SEPULUH (END)

332 20 4
                                    

Indah pada waktunya










Dia pergi. Meninggalkan semuanya

Meninggalkan orang tuanya, teman-temannya, semuanya

Dan berakhirlah disini

Ditempat ia dan orang asing itu bertemu

Udara khas yang mengingatkan kembali kejadian terakhir ditempat itu

Dimana ia dan si orang asing saling menggenggam tangan untuk kembali ke dunia nyata, berharap akan bisa hidup bersama-sama layaknya manusia biasa

Namun takdir berkata lain

"Aku kembali?"

"Ya, kau kembali. Ke tempat yang seharusnya" jawabnya

"Aku sudah mengingatmu sekarang. Kau tahu itu kan?"

"Ya, itu sebabnya kau berdiri disini. Mari kita memulai semua dari awal"

"Tentu"

"Bisakah kita mengucapkan janji di tempat favoritku?"

"Mengucapkan janji? Apa kita akan menikah?"

"Kau bersedia?"

"Tidak ada seorangpun disini. Dan kau milikku"

Mereka pun tertawa bersama dan berlari kecil menuju tempat yang dimaksud

Sampailah mereka di atas tebing tinggi yang menampakkan indahnya samudra, ditambah dengan warna matahari terbenam yang begitu mendukung suasana senja

"AKU, BILLKIN PUTTHIPONG ASSARATANAKUL. BERJANJI AKAN MENJAGA PP KRIT AMNUAYDECHKORN SEMAMPU JIWA, DAN RAGAKU, DAN-"

"AKU, PP KRIT AMNUAYDECHKORN. BERJANJI AKAN MENDAMPINGI ORANG BODOH DIHADAPANKU, SEMAMPU JIWA DAN RAGAKU."

"Kau memanggilku.. bodoh?" Tanya Billkin sambil melotot

"Iya, kau bodoh. Kau melupakan tanggal ulang tahunmu sendiri, bahkan umurmu."

"Lantas beri tahu aku tanggal ulang tahun dan umurku yang sesungguhnya"

"Masih sama, seperti ulang tahunku. Hari ini, tanggal satu Juni. Dan kau, sudah dua puluh tahun. Kau tua!" Ejek PP

"Hey, sopan sedikit!" Ucap Billkin sambil memukul pelan kepala PP

"Jadi, kita merayakannya malam ini?" Usul Billkin

"Itu wajib!"

"Aku mencintaimu. Cintaku tak pernah berkurang walaupun kita dulu sempat berpisah. Justru makin bertambah"

Billkin memeluk PP erat

"Sekarang aku disini. Aku kira kau yang akan pergi kesana. Tapi kenyataannya kau malah menjemputku. Aku tidak bisa pergi kemana-mana kan? Apa kau senang?"

"Sangat, terima kasih. Adik manisku"

"Terima kasih kembali. Kakak bodohku"

"Jadi, aku tidak sendiri merawat taman bunga milikku kan?" Tanya Billkin yang bersemangat

"Sekarang itu milik kita. Kau ayahnya, dan aku ibunya" jawab PP yang bersemangat juga

"Setuju. Aku jadi ingat ibu, apa dia baik-baik saja disana?"

"Tentu, aku merawatnya dengan baik"

"Bohong, aku pernah mendengar dia berkata kalau kau itu merepotkan. Bagaiman kau bisa merawatnya dengan baik?" bantah Billkin

"Kau mendengarnya waktu itu?"

"Aku selalu. Setiap hari Minggu kan? Aku biasa mendengarnya disini" jawab Billkin

MIRACULOUS | BKPP (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang