Berita putusnya Yohan dan mantan pacarnya seketika tersebar luas seantero asrama dan sekolah semenjak Yohan pindah kamar bersama Yongha.
Yohan tidak habis pikir, dari mana gosip itu dimulai dan lewat mana gosip itu menyebar dengan cepat. Namun dia tidak suka. Ia tidak suka mendengar namanya disebut bersamaan dengan nama mantan pacarnya. Hal itu hanya membuat hatinya terasa berat dan digerogoti dendam tanpa alasan, serta telinganya jadi panas sampai-sampai rasanya mau dia copot sementara karena ia risih bukan main.
Hari ini Yohan memutuskan untuk tidak masuk kelas. Lebih tepatnya, ia memang tidak ingin keluar kamar sama sekali. Ia lebih memilih untuk setia bergelung di atas kasur dan memeluk guling wangi citrus bercampur woody milik Yongha.
Suara pintu kamar terbuka beriringan dengan suara helaan napas jengah menyapa gendang telinga Yohan. Namun hal itu tidak membuat Yohan berpindah posisi. Ia justru memeluk gulingnya makin erat karena—
"Yohan, kembaliin guling gue!"
—Yongha akan mulai meminta kembali apa yang menjadi hak miliknya.
"Pinjem sebentar," kata Yohan tanpa menunjukkan wajahnya sama sekali. Ia masih memeluk guling itu dengan erat, takut-takut Yongha menariknya kasar dan merusak rasa nyamannya.
Yongha mendesis kesal. Tangannya tidak bisa dia tahan lagi untuk tidak menonjok pelan lengan Yohan karena geram. "Lo belom mandi. Nanti guling gue bau."
"Guling lo wangi. Gak usah khawatir."
Baik. Yongha kalah. Ia mengangkat tangan menyerah lantas duduk di depan meja belajar mereka. Lebih baik ia merapikan sebagian buku-buku Yohan yang masih tertumpuk di pojok meja sejak kemarin.
Ini sudah hari kelima semenjak Yohan pindah dan tinggal di satu kamar yang sama dengannya. Bukan waktu yang lama bagi mereka untuk mengenal satu sama lain. Tapi itu sudah cukup bagi Yongha untuk menghapal kebiasaan-kebiasaan Yohan—meskipun banyaknya kebiasaan jelek yang dapat membuat Yongha rasanya mau nonjok wajah manis bermata mirip anak anjing itu.
"Mau sampai kapan bergelung di sana?" Tanya Yongha tanpa menengok sama sekali. "Kak Donghan mau ke sini nanti."
"....Mau ngapain?"
Donghan adalah teman sekamar Yongha sebelumnya. Mendengar Donghan akan berkunjung ke sini, membuat Yohan berpikiran kalau Donghan mungkin saja tidak nyaman di kamar barunya dan hendak protes kepada Yongha.
"Ngambil barang-barang yang ketinggalan," jawab Yongha.
Ia membalikan kursinya dengan tangan terlipat di depan dada, menatap Yohan yang akhirnya terduduk di ranjangnya sendiri.
"Jangan khawatir," ujar Yongha lagi, seakan tahu apa yang ada di pikiran Yohan setelah melihat pancaran dari mata bulat itu. "Kak Donghan nyaman-nyaman aja di sana. Dia sahabat mantan lo, kok."
Yohan tertawa mendengus. "Iya, gue tahu."
"Yaudah, sekarang mandi."
Lelaki itu kemudian mengangguk dan akhirnya bangkit sepenuhnya dari atas ranjang. Ia mengambil pakaian yang berbaik hati Yongha siapkan di kaki ranjangnya sejak tadi pagi.
"Tapi, Han," suara Yongha menghentikan pergerakan Yohan yang hendak keluar dari kamar. Ia menoleh, menatap Yongha yang kini bermain ponsel.
"Apa?"
"Kenapa lo selalu make guling gue?"
Yohan terdiam sejenak. Ia pun tidak tahu alasan spesifik mengapa ia hampir setiap ada kesempatan, ia selalu memonopoli guling milik Yongha. Padahal, ranjangnya sendiri juga sudah ada guling. Pandangannya lalu jatuh kepada guling milik Yongha yang teronggok di ranjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
throughout the time ☆ yongha, yohan ; yongyoh
FanfictionBermula dari keputusan dadakan menjadi teman sekamar, dan perlahan berubah seiring berjalannya waktu. ㅡ WEi Yongyoh Yoo Yongha x Kim Yohan ㅡ start written on july 14th, 2020 beta-ed on august 6th, 2020 published on august 12th, 2020 finished on