#.01

5 1 0
                                    

Siap buat comment setiap paragrafnya?
Jangan lupa votenya ya! Happy reading.

"Sagra!!" Panggil Alaska.

"Sagra tunggu. Gue mau ngomong sama lo!" Ujar Alaska yang berhasil mencekal pundak Sagra. Lelaki yang menggunakan tongkat agar ia mudah berjalan dan tangan yang digips itu menoleh ke belakang.

"Apa?"

"Maafin gue!! Gue udah gak tau gimana caranya biar lo mau maafin gue!!" Ujar Alaska lalu mengusap wajahnya kasar. "Agh gue emang gak pantes buat jadi sahabat lo!!" Ujarnya frustasi.

"Hati gue masih sakit Al. Sahabat gue. Sahabat yang selalu gue utamain ninggalin gue gitu aja waktu gue lagi gak berdaya dulu!! Apa itu yang dinamakan sahabat??" Sagra menggelengkan kepalanya pelan.

"Gue juga pengen kayak dulu lagi. Bermain bareng. Menghadapi masalah bareng. Tapi gue gak tau kenapa hati gue tuh rasanya sakit banget mengingat kejadian dulu. Gue kecewa sama kalian! Gue dulu minta tolong tapi kalian malah pergi gitu aja." lirih Sagra.
Ia ingat betul teman temannya pergi meninggalkannya waktu ia sedang tidak berdaya. Bersama Aiden yang pingsan dulu. Namun lelaki itu sudah tiada sekarang. Lalu apa lagi yang diinginkan dari Sagra?

"Gue sama Darent balik buat nyelametin lo!! Tapi sayangnya lo udah gak di sana dulu. Gue emang gak becus jadi ketua!! Lo bego Al!! Lo bego!!" Ucap Alaska menoyor kepalanya sendiri.

"Lo boleh pukul gue sekarang. Pukul aja nih! Cepet pukul asal lo mau maafin gue lagi. Gue pengen kayak dulu. Gue gak mau kehilangan sahabat sahabat gue!!" Ujar Alaska dengan menunjukkan pipinya agar ia segera ditonjok namun Sagra malah hanya diam.

"Cepet tonjok gue!! Oh kalo gak gue aja yang nyiksa diri gue sendiri!!" Ujar Alaska dengan memukul tangannya ditembok keras.

"Udah Al. Kasih waktu buat Sagra. Mungkin Sagra masih terpukul atas kejadian itu. Apa lagi Aiden dia sudah meninggal sekarang!!" Ujar Darent. Menenangkan Alaska yang emosinya sudah memuncak.

Alaska merasa sangat bersalah atas kejadian itu karena ia telah meninggalkan anggotanya. Hingga Aiden, bahkan dia sekarang sudah tidak ada. Sungguh Alaska selalu menyalahkan dirinya. Ia tidak tau bagaimana caranya agar dimaafkan oleh anggotanya.

*****

Kedua lelaki itu masuk ke dalam kelasnya. Alaska dan Darent duduk bersebelahan. Mereka melihat ke arah pintu ketika seorang perempuan berumur tiga puluh tahunan itu masuk diikuti seorang gadis di belakangnya.

"Pagi anak anak." Sapa bu Ratna. Wali kelas IPS 1.

"Pagi bu." Jawab semua murid kompak.

"Kita kedatangan siswa baru hari ini. Ayo Nak perkenalkan diri kamu sekarang!" Suruh bu Ratna yang dibalas anggukan oleh gadis itu.

"Hai kenalin gue Tara Fransisca pindahan dari sekolah SMA Pertiwi." Ujarnya sambil tersenyum tipis.

"Apa di sini masih ada kursi yang kosong?" Tanya bu Ratna.

"Ada bu di sana!" Sahut salah seorang murid berambut keriting itu. Tangannya menunjuk ke arah sudut kelas. Tepatnya di kursi paling belakang.

"Yaudah. Sekarang kamu duduk!" Ujar bu Ratna.

"Iya bu." Tara menghampiri kursinya. Ia mengernyitkan dahinya ketika mendapati seorang gadis dengan kepala yang menunduk tengah memainkan ponselnya.

"Hai!!" Sapa Tara.

Gadis itu terlonjak kaget. Ia mendongakkan kepalanya. Mengerjapkan matanya beberapa kali. "Kenalin gue Tara Fransisca." Ujar Tara dengan menyodorkan tangannya. "Oh kenalin juga, nama gue Ayrin." Ayrin tersenyum kecil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DarentTaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang