TUJUH

191 24 4
                                    

PP's POV

Kaku rasanya untuk berjalan. Sudah kesekian kali aku melakukan terapi. Namun, tidak ada hasil sama sekali

"Ibu, aku sudah lelah.. aku ingin istirahat" Keluhku sambil menjatuhkan tubuhku ke rumput hijau itu

"Jangan istirahat dulu, kau bahkan belum sampai lima langkah. Ayo! Hari ini targetmu adalah sepuluh langkah, Pipii! Ingat temanmu itu, pasti dia sangat sedih saat melihat kau bermalas-malasan seperti ini" cerewet ibuku

"Haish! Baiklah!! Tapi setelah ini ibu harus membelikanku tas CELINE terbaru!!"

"Okey..! Asalkan kau mau latihan keras hari ini, ibu akan membelikanmu tas dengan model yang paling terbaru" janji ibu padaku. Aku langsung bersemangat lagi

Aku mencoba mengangkat tubuhku dengan bertumpu pegangan kursi roda milikku

Tap.. tap.. tap..

Baru tiga langkah saja tubuhku sudah mulai lelah. Ahh aku seperti bayi sekarang

"Ayoo semangat...! Tujuh langkah lagi sayang.. kau pasti bisa...!" Teriak ibuku dari kejauhan memberi semangat kepadaku

Tap.. tap.. tap..

Aku mencoba berjalan lagi. Enam langkah sudah aku lalui. Sekarang tinggal empat. Ayoo semangat kakiku..! Kau pasti bisa!!

Bruk!

"Aishhh!" Aku merintih saat lututku terkena batu saat terjatuh

"Kau tidak apa-apa!? Astaga lututmu berdarah! Biar ibu memberimu obat merah" ibuku mengkhawatirkan lututku yang berdarah dan menuju ke dalam rumah untuk mengambil obat merah

Tak lama ayahku pulang dari kantornya dengan membawa sebuket bunga mawar merah dan kue dengan lilin warna-warni yang tertancap disana

"Kenapa ayah membawa-"

"Sst! Diam dulu. Ayah ingin memberikan ibumu kejutan ulang tahun" bisik ayah

Astaga aku lupa jika hari ini adalah hari ulang tahun ibu

Aku mengangguk paham dan diam sambil tersenyum

"Selamat ulang tahun sayang!!" Teriak ayahku mengangetkan ibuku yang sedang membawa obat merah

Aku tertawa gemas saat ibuku terkejut dan langsung memeluk ayah, romantis.

"Tiup lilinnya!!" Seruku sambil bertepuk tangan

Lalu ayah dan ibu meniup lilin bersama





Malamnya ayah dan ibu keluar untuk makan malam special. Aku hanya sendiri dirumah

Aku mengambil mawar merah pemberian ayah untuk ibu di meja ruang tamu

Bunga itu mengingatkanku padanya

"Bagaimana kabar kebun cantikmu? Apa kau merawat mereka dengan baik?" Aku berbicara sendiri dihadapan bunga yang ku pegang

"Hari ini ibuku ulang tahun dan ayahku memberi kejutan. Kau tahu? Saat mereka meniup lilin bersama, tiba-tiba aku teringat denganmu. Aku rindu"

"Sudah satu bulan ini kita tidak bertemu, apa hari itu adalah hari terakhir kita? Jahat sekali, kau bahkan sudah mengambil first kiss ku!!"

Aku sudah lelah berbicara sendiri. Lebih baik aku tidur

Aku meletakkan kembali bunga itu di tempat semula, lalu aku mendorong kursi rodaku menuju kamar

Aku membaringkan tubuhku dengan hati-hati, seperti biasa sebelum aku tidur aku suka membayangkannya. Seperti berciuman, berlari di pantai bersama, ahh indahnya dunia halu.



Author's POV

Angin segar menerpa wajah cantik seorang PP Krit, matanya masih terpejam menikmati sejuknya udara di taman bunga itu

Tunggu!

Taman bunga?

PP melihat dengan jelas. Taman bunga ini adalah tempat dimana ia dan Billkin terakhir menghabiskan waktu bersama

"Billkin..?"

"BILLKIN!!" Panggil PP dengan suara sekeras mungkin

PP berlari dari ujung ke ujung. Namun ia tidak menemukan seseorang yang ia rindukan

PP mulai putus asa, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia menangis dengan keras. Hingga tak lama setelahnya ada bibir hangat yang menyentuh kening mulusnya

Badan PP gemetar, pelan-pelan ia mengangkat kepalanya, ingin melihat siapa yang datang kepadanya secara tiba-tiba

"Aku disini.." ucap seseorang dihadapannya. Iya, Billkin lah yang mencium keningnya

Badan PP limbung, dengan cepat Billkin menahan badan PP agar tidak jatuh

Mata mereka saling bertatapan dalam waktu yang lama. PP bisa melihat netra Billkin yang menggambarkan betapa rindunya ia kepadanya

"Aku merindukanmu" ucap Billkin sambil membelai lembut wajah PP

Kedua tangan PP bergerak menuju pundak Billkin, ia mencoba bangun dari tangan kanan milik cintanya yang sedari tadi menopang badannya, dan langsung memeluk badan yang lebih besar darinya itu.

"Kemana kau selama ini?"

"Maaf, aku telah membuang waktumu hanya karena urusan rindu" ucap Billkin lirih

PP merindukan suara ini, suara lembut yang mengalun halus di telinganya

"Aku disini ingin mendengar cerita mu"

PP menggeleng

"Jangan marah, maafkan aku"

"Ibuku bilang kau akan segera kembali. aku selalu menunggu moment itu. Satu bulan itu lama sekali, aku kira kau melupakanku" ucap PP sambil terisak di pelukan Billkin

"Bagaimana aku bisa melupakan cinta pertamaku? Kau akan selalu ada disini, dihatiku. Aku tidak akan pernah melupakanmu. Aku mencintaimu, sangat"

Billkin mencium keningnya lagi untuk kedua kalinya. PP tidak bisa berkata apa-apa. Ia terlalu bahagia sekarang

Bisakah kau pergi bersamaku? Aku ingin kau berada disisiku setiap waktu

"Jangan menangis, kau jelek jika begini" bujuk Billkin

"Tidak apa, setidaknya jika aku tidak menangis aku akan kembali tampan, tidak seperti dirimu" Lihat, PP sangat munafik. Billkin mengernyit

"Kau berbohong!"

"Aku tidak!"

"Jika kau mengatakannya lagi akan ku cium bibirmu"

"Aku tidak aku tidak aku hmpph-!"

PP terkejut saat bibir itu menyentuh bibir manisnya, PP memejamkan matanya dan mulai mengikuti permainan kekasihnya

Tanpa sadar air mata PP menetes kembali

Apa kau bersedia jika aku mati dan menemanimu disini? Billkin, I hope you are my first and last love







"HAHHH!!"

PP membuka matanya, wajahnya penuh dengan keringat, napasnya terengah-engah. Ia melihat tubuhnya yang masih tertutup selimut. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang sebenarnya tadi terjadi

"Aku, melupakan namanya-

Lagi"





to be continue



MIRACULOUS | BKPP (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang