MAHASISWI UNIVERSITAS SWASTA BANDUNG

21 13 0
                                    


Aku kembali hidup normal dan sudah beberapa bulan tidak ada sosok yang menggangguku rasanya hidupku lebih tenang. Lalu aku bergegas pergi ke kampus untuk memberikan tugas makalah yang sudah ku buat kemaren lusa. Hari ini waktu terasa begitu panjang, aku lihat jam ditanganku menunjukkan pukul delapan malam karena besok banyak buku yang harus aku kembalikan pada perpustakaan maka aku terpaksa harus pulang malam ini. Biasanya jika pulang kemalaman aku menginap di kosan adik tingkatku, aku menyebrang jalan dan menunggu angkutan umum yang mengarah kerumahku.

Setelah menunggu berabad-abad akhirnya angkutan umum itu datang dan aku masuk menaikinya. Satu jam berlalu aku sampai dirumah dan segera membersihkan badan lalu membuka laptop. Aku membuka halaman demi halaman buku didepanku dan sialnya aku lupa untuk mengetikkan teori untuk besok pagi, kebetulan pada saat itu aku menjadi asisten dosen. Aku mengerjakan sampai tuntas.

Hoamm...menutup mulutku yang terus menguap karena mengantuk, lalu melihat jam di ujung kanan laptoku.

" Jam 2 pagi". kataku dalam hati.

Laptop aku matikan dan menarik selimutku untuk tidur tapi, entah kenapa aku tidak bisa tidur lima menit sekali aku selalu membukakan mataku. Lalu saat mataku mulai mengantuk aku melihat kearah lemari ada seseorang dikamarku tapi, sosok itu hanya hitam tidak terlihat jelas oleh mataku tiba-tiba saja terdengar suara:

" Tolong aku". terdengar sedikit serak. suaranya begitu halus.

Aku terbangun dan mendekatkan wajahku ke sosok itu, karena rasa ngantukku mengalahkan rasa takut akhirnya aku kembali tertidur.

Pukul delapan aku mengirimkan teori yang ku ketik tadi malam setelah itu aku menyalakan tv di ruang tengah, tak lama handphoneku berdering. Aku membuka message dan melihat group, mataku kaku mulutku tak bisa mengeluarkan suara dan jantungku berdetak kencang. Entah kenapa rasanya seperti ada kaitannya dengan sosok yang tadi subuh aku lihat dikamar. Aku melihat foto itu begitu tragis, seolah-olah korban dibuat seperti bunuh dri. Mahasiswi itu ditemukan dalam kondisi seluruh tubuhnya sudah membengkak, janggalnya posisi ia meninggal berdiri dan lehernya terlilit kain hordeng. Aku melihat matanya yang bengkak,

"Biru." kataku lagi.

Aku segera menggelengkan kepala, lagi-lagi aku menebak hal yang belum pasti. Berita tewasnya mahasiswi itu memenuhi kepalaku tapi, aku menolak mengakui bahwa perempuan itu telah bunuh diri. Entah kenapa aku merasa yakin bahwa ia telah di bunuh dan semalam ia mendatangiku untuk memberitahuku bahwa ia tewas bukan bunuh diri melainkan dibunuh seseorang. Aarghhhhhh....entahlah aku tidak tahu...

Aku memejamkan mataku, mencoba berkonsentrasi untuk berkomunikasi dengan perempuan itu.

" Maaf saya gabisa bantu, kamu lebih baik pergi dan cari orang lain yang bisa bantu kamu." kataku menolak baik-baik.

Seharian ini aku lebih banyak diam, aku merasa-rasa apakah tadi amlam hanya mimpi atau memang benar bahwa ia datang untuk meminta tolong kepadaku. Aku masih diam dengan handphone ditanganku yang aku sesalkan aku tidak bisa membantu perempuan itu. Jika pun aku datang kesana siapa yang akan mempercayaiku?

Dengan berat hati aku menolak menolongnya dan lebih memilih mendoakannya. Al-Fatihah.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Story of a Woman (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang