een | cafe

271 36 7
                                    

Kang Yeosang. Pemuda yang acap kali dikira oleh orang-orang awam yang datang ke cafe kecil-kecilan miliknya adalah orang yang memiliki ras campuran. Namun nyatanya tidak. Dia adalah keturunan asli Korea, dan tidak ada keturunan ras lain. Ya kecuali campuran surga-korea. Mungkin?

Memang masih cukup muda. Dua puluh tiga tahun. Tetapi di usia yang masih dibilang cukup muda itu, dia berhasil mendirikan cafe kecil-kecilan yang ia rintis sejak satu tahun lalu. Lepas lulus dari perguruan tinggi.

Memang keadaan cafe tidak terlalu ramai, tapi juga tidak bisa dibilang sepi juga. Sehingga Yeosang bersama teman yang sama-sama membantunya merintis usahanya dari paling bawah pun harus bisa memutar otak, membuat cafe nya ini menjadi lebih menarik dibandingkan dengan cafe-cafe lain diluar sana.

Hasilnya? Live music. Tidak sepanjang hari. Hanya ada mulai pukul tujuh sampai sepuluh malam. Dan foila, cafe milik Yeosang pun akhirnya berhasil menarik minat pengunjung berkat adanya live music.

"Bagaimana? Ide ku tidak terlalu buruk kan?" Tanya teman Yeosang yang bertugas sebagai barista di cafe tersebut.

Yeosang sempat melirik kearah sahabatnya itu namun kembali mengalihkan pandangannya. "Ya meski malas untuk aku akui, idemu cukup berguna." Ucap Yeosang.

Wooyoung mendengus mendengar ucapan Yeosang yang seakan-akan tidak mau mengakui hasil kerjanya. "bukannya cukup. Tapi memang berguna. Lihat saja sekarang ramai bukan."

"Baiklah terimakasih untuk ide brilian mu itu." ucap Yeosang sedikit tidak ikhlas.

"Setidaknya beri aku bonus, karena sudah menyumbangkan ide brilian itu." Usul wooyoung yang sudah pasti tidak akan ditanggapi oleh Yeosang.

"Darimana kau dapatkan penyanyinya?" Tanya Yeosang mencoba mengalihkan pembicaraan mengenai bonus yang sempat diminta oleh wooyoung.

"Maksudmu?" Tanya wooyoung.

"Dia. Kau merekrut nya dari mana? Apakah seorang trainee idol?" Tanya Yeosang sambil menunjuk kearah panggung live music.

"Ah jongho maksudmu. Setauku dia hanya pernah menjadi seorang trainee. Aku mengenal kakaknya, dan kakaknya merekomendasikan kepadaku." Jawab wooyoung.

Yeosang akhirnya mengangguk paham setelah mendengar penjelasan dari wooyoung.

"Tumben sekali kau mau repot-repot bertanya latar belakang pegawaimu." Sindir wooyoung.

"Memangnya salah kalau sekali-kali aku mencoba perhatian dengan para pegawaiku." Jawab Yeosang.

"Jangan-jangan..."

"Apa? Apa? Jangan macam-macam Jung wooyoung. Ini sudah malam, cafe sebentar lagi akan tutup."

Wooyoung mendekat kan kepalanya dan berbisik ke telinga Yeosang.

"Kau tertarik dengan Jongho?" Bisik wooyoung dan setelah itu kembali menjauh untuk melihat ekspresi Yeosang.

Yeosang memang sempat membeku mendengar bisikan wooyoung. Tapi dia juga tidak tau, apakah hanya sekedar bertanya hal dasar seperti tadi bisa dikatakan kalau ia sedang tertarik dengan seseorang?

"Kau gila?" Protes Yeosang setelah kembali dari keterkejutan nya dan langsung menatap wooyoung dengan sengit.

"Tidak. Aku tidak gila. Aku hanya bertanya. Lagi juga tidak biasanya kau bertanya hal-hal dasar seperti tadi tentang pegawai mu. Biasanya juga tidak peduli." Sahut wooyoung.

"Terserah mu saja. Sikap mu semakin hari semakin aneh saja." Ucap Yeosang dan langsung pergi ke bagian belakang cafe meninggalkan wooyoung masih masih setia berdiri dibalik meja barista kebanggaan nya.

Live Music | YeojongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang