Meski belum begitu lama menjadi teman dekat dari seorang Yoo Yongha, tapi pada dasarnya memang mudah untuk melihat sifat keras kepala dari Yongha. Lelaki itu berani, tegas, meskipun bijaksana tetapi ketika itu tentang dirinya sendiri, sang ketua kedisiplinan akan bersikap defensif karena dipikirnya ia yang paling mengenal dirinya sendiri.
Yohan tidak mengelak perihal itu. Dirinya pun seringkali keras kepala guna mempertahankan apa yang baginya adalah yang terbaik. Namun masalahnya, Yohan masih khawatir dengan keadaan Yongha setelah semalaman pucat dan hampir demam. Sementara kini Yongha masih bersikeras untuk keluar asrama dan masuk sekolah.
"Kim Yohan!"
"Apa?!"
"Minggir dari pintu," Yongha berucap datar dan lemah. "Gue masih baik untuk gak pake cara kasar buat ngusir lo, ya."
"Mau apa? Dorong, narik, mukul? Coba aja. Badan lemes gitu emang kuat mau nyingkirin gue?"
Yongha diam. Rahangnya keras dan nafasnya memburu karena menahan kesal. Yongha mengesah kesal seraya melipat tangannya di depan dada.
"Fine. Apa mau lo?"
"Lo istirahat di kamar."
"Tapi gue nggak sakit, Yohan!"
Yongha mendesis jengkel. Melihat Yohan yang masih tak bergeming dan masih menatapnya skeptis, membuat Yongha menarik tangan lelaki itu dan membawanya ke dahinya sendiri. "Nih, rasain sendiri. Gue panas, gak?"
Yohan terdiam. Dirasakannya suhu tubuh Yongha yang terbilang sangat normal menjalari telapak dan punggung tangannya. Namun tetap saja, Yohan khawatir. Apalagi setelah kondisi Yongha semalam ditambah omongan Junseo yang menyatakan Yongha melewatkan makan hanya untuk latihan.
"Gak panas, kan? Cepet minggir. Gue harus kasih laporan patroli semalem!"
"Jelasin ke gue."
"Apa lagi?"
Serius. Apa yang habis dimakan Yohan? Untuk pertama kalinya, Yongha merasa Yohan aneh sekali. Aneh yang begitu menjengkelkan dan rasanya Yongha ingin memukul Yohan kencang-kencang untuk meluapkan amarahnya.
"Kenapa lo gak makan waktu istirahat dan tetep latihan?"
"..."
Yongha termenung seketika.
Yohan mengkhawatirkannya? Pula, tahu dari mana?
"Yong, jawab."
"Karena gue merasa gerakan gue belum perfect. Gue harus latihan, kan?"
"Harusnya lo tetap makan, istirahat, minum. Jangan dipaksain.." jawab Yohan dengan lirih. Tangannya bergerak untuk meraih jari Yongha dan menggenggamnya. "Lagipula, gue yakin gerakan lo udah bagus."
Yongha tertawa mendecih. Rasa jengkelnya masih ada di ujung lidahnya. "Lo kan gak pernah lihat gue latihan. Tahu dari mana gerakan gue udah bagus?"
Yohan menatap Yongha lekat-lekat.
"Kalau gitu, gue bakal ngunjungin lo ke studio nanti sore."
Harusnya Yongha tidak begitu mengindahkan ucapan Yohan tadi pagi dan fokus saja pada kegiatannya hari ini. Namun, masalahnya, ucapan Yohan itu memberikan efek luar biasa sehingga Yongha tidak bisa tenang sama sekali.
Demi Tuhan. Padahal Yohan hanya bilang akan berkunjung ke studio dancenya. Bukan mau melakukan hal spesial! Tapi kenapa Yongha segugup ini?
Belum lagi buah bibir perihal dirinya dan Yohan berpacaran masih terdengar dari beberapa sudut di sekitar. Membuat Yongha makin tidak dapat melupakan ucapan Yohan dan salah tingkah sehingga memutuskan untuk berdiam diri di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
throughout the time ☆ yongha, yohan ; yongyoh
FanfictionBermula dari keputusan dadakan menjadi teman sekamar, dan perlahan berubah seiring berjalannya waktu. ㅡ WEi Yongyoh Yoo Yongha x Kim Yohan ㅡ start written on july 14th, 2020 beta-ed on august 6th, 2020 published on august 12th, 2020 finished on