02

1.1K 106 38
                                    





Flashback



39 tahun yang lalu

"Kau pasti sangat menyukai Junkyu...", komentar ibu Kim sore itu secara ajaib menghangatkan hati Jihoon.

"ibu harap, kalian akan menjadi sahabat hingga kakek-kakek nanti...", lanjut ibu Kim sambil terkekeh lucu, meninggalkan Jihoon yang mematung di ambang pintu kamar Junkyu.

Ironisnya, percikan-percikan menyenangkan di perut Jihoon meredup ketika kalimat terakhir ibunya Junkyu tadi menyapa gendang telinganya.

Jihoon berusaha masa bodoh, duduk di samping Junkyu yang serius bermain game sambil sesekali memasukkan keripik kentang ke dalam mulutnya.

Namun, seberapapun kerasnya ia berusaha tak terusik, kalimat tadi tetap saja terngiang-ngiang di kepalanya.

"Haish...makan nih keripik... Ngelamun terus dari tadi...", omel Junkyu, memasukkan paksa segenggam keripik kentang ke dalam mulut Jihoon hingga yang lebih tua terbatuk-batuk.

"Duh...sorry-sorry....". Junkyu mengucap maaf tanpa niat, tergelak sembari mengusap punggung Jihoon setelah menyodorkan segelas air pada si cowok panda.

"Lo kayak nggak niat gitu minta maaf ke gue...uhuk-uhuk.....kira-kira dong kalo nyuapin keripik...". Gantian Jihoon yang mengomel, namun setelahnya menelan habis sisa keripik kentang di mulutnya.

Masih terkekeh, Junkyu mematikan game yang dimainkannya lantas menempelkan badannya di samping Jihoon. Tangannya memeluk erat lengan si cowok Park dan kepalanya ia sandarkan di pundak cowok Park itu.

Membuat Jihoon menahan napasnya. Tubuhnya menegang sesaat. Rupanya, ia tak akan pernah terbiasa dengan sentuhan yang Junkyu lakukan padanya.

"Ngelamunin apa sih? Penting ya?",

Jihoon terdiam sesaat sebelum menjawab. "Bukan apa-apa kok... Nggak penting".

Junkyu menegakkan tubuhnya, menatap Jihoon yang sedang ketar-ketir mengatur detak jantungnya sendiri. Terkekeh geli melihat wajah Jihoon yang tegang, Junkyu berucap, "ini lebih penting".

Kemudian ia duduk di pangkuan Jihoon, menarik tengkuk yang lebih tua, dan mencium bibirnya.

Di sela-sela lumatan manis dan basah sore itu, Jihoon bertanya pada dirinya sendiri.

Sahabat macam apa yang suka bergelayut manja, dan berciuman seperti ini?


~~



Kaki Jihoon mengetuk-ngetuk gelisah lantai di bawahnya, terdiam tatkala mendengar sumpah serapah ibu Kim pada putra tunggalnya. Beberapa saat kemudian, Junkyu keluar dari rumah mewahnya dengan wajah memerah menahan marah.

Jihoon menatap Junkyu yang bersungut-sungut berjalan ke arahnya, lantas menarik tangannya. "Ayo, aku muak hidup di rumah ini!". Kemudian menarik Jihoon menjauh.

"KIM JUNKYU! IBU TIDAK MAU TAU, KAU HARUS MAU MENERUSKAN PERUSAHAAN AYAHMU!". Teriakan ibu Kim membahana dari ruang tamu rumah besar itu.

"TIDAK MAU!!". Junkyu mempercepat langkahnya, dengan Jihoon di belakang tersenyum geli melihat interaksi ibu dan anak ini.

Jihoon melepas pegangan Junkyu di pergelangan tangannya, kemudian menautkan jari-jari mereka erat sambil terus berjalan menuju mobil Jihoon di luar pagar rumah Junkyu.

Junkyu mengulas senyumnya. Setidaknya, perlakuan manis Jihoon membuat suasana hatinya sedikit lebih baik.

"IBU KIM, JIHOON PINJAM JUNKYUNYA SEBENTAR!!", teriak Jihoon tanpa menoleh ke belakang. Junkyu di belakangnya tersipu malu. Sampai...

REUNION || JIKYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang