Fourteenth

681 50 4
                                    

REGANTA
REGAN || SHANA

a novel by
hasnashabilaf

Selamat membaca!

Don't forget to vote, comment, and share!

---oOo---

"Gimana caranya supaya cepet kaya ya?" Arsen mengangkat kaki di atas meja dan menatap langit-langit.

"Mau cepet kaya?" Arsen mengangguk atas ucapan Marco.

"Ngepet sana! Entar gue yang jaga lilin. Dijamin gak akan padam sampai lo ngejarah satu kampung!"

"Beneran?" tanya Arsen tertarik, dia bahkan menurunkan kakinya dan mencondongkan tubuh ke arah Marco.

"Yoi, tapi kalau gue ketiduran dan lo ketangkep warga jangan bawa-bawa nama gue ya."

"Bajingan!"

Marco tertawa terbahak-bahak, Fadil di sampingnya ikut tertawa seraya memukul-mukul bahu Bryant, membuat cowok itu tersedak kopi yang sedang diminumnya.

"Mau punya duit banyak? Kerjalah! Noh, tantang si Yasfa, dia belum dapet lawan tanding dari sore," ucap Fadil disela tawanya.

Arsen bergidik melihat Yasfa yang berdiri disisi arena, tidak lama lagi cowok itu mungkin akan menantang asal siapapun yang ada di tempat ini karena tidak sabar menunggu.

"Ogah. Dari perbandingan badan gue sama si Yasfa aja udah jelas gue bakal kalah."

"Cemen," komentar Bryant yang langsung menusuk tepat di hati Arsen. Bryant selama ini jarang berbicara, tapi sekalinya mulut cowok itu terbuka, kata-kata pedaslah yang keluar.

"Teganya...." Arsen memasang ekspresi sedih. "Walaupun gue gak sejago lo dalam berantem, gue tetep bisa bikin lawan gak berdaya. Kasih aja ponsel random, bakal gue retas dalam waktu kurang dari lima menit." Arsen membuat pembelaan.

"Pesenan lo." Regan berucap singkat dan meletakan tongkat besi milik Fadil di hadapan cowok itu.

Regan datang terlambat karena harus rapat osis dan ke markas untuk mengambil barang titipin Fadil. Dia hanya mengangguk saat Fadil berucap terima kasih dan tanpa kata mengambil satu batang rokok yang disodorkan Marco.

Regan mengambil pemantik dari saku jaket lalu membakar ujung batang candu di mulutnya. "Kalian gak maju?" tanya Regan setelah menghembuskan asap.

"Gak. Kita sengaja nunggu lo karena katanya ada pendatang baru yang mau nantang lo," jawab Fadil.

Sebelah alis Regan terangkat. "Gue? Berani amat buat ukuran pendatang." Regan tertawa meremehkan. Bukan tanpa alasan, pasalnya Regan selalu berada dalam urutan tiga besar di arena ini.

"Jangan salah, Bos. Katanya dia terkenal karena sering jadi panglima perang waktu SMP."

"Iyakah? Kok gue gak tahu?" Marco melebarkan mata. Di BEAST dia adalah informan, jadi bagaimana bisa Fadil mengetahui informasi lebih dari dirinya.

"Gan, akhirnya lo dateng!" Yasfa mendatangi meja milik anak-anak BEAST. Dia beradu kepal dengan Regan dan yang lainnya.

"Ada yang mau tanding sama lo."

"Gue udah tahu, mana orangnya?" tanya Regan tanpa basa-basi.

Yasfa menunjuk ke arah kamar mandi. "Kebelakang dulu katanya."

"Jangan bilang dia ngumpet gara-gara takut," ucap Arsen.

Regan langsung berdiri. "Panggil orangnya."

REGASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang