[ 9. frekuensi kala senja ]

82 12 0
                                    

sembari memainkan telepon genggamnya, perempuan itu berjalan santai condong gontai menuju satu ruangan di sebelah kelas xi mipa 1. ini sudah pukul lima sore, teman-temannya sudah pulang sedari tadi, namun urusan kepengurusan osis membuat shuhua tertahan di sekolah lebih lama dari biasanya.

ia membuka pintu ruangan yang tertutup rapat. lalu dengan mata yang tetap terfokus pada layar, shuhua berjalan menuju sofa dan mendudukan diri disana.

"yang lain kemana, hwa?"

mata shuhua terbelalak seketika, mengedarkan pandang dan menemukan sosok zidane hwall yang berada di salah satu kursi rapat.

"hah" respon shuhua.

zidane tertawa kecil. "yang lain kemana?"

"oh, masih di aula. gue izin." jawab shuhua, sekenannya.

hening lagi setelahnya. hubungan antara shuhua dan zidane memang tak bisa dibilang akrab apalagi dekat meskipun berada di kelas yang sama —bahkan, terhitung sebagai kelas yang solid, juga berada di kepengurusan osis selama dua tahun berturut-turut. mereka hanya berperilaku sebagaimana teman kelas pada umumnya.

kejadian payung beberapa waktu lalu juga tak berdampak banyak pada hubungan mereka, kecuali di awal-awal, anak kelas meributkan hal tersebut dan membuat banyak teori jika shuhua dan zidane punya hubungan khusus. lalu capek sendiri karena tak ada respon dari yang bersangkutan.

memang sih, shuhua tak menampik jika kejadian tersebut membuatnya risih karena selalu terserang salah tingkah jika berada di dekat cowok itu. padahal nih ya, apasih yang bisa diharapkan dari cowok super lempeng kayak zidane?

"kok bisa izin sih?"

"tadi siang gua dispen latihan lomba buat cheers kan, lo juga tau kali? berasa kayak nenek-nenek gua. capek."

"oh iya, kapten cheers kan lo?"

shuhua hanya mengangkat bahu, semua orang tahu.

"lo sendiri kenapa disini?"

"lagi ngedit video pensi, nih. buat di upload nanti."

senyum shuhua langsung terbit, ia langsung bangkit dari duduknya. lupa seketika dengan nyeri punggung yang membuatnya mirip seperti lansia.

"gokil! liat dong!" seru sang gadis.

"sini," balas zidane sambil tersenyum.

shuhua mendekat ke samping zidane, lalu mengintip layar laptop yang menampilkan video yang tengah di edit. melihat antusias shuhua, zidane memutar bagian yang sudah ter-edit dengan epik. mata cewek itu seperti mengkilat.

"ih anjir bagus banget, bentar lagi kelar ya?"

"kayaknya sepuluh atau limabelas menit lagi juga selesai deh, hwa."

"yakin lo? gue tungguin deh, mau lihat hasilnya."

"yakin."

cewek itu kemudian duduk di samping zidane, melihat bagaimana jari-jari lelaki itu dengan lincah mengedit pecahan-pecahan video. beberapa menit melihat proses itu, rasa bosan menyerang. membuat shuhua akhirnya memutar lagu agar suasana tak jadi canggung seperti detik-detik awal.

langit dan laut saling membantu
mencipta awan hujan pun turun

"lo tahu salah satu hal paling memalukan yang pernah gue lakukan dalam hidup gue?" tanya zidane, sembari matanya tak beranjak dari layar laptop.

shuhua membaringkan kepala diatas meja, lalu menatap cowok itu. "apa?"

ketika dunia saling membantu
lihat cinta mana yang tak jadi satu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

dulu kita masih sma | millenium sqTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang