Part 2

538 17 0
                                    

    Prilly melangkahkan kakinya menuju taman kecil di buritan sekolah. Prilly suka tempat itu karena dia menyukai bunga. Keindahan bentuk bunga Pagoda selalu menarik perhatiannya. Dan teduhnya pohon bunga kenanga di tengah tengah taman membuat dirinya selalu merasa nyaman.

    Prilly menghela nafas dalam dalam. Menghirup wangi aroma bunga Mawar membuat pikirannya selalu tenang dan damai. Sejenak dia bisa merasa jauh dari hingar bingar suara berisik anak anak lain, jauh dari pikiran pikiran yg selalu di penuhi dengan materi materi  pelajaran. Saat ini dia benar benar merasa bebas. I'm feel free....

    Di tengah keasyikannya, sayup sayup sayup terdengar suara dentingan gitar yang mengalun diantara bunga bunga yang meliuk liuk seolah sedang mengikuti nada gitar tersebut. Prilly bangkit, beranjak mengikuti alunan musik tersebut yang ternyata berasal dari bangku taman. Tampak seorang cowok tengah asyik memetik gitarnya.

    Prilly tak bermaksud mengganggu orang itu, untuk itu Prilly tak berani mendekatinya dan hanya memandangi punggungnya. Namun lantunan iramanya membuai Prilly dan tanpa sadar dia pun mulai berdendang.

    I came along
    I wrote a song for you
    And all the things you do
    And it was called yellow

    So then I took my turn
    Oh what a thing to have done
    And it was all "yellow"
    .....

   "Suara kamu bagus," puji sang gitaris di akhir lagu.

   Prilly terhenyak. Dia baru sadar, ternyata telah menyanyikan lagu itu sampai habis. Dan membuatnya lebih terkejut lagi, cowok itu ternyata Ali. Sepertinya rasa kaget selalu timbul saat pertemuannya dengan Ali yang tidak di sengaja.

    "oh.. eh.. ya??"

   "Suara kamu bagus," puji Ali lagi.

   "Be.. benarkah?! Thanks." Ucap Prilly terbata bata, antara percaya dan tidak Ali yang selama ini dingin dan jarang bicara baru saja memujinya.

    Ali menganggukkan kepalanya sekali, tanda dia membalas ucapan terima kasih Prilly.

    "Maaf.."

    Ali mengernyitkan dahinya. "Maaf untuk apa?"

    "Tadi itu nggak bermaksud mengganggu kenyamanan kamu."

    "Nggak pa pa.." Jawab Ali kemudian tersenyum.

    Oh My God! Ali tersenyum. Dia benar benar tersenyum. Senyum itu manis sekali. Ini moment langka, gumam Prilly dalam hati. Prilly speechless. Dia hanya bisa mengerjap ngerjapkan matanya. Masih tak percaya. Namun buru buru kembali menguasai dirinya sebelum Ali sadar dia sudah terpesona dengan senyum itu.

    "Em, kalo gitu aku.. duluan ke kelas," pamit Prilly.

    "OK!" balas Ali datar. Tanpa ekspresi sama sekali.

Cinta Tanpa KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang