Sixteenth

883 71 41
                                    

REGANTA
REGAN || SHANA

a novel by
hasnashabilaf

Selamat membaca!

Don't forget to vote, comment, and share!

---oOo---

Chapter 16


Shana tidak pernah merasa setakut ini dalam hidupnya. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam kamar tempatnya disekap, dia langsung melempar lampu tidur yang terbuat dari kaca itu sebagai perlawanan.

"Arghh!"

Teriakan kesakitan langsung terdengar, membuat Anton menatap Shana dengan mata berkilat marah.

Shana tak mundur ketika langkah lebar Anton menuju kepadanya. Gadis itu bersiaga kemudian melempar bubuk putih, senjata terakhir yang dia sembunyikan, ke wajah cowok itu.

"Argg Panas!"

Anton terduduk seraya mengusap-usap matanya. Tak menyia-nyiakannya, Shana kabur melewati pintu kamar yang tidak sempat Anton tutup.

Shana takut sekali, sampai rasanya dia ingin menangis. Matanya sudah memanas dengan aliran darah berpacu cepat membuat jantung berdegup tak karuan.

Kenapa Anton menculiknya? Itu yang Shana pikirkan ketika tak sengaja melewati dinding kaca dan melihat tubuh gadis itu yang sudah tidak lagi memakai seragam.

Kenapa dia memakai baju serba putih? Dan siapa yang mengganti pakaiannya? Anton? Tubuh Shana bergetar membayangkan cowok itu menyentuhnya saat dia tidak sadarkan diri. Mungkin Shana akan pingsan jika tahu Anton telah merebut ciuman pertamanya saat di mobil.

Tap.

Tap.

Shana mendongak untuk melihat seorang pria paruh baya berjalan dengan sepatu pantopel ke arahnya.

"O-om, tolongin saya Om."

Pria paruh baya itu hanya diam dengan wajah dingin.

Brak!

Suara pintu yang di banting kasar terdengar. Shana melebarkan mata saat Anton keluar dari kamar tadi seraya menggenggam sapu tangan.

"Om lepas! Lepasin saya!"

Shana memukul-mukul tubuh pria paruh baya tadi. Tangan besar dengan urat-urat yang menonjol itu menahan tubuh Shana seolah tak membiarkan gadis itu untuk kabur dari Anton.

"Makasih Papah."

Anton tersenyum. Ah lebih tepatnya dia menyeringai setelah berhasil mendekati Shana dan membawa gadis itu dalam rengkuhannya.

Petir menyambar begitu keras, jendela yang terbuka membawa angin dingin dan sedikit tetes air hujan ke dalam rumah, meredam suara rintihan Shana yang sekuat tenaga menahan nafas agar dia tidak pingsan oleh obat yang sama, yang digunakan Anton di mobil.

"Ini yang terakhir kalinya. Gue janji gak akan ngebius lo lagi kalau semuanya udah selesai."

Shana menggeleng, sekuat tenaga masih melawan. Gadis itu mengangkat tangan kemudian menyikut perut Anton keras.

Saat pria paruh baya yang baru Shana ketahui ayah Anton, ingin menahan tubuhnya lagi. Dia segera mundur, memasang kuda-kuda dan memberikan tendangan pada dada pria itu.

BUGH!

"Papah!" Anton menahan tubuh ayahnya yang kini terbatuk. Biasanya cowok itu enggan berdekatan dengan sang ayah. Tapi setelah semua usaha pria itu untuk membawanya kabur dari kantor polisi dan memberikan tempat untuk menyekap Shana, dia luluh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REGASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang