap dengan wajah yang lebih cerah dari sebelumnya.Next gak nih? Aku tunggu masukannya ya... See u in the next chapter :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Be a Happy Ending Story ft. Choi Soobin
Fiksi PenggemarMenatap sorot mata teduh itu membuat Minji semakin ingin marah pada takdir buruknya, melihat senyuman indah itu membuat Minji semakin ingin memberontak pada semesta. Dadanya terasa sesak, tangisnya mengisak membuat Minji tampak menyedihkan,melihat...