03. Masuk Sekolah

16 2 0
                                    


Happy reading❤

__________________________________

17.40 WIB

Zeya dan Agatha pulang dengan tubuh yang lelah akibat memutari toko buku selama 2 jam. Mereka berdua langsung pergi ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri dan beristirahat.

Setelah mandi, Zeya merebahkan tubuhnya di ranjang minimalis miliknya. Tak lama kemudian ia mendengar suara ketukan dari pintu kamarnya. Ia tau betul siapa yang mengetuk pintu itu. Dan benar saja sang ibu tiri sedang menatapnya nyalang di depan pintu kamarnya itu.

"Heh! Dari mana aja kamu!? Ngapain kamu ajak anak saya?! Kamu tau kan dia alergi dingin! Kenapa kamu ajak dia pake motor! Liat sekarang dia demam gara gara kamu! Kamu itu bodoh apa gimana sih?! Kerjaan nya cuma bikin susah keluarga! Dasar anak pembawa sial!" Teriak Karina - ibu tiri Zeya. Ia teriak tepat di depan wajah Zeya dan tidak segan ia menonyor kepala Zeya.

Zeya hanya diam,menunduk,dan menahan air matanya agar tidak meluncur begitu saja.

Karina mendorong Zeya dengan keras hingga Zeya pun terhuyung ke belakang dan terjatuh.

"Kenapa diem aja hah!? Ngerasa bersalah iya?! Sekarang kamu harus rasain apa yang Agatha rasain!."

Karina menyeret Zeya ke dalam kamar mandi dengan menjambak rambutnya.
Zeya tidak habis pikir, apakah ini salahnya? Apa ia yang mengajak Agatha ke mall tadi? Kenapa ia yang disalahkan?

Dengan tega, Karina melemparkan tubuh Zeya ke bak air yang ada di kamar mandi milik Zeya. Ia lalu menyalakan keran air di atas bak air dan mengambil ember yang penuh dengan air di sampingnya. Ia menyiramkan air tersebut ke tubuh Zeya.

Zeya sudah tak bisa menahan napasnya. Ia pun mencoba untuk melawan, meminta agar Karina menghentikannya. "Ma udah ma, Zeya salah, Zeya minta maaf."

Tapi nihil. Mendengar hal tersebut, amarah Karina semakin membuncah.
Ia kemudian membenturkan kepala Zeya ke dinding di sebelahnya dengan keras. Zeya hanya bisa meringis melihat darah dari dahinya menetes ke air yang ada di bak air itu.

"Diem gak! Gausah ngerengek! Kamu emang seharusnya di giniin!" Ucap Karina sambil menekan kepala Zeya dan menjambak rambut Zeya.

Percuma. Zeya tak bisa memberontak. Ia tau betul jika berani memberontak ia akan mendapatkan masalah yang lebih dari sebelumnya.

Melihat air yang berada di bak semakin penuh , ia pun menarik rambut Zeya dan menekan kepala Zeya kedalam bak  yang hampir penuh dengan air.

"Burlpppp," Zeya yang tak siap dimasukan ke dalam air pun kesulitan bernapas.

Karina menarik rambut Zeya dan menekan kepala Zeya ke dalam air kembali. Ia melakukan hal tersebut secara berulang ulang.

Zeya yang menahan sakit di kepalanya serta kesulitan bernapas. Akhirnya ia pun tak sadarkan diri.

Karina yang melihat tersebut merasa biasa saja. "Cih dasar lemah!"

Ia menyeret tubuh Zeya yang sangat ringan itu ke samping bak. Tak lama setelahnya ia pun meninggalkan Zeya yang tengah tak sadarkan diri.

Tepat jam 21.00. Zeya sadarkan diri di tempat yang masih sama. Ia pun berdiri dan keluar. Ia berjalan ke arah lemari bajunya dengan kaki yang tertatih.

Setelah ia mengganti pakaian, ia langsung merebahkan dirinya di ranjang.
Ia rasa, ia mulai demam dan menggigil.

Jujur ia lelah dengan keluarganya sekarang. Zeya bingung apa salah Zeya sehingga ia harus menerima perlakuan itu dari ibu tirinya.

Tak lama kemudian ia memejamkan matanya dan beralih menuju ke alam mimpi.

______

Seminggu kemudian ia dan Agatha mulai masuk ke sekolah barunya.

AZYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang