- |0.2|

446 61 14
                                    

╜╏╜╏╜╏ᐝ ᐧᐧᐧᐧᐧᐧ ᐝ╏╓╏╓╏╓

▓▪▫▪▫↳ Sisi lain: Hyuuga Hinata ↲▪▫▪▫▓

⇓⇓⇓

Happy Reading!

- Hinata POV-

Amesthysku tidak sengaja bersibobrok dengan blue saphire bagai dasar lautan sore itu. Aku mencoba mengabaikannya karena saat ini ada yang lebih penting.

Mataku menyipit tidak suka saat melihat pemandangan yang merusak mata itu. Seorang preman yang memeras anak kecil, huh?!

Menggelikan sekali.

Aku memacu kakiku untuk segera menghampiri pria itu kala melihat tangannya siap memberikan pukulan pada anak kecil yang malang itu.

Tanpa ku sadari tubuhku bereaksi dengan menghalangi tangan pria bongsor itu, dan akhirnya pipiku yang menjadi korban.

Ugh, sial! Panas! Batinku.

Mengacuhkan rasa panasnya dipipi kananku, aku menatap nyalang preman yang terlihat sedikit terkejut. Untung saja, aku yang terkena tamparan keras itu. Bayangkan betapa sakitnya kalau pukulan itu mengenai anak kecil yang kini gemetaran ketakutan di belakangnya.

Cihh! Pengecut!

Sepertinya kedatanganku yang tiba-tiba seperti pahlawan dalam televisi menyulut emosi pria itu. Baguslah, kalau begitu aku tidak perlu menahan diri untuk menghancurkan tubuh besarnya itu. Tapi, setidaknya aku masih mempunyai sedikit rasa manusiawi dengan mencoba memperingatinya.

" Haah?!! Berani sekali kau menggangguku, jalang!"

Jalang??!

Oh, paman jelek. Kau sungguh sangat sial mengatakan kalimat laknat itu kepada gadis yang menjuarai bela diri judo tingkat nasional.

Perempatan siku tercipta di kepalaku melihat keras kepalanya preman itu. Menunggu kesempatan saat pria itu akan mendorong tubuh kecilku, aku sedikit menghindar tapi tanganku langsung mencengkram lengan besar itu dan memelintirnya. Meski tubuhku lebih kecil, bukan berarti kekuatanku bisa di remehkan, eh.

Tangan kananku mendorong leher pria itu sampai semua tubuhnya terjatuh ke tanah.

Fyyuuh~ aku menang hahaa!

Aku pura-pura memasang wajah paling menakutkan karena telah berani mencelakai diriku dan anak kecil manis itu.

" Jangan sekali-kali menyentuhku dengan tangan kotormu, bajingan! Cukup satu tamparan saja yang ku maafkan." mulutku mencoba mendesis tajam agar ancamanku mempan. Biasanya sih aku melihat kejadian ini di tv, hahaa!

Ku lihat, pria itu sedikit ketakutan. Untuk mengakhirinya, aku memasang seringaian yang sebenarnya baru ku coba sekali ini, hohoo~

Beruntungnya aku memakai high heels milik ibu. Agar peristiwa ini menjadi kenangan manis untuk preman jelek itu, dengan sengaja aku menginjak lehernya dan sedikit menekan hak runcing itu tepat di tengah tulang lehernya.

Ugh, sebenarnya aku tidak tega sih. Tapi ekspresi pria itu cukup menghibur hehee...

Akhirnya aku melepaskan tangan dan kakiku dari tubuh preman besar itu yang langsung lari ketakutan. Aku tertawa dalam hati melihat betapa pengecutnya pria itu yang berani hanya dengan anak kecil. Setelahnya, aku tersadar dari rasa puasku setelah mengalahkan preman itu saat mendengar tangisan bocah malang di belakangku.

Aku mencoba menenangkannya dengan mengelus surau blondenya yang halus. Bibirku membentuk kurva lengkung yang biasanya jarang aku perlihatkan.

" Yosh! Tenanglah, sudah tidak apa-apa.." Ucapku dan betapa leganya kala melihat wajah kecil itu menatapku polos dan ucapan terimakasih yang membahagiakan hatiku.

" Sama-sama. Sekarang pulanglah."

Setelah mengatakan hal itu, anak kecil itu meninggalkanku dengan melambaikan tangannya yang kecil. Tanpa di sadari aku menyunggingkan senyuman lebar sebelum mataku terpaku oleh sesuatu yang berada cukup jauh dari tempatku berada.

Gawat! Ada yang melihatku!

Aku balas menatapnya. Sepertinya lelaki itu terlalu fokus melihat ke arahku sampai aku berjalan ke arahnya saja dia tidak sadar.

Ppfftt! Lucu banget!

Kakiku terus berjalan ke arahnya, hingga tepat di depannya mataku sedikit memicing.

Mulutku bersuara, " Kau siapa?"

Dari reaksi yang ku tangkap, pria itu benar-benar terlarut dalam lamunannya.

Terpesona, eh?

" Aduduhh! I-ittai!"

Rasanya aku ingin tertawa melihat betapa kalapnya pemuda yang memiliki anting di kedua telinganya itu sampai harus menabrak tong sampah di depannya. Preman, kah? Atau anggota band? Atau malah warga biasa? Batinku bertanya-tanya.

" Ehh? Etto.... "

Um, suaranya cukup halus untuk seukuran lelaki yang penampilannya jauh berbeda dari sikapnya. Entah kenapa, aku ingin sedikit menjahilinya hihihii...

Aku tahu lelaki itu adalah lelaki yang baik dan cukup—

—tampan menurutku, uppss.

Tanpa ku sadari aku menyentuh surai hitamnya dan membuat lelaki itu terkejut ke arahku.

" Kau—"

Oh sialnya, mulut manisku ini.

" —preman mesum!"

Setelah ucapan itu, aku langsung meninggalkannya terburu-buru sambil menutup wajahku yang merona.

Si-sial! Padahal aku mau bilang dia lucu huhuu~

Sebelum benar-benar meninggalkannya, aku sempat menoleh ke belakang dan bibirku menarik seringaian tipis melihat lelaki yang tidak ku ketahui namanya itu diam tak berkutik seakan terkena mantra kutukan.

Uuh, maaf.....

-POV end-

Hinata menatap dua lelaki yang berada di atas atap itu dari kursi di bawah pohon yang ia duduki. Dia tidak menyangka, lelaki yang ia panggil mesum dengan sengaja ternyata adalah siswa sekolah biasa. Bibirnya tersenyum simpul sambil memandang lurus lelaki penyendiri itu. Gadis itu tidak mengetahui lelaki yang di maksud—Miyamura sampai menggigil ketakutan gara-gara kesalahpahaman kemarin sore.

Miyamura Izumi.

Hum, cukup menarik. Seringai batinnya.
















-TBC-

𝐋 𝐔 𝐕'♡︎ (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang