- |0.8|

391 56 11
                                    

╙╏╙╏╙╏ᐝ ᐧᐧᐧᐧᐧᐧ ᐝ╏╓╏╓╏╓

▓▫▪▫▪↳ Pengakuan ↲▫▪▫▪▓

⇓⇓⇓


Happy Reading!

Miyamura uring-uringan. Lelaki itu mondar-mandir tidak jelas di depan Ishikawa yang melihatnya jengah.

" Miyamura, berhenti. Kepalaku pusing melihatmu jalan kesana-kemari." tukas Ishikawa sambil memegangi kepalanya.

" Tapi..." Miyamura langsung berjongkok dan menyembunyikan wajahnya yang memerah malu. " Bagaimana ini, Ishikawa? Apa yang harus ku lakukan?" tanya lelaki bertindik itu dengan resah.

Semenjak kejadian dia mencium Hinata, gadis lavender itu selalu mengabaikannya. Bahkan Melihat pun tidak mau.

Ishikawa yang tidak mengerti apa-apa, hanya menyentuh bahu lelaki itu." Aku tidak tahu persis apa masalahmu dengan Hyuuga. Tapi, sebaiknya cepat selesaikan sebelum terlambat."

Blue saphire Miyamura mengembang, dirinya sangat terharu mendengar ucapan lelaki berambut ungu itu. Memang tidak salah dia curhat kepada Ishikawa.

" Ja-jangan menatapku seperti itu, bodoh." Ishikawa memalingkan wajahnya malu karena Miyamura memandangnya seperti anak kucing.

" Arigatouu Ishikawa~" balas Miyamura senang.

. ¦. ¦. ¦. ¦. ¦.

Hinata mempercepat langkahnya keluar kelas, dia mengacuhkan Miyamura yang terus memanggil namanya.

Jangan menoleh, Hinata! Batin gadis itu.

" Hinata-san! Tunggu!"

Anak tunggal Miyamura itu mengejar gadis lavender yang semakin menjauhinya.

" Toru, mereka kenapa?" tanya Yoshikawa sambil mengawasi kedua orang itu dari dalam kelas.

" Sepertinya mereka lagi berantem ya? Ayo kita lihat!" ajak Hori dengan mata berkilat. Ishikawa yang melihat keantusiasan mantan cinta pertamanya itu hanya menggeleng lemah. Akhirnya, ketiga orang itu mengikuti Hinata dan juga Miyamura dengan cara mengendap-endap.

" Hinata-san! Tolong dengarkan aku dulu!" seru Miyamura sambil berusaha menghentikan gadis mungil itu. Meski Hinata sama sekali tidak menggubris ucapannya.

Lelaki itu mengepalkan tangannya, dengan satu sentakan. Miyamura berhasil menarik tangan Hinata dan memojokkannya ke dinding. Tindakan yang dilakukan Miyamura tentu saja membuat Hinata terkejut, dia memalingkan wajahnya merona malu.

Sedangkan sang pelaku, justru salah fokus menatap gadis itu. Di matanya, Hinata saat ini begitu manis dan seksi secara bersamaan.

"Kyaaa—" Yoshikawa menutup mulut Hori yang hampir merusak suasana romantis kedua manusia itu.

" Hori! Sssttt!!"

Hori, Ishikawa dan Yoshikawa sedang bersembunyi di balik tembok tidak jauh dari tempat mereka. Ketiga orang itu merasa gugup sendiri melihat Miyamura yang biasanya polos kini berani melakukan kabedon pada seorang gadis.

Balik ke adegan Miyamura. Lelaki itu melepaskan tangannya yang mengunci tangan mungil gadis manis yang telah membuatnya gila. Sebagai gantinya, dia memeluk tubuh mungil Hinata dengan erat.

" G-gomen..." gumamnya dengan menyembunyikan wajahnya yang memerah di bahu Hinata.

Mou~kenapa laki-laki ini imut banget, Kami-sama... Bagaimana bisa aku berlama-lama mengabaikannya.. Keluh batin Hinata...

Gadis manis itu mencoba melepaskan tubuh Miyamura darinya, namun nihil. Ini pertama kalinya Hinata di peluk seerat itu oleh lelaki.

Miyamura yang merasa ganjil dengan sesuatu di bawahnya, langsung menghentikan tangan Hinata yang memukulnya. " J-jangan bergerak, Hinata-san." pinta lelaki itu.

" Tolong, biarkan seperti ini dulu..." lelaki bertindik itu menatap mohon ke arah Hinata yang diam. Gadis itu menelan ludahnya, wajahnya ia buang ke samping karena merasakan sesuatu menekan pangkal pahanya.

Uuggh, sial! Bagaimana bisa Miyamura melakukan hal ini kepadanya?!

" Hinata-san, maafkan aku." ujar Miyamura yang semakin mengeratkan dekapannya. " Aku tahu, aku salah. T-tapi... Itu ku lakukan atas kehendakku sendiri. A-aku tidak menyesal melakukannya, Hinata-san." jelas lelaki itu dengan jantung yang berdisko ria.

Deg!

Mendengar perkataan lelaki itu membuat mata jernih Hinata berkaca-kaca. Bibirnya bergetar dengan wajah yang merah padam.

" H-HENTAII!" Hinata meninju pelan perut Miyamura. Melampiaskan rasa malunya yang di ujung batas.

Bibir lelaki itu tersenyum kecil, merasa lega karena gadis itu membalas pelukkannya.

" Gomen... Habisnya a-aku tidak tahan melihat Hinata-san yang semanis ini." kejujuran Miyamura semakin membuat Hinata salah tingkah.

Lelaki itu menghirup harum lavender yang menguar dari tubuh gadis di dekapannya. " Ja-jadi?" tanyanya yang menciptakan kerutan halus di dahi Hinata yang bingung.

" Apa?"

Miyamura menjauhkan tubuhnya, dia menunduk tidak berani menatap gadis yang kini tengah merona hebat.

" Hinata-san sudah memaafkanku, kan?" Miyamura tersenyum simpul.

Melihat senyuman polos di wajah lelaki tampan itu, Hinata menarik kerah seragam Miyamura cepat.

" BAKA!!"

Hinata membawa Miyamura dalam ciuman singkatnya. Lelaki itu tersenyum tipis melihat Hinata memejamkan matanya.

" Aww!!!" suara ringisan refleks keluar kala Hinata menggigit bibirnya sedikit kuat.

" Hukumanmu! Wleeeekkk!!" gadis manis itu menjulurkan lidahnya dan berlari meninggalkan Miyamura yang menyentuh bibirnya yang sedikit berdarah.

" Hinata-san, jangan tinggalkan aku!"

Setelah moment romantis itu, ketiga orang yang sedari awal mengintip di balik tembok segera menutup hidungnya bersamaan. Ada sedikit cairan merah keluar akibat adegan manis kedua orang yang tengah kejar-kejaran sekarang.

" Kalian bertiga sedang apa?" tanya seorang laki-laki bersurai hijau yang baru saja datang dari arah belakang mereka.

" Shu, ini bahaya..." Ishikawa menjawab dengan menoleh patah-patah. Begitupula dua gadis di sampingnya yang tak kalah membuat lelaki yang dipanggil Shu itu terkejut.

" Heee!! Kalian kenapa menangis?!!"

Hori, Yoshikawa dan Ishikawa menjawab serempak.

" Mereka berdua manis banget!!!!"



















-Finish-

Hohohoo! Watashi like Hime barbar macam ini🌚 abaikan sesuatu yg ada di bawah Miyamura bwahahaa!

𝐋 𝐔 𝐕'♡︎ (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang