POV. ARUMIKA
Hari ini adalah hari yang cukup memberiku kekuatan tersendiri. Hari ini adalah hari dimana aku mulai kebali mengajar anak-anak. Cukup membuatku rindu dengan mereka semua, anak-anak itu tanpa sadar membuatku belajar akan sesuatu dari mereka tanpa mereka sadari satu persatu.
Tidak menutup kemungkinan kalau aku sedang memikirkan seseorang dari keluarga Keantano. Sean Alvaro Keantano, dia adalah orang yang membuatku dilema terhadap diriku sendiri. Apa yang sebenarnya terjadi antara keluargaku dan juga dari keluarga keantano? hatiku bertanya-tanya tentang hal itu.
Kak Lintang? bahkan seolah-olah memberiku teka-teki, sedangkan Jimiin? seolah-olah dia enggan memberiku penjelasan yang jelas terhadap masalah ini. Tidak menutup kemungkinan dia tau masalah ini.
"Assalamu'alaikum umi Langit." sapa anak muridku yang bernama Ciko yang sedang tersenyum lembut denganku
"Wa'alaikumussalam anak umi Langit." jawabku sambil mengusap kepalanya lembut
Dia hanya tersenyum manis dan setelah itu, perkataannya membuatku cukup kaget "Umi lagi ada macalah ya?" tanya nya
Aku terdiam sesaat lalu menggelengkan kepalaku seakan-akan memberikan isyarat bahwa aku dalam keadaan baik-baik saja. "Umi belbohong ya?" tanya nya dengan menyelidik
Lagi-lagi aku cuma bisa terdiam. "Umi, uminya Ciko itu kuat kok, umi yang cabar ya. Di balik kecucahan pacti ada kemudahan, yang penting umi ihklac dan tabah yaa."ujar anak kecil itu sambil tersenyum manis dan memegang tanganku seolah-olah memberiku semangat lewat tangannya itu
Tanpa sadar air mataku menetes, "maafkan umi." ujarku namun kedua tangannya yang mungil itu menangkup kedua pipiku dan dia juga menghapus air mataku yang sempat menetes itu "Umi Langit olang yang kuat kok. Ciko tau itu umi."ujarnya
Lagi dan lagi aku belajar dari anak muridku sendiri, bahwa kita tida boleh menyerah pada keadaan yang mendesak. Amarah dan keegoisan tidak boleh ikut andil dalam suatu permasalahan. Kedua perkara itu menyebabkan penyakit hati yang sangat sulit di sembuhkan.
Ada satu cara yang mungkin bisa merubah sifat orang seperti itu, contohnya sepasang kekasih yang di mabuk asmara. Namun bedanya meraka saling mengingatkan satu sama lain, hubungan mereka di uji karna salah satu teman dari cowoknya itu menyukai cewek dari si cowok itu.
Dia melakukan segala cara sampai-sampai alat komunikasi mereka di retas. Saat si cewek berkata dengan teman si cowoknya, teman cowoknya hanya berkata, gue cemburu liat loe terlalu sayang dengan cowok loe itu. Namun si cewek tahu, kalau apa yang di lakukan oleh teman cowoknya itu adalah perasaan marah, iri dan egois. Hanya doa, serta ucapan nasihatlah yang bisa dia lakukan untuk menyadarkan teman si cowoknya itu.
Hanya dengan cara itulah yang bisa di lakukan oleh si cewek itu. Dia yakin bahwa suatu saat akan ada orang yang bisa merubah sifat temannya si cowoknya itu..
DI LAIN SISI
Tatapan bisa di tebak oleh orang yang memiliki ke pekaan yang kuat, lihatlah cahayaku meneteskan air matanya di hadapan anak muridnya sendiri. Aku sudah mengetahui dia masih meraba informasi yang bagaikan teka-teki itu, apa yang bisa aku lakukan saat ini hanya berdoa dan terus berharap semoga baik-baik saja.
Aku hanya berharap kita bisa di satukan denagn skenario yang indah, aku mencintainya. Tanpa sadar dia menggiringku agar aku ingat dengan tuhanku, dia di kirim tuhan untuk menggiringku menjadi yang lebih baik lewat perantara Bara.
Bicara tentang Bara? aku baru saja mengantarnya ke sekolahannya itu. Dia masuk dan langsung bertemu oleh guru yang membuatku merasakan arti pulang yang sesungguhnya. Seperti biasa dia langsung memeluk gurunya itu dengan semangatnya yang membuat guru itu tertawa gembira. Namun, setelah Bara masuk ke dalam kelasnya ada seorang anak kecil yang berbadan gempal yang memberi salam dengannya.
Entah apa yang di katakan anak kecil itu, sampai-sampai cahayaku meneteskan air atanya, aku ingin sekali menghapus air mata itu. Namun aku sadar, belum saatnya. Aku juga melihat ttapan anak itu penuh selidik dan dia juga yang membuat cahayaku kembali rileks walau aku tau itu hanya bertahan untuk beberapa waktu.
Tidak akan lama lagi sayang, kita akan berjuang bersama, karna kita berhak bahagia. batinku dan kemudian aku berbalik arah menuju mobilku yng sedang terpakir rapi dekat sekolah Bara itu. Kemudian berlalu pergi meninggalkan sesaat cahayanya itu.
Tatapan tidak bisa berbohong dengan apa yang kita rasakan..
Tatapan itu bisa memberikan jawaban apa orang yang lain ingin ketahui..

KAMU SEDANG MEMBACA
ARUMIKA
General FictionNamaku, Arumika Cinta langit. Keluargaku memanggilku dengan sebutan Rumi dan sahabatku memanggilku Arum. "Sayang, izinkan aku bersamamu." Ujar laki-laki itu "Luluhkan hati tuhanku, maka kamu akan mendapatkan apa yang kamu mau." Ujar seorang gadis mu...