Pulang kerumah Abi langsung membersihkan tubuhnya dan rebahan dikasur. Ia mengingat ketika dirinya di peluk dan digendong Nathan menurutnya cringe kenapa bisa seperti ini dirinya kepikiran terus, setiap mengikuti aksi wajar saja cowok melindungi cewek karena memang dasarnya tapi kali ini ia salah tingkah, sialan.
Para perwakilan mahasiswa masih menunggu di depan kantor gubernur, Nathan memarkirkan motornya membuka bekal yang diberikan Abi lalu memakannya ia seperti orang kelaparan dirinya memang kelaparan tapi ditahan, setelah itu ia kembali ke tempat aksi tadi beberapa orang sedang berdiskusi ada yang rebahanan diatas spanduk sambil memejam matanya ia ikut berdiskusi.
Paginya mereka ditemui gubernur mereka dipersilahkan masuk, dan mereka mulai bernegosiasi dengan pihak terkait, permintaan mereka sempat ditolak dengan alasan pemerintah daerah tidak memiliki hak namun tuntutan tersebut untuk daerah setelah berdiskusi lama mereka akhirnya mendapatkan mereka mau, tuntutan ditanda tangani dan akan segera di proses. Setelah itu mereka pulang kerumah masing-masing.
Nathan merebahkan badannya di kosnya ia tidak tidur semalaman karena berdiskusi matanya hampir terpejam ia tertidur dan melupakan bahwa hari ini ada kuis di kelas.
Hari ini bem univ sedang mengadakan rapat internal membahas untuk persiapan ospek. Terpilih ketua pelaksana adalah Jaka dari fisip. Dan setelah berdiskusi panjang lebar mereka memutuskan untuk open rekruitmen panitia karena kekurangan SDM. Abi mendapat dibagian panitia koordinator lapangan sedangkan bian di konsumsi.
Hari ini berjalan seperti biasanya Tasya masih bingung bagaimana memaksakan Danu untuk ingin bertanggung jawab. Orangtuanya bilang akan segera menemui kediaman Danu dibandung didampingi sang kakak Danu. Namun Tasya memikirkan kemungkinan yang terjadi mengingat Danu bercerita orangtuanya tengah mengumpulkan uang untuk pernikahan kakak perempuannya karena sudah dijanjikan ketika lulus kuliah akan langsung menikah dengan pacarnya yang sudah hampir 8 tahun berpacaran. Ia juga memikirkan ucapan Dhea yang memaksanya untuk menyuruh Nathan saja bertanggung jawab daripada menyusahkan diri ya seperti ini. Ia tinggal meminta Nathan mengasihaninya saja, bukankah Nathan sangat amat mencintainya.
Nathan baru keluar dari kelasnya usai mengikuti kuis susulan, Tasya mengejar langkahnya dan menyesuaikan langkahnya dengan Nathan. Nathan memberhentikan langkahnya.
"Kenapa?"
Tanya-nya sambil menyandang tasnya di punggung.
"ngomong boleh?"
Nathan mengangguk. Disini di taman kampus keduanya sedang berbicara berdua. Tasya menjelaskan semuanya kepada Nathan perihal Danu yang tidak mau bertanggungjawab.
"... Gue udah pasrah than, dan gue berharap lebih sama lo sampe bayi ini lahir aja lu cerain gue"
"Aneh lo"
Sarkas Nathan melihat Tasya menangis tentu dirinya tidak terima usulan Tasya cukup gila dan dirinya tidak bersalah mengapa jadi dirinya bertanggungjawab.
"gue mohon than"
Ucap Tasya turun dari bangku mendekati Nathan yang bersender di pohon.
"gue gabisa, gue terlalu kecewa tas"
Nathan menjauhkan Tasya dari dirinya, lalu pergi meninggalkannya. Dirinya sekarang sedang menangis. Nathan berjalan ke parkiran ia benar tidak mau lagi berurusan dengan Tasya apalagi tentang masalah ini dirinya tak ingin ikut campur. Sebaiknya dirinya menemui Abi dengan modus ngeprint tugas lagi.
Ia menuju sekretariat BEM univ. Nathan melepas sepatunya sambil celingak-celinguk memandangi isi dalam ruangan tumben sekali Abi tidak ada, biasa tiap hari hadir di sekretariat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊etua 𝐊astrat
RomanceMemang tak semenarik cerita romansa, se-klasik cerita anak kuliahan pada umumnya ini tentang Nathan mahasiswa populer dengan kecerdasan dan wibawanya sebagai organisatoris di kampusnya. masalah kian datang menerpa selalu bisa ia lewati, sempurna san...