4# Drop

8 1 0
                                    

Vote /komen^^

Ternyata sakit yang dirasakan Miku
sore itu adalah pertanda dia akan segera di panggil menghadap Tuhan, saat minta ijin untuk istirahat pada mamanya, kesehatan Miku benar-benar drop, dengan panik kedua orang tua Miku melarikan putrinya ke rumah sakit, setelah mendapat penanganan oleh tim dokter, Miku sedikit terlihat tenang, namun mukanya terlihat pucat, sinar matanya terlihat begitu redup.
“Tuan yuto, bisa kita bicara sebentar di ruangan saya”, kata dokter siwon, yang juga merupakan dokter pribadi keluarga tanaka.
“Baiklah dok, “ sambut pak yuto .

Setelah  yuto dan  Aoi duduk di ruangan dokter siwon, mereka akhirnya mulai bicara,
“Maafkan saya sebelumnya pak, sebenarnya saya sudah tau penyakit yang diderita putri anda sejak 7 bulan lalu, tapi karena putri anda menyuruh saya merahasiakan penyakitnya kepada tuan dan nyonya, saya gak bisa berbuat apa-apa. Putri anda terkena leukimia,” ujar dokter siwon lirih.

Cukup lirih memang kata-kata dokter siwon, tapi mampu membuat jantung yuto dan istrinya berdetak lebih cepat dari biasanya,
“Apa?? Leukemia? Separah apa dok??” keras nada suara Yuto.
“sudah parah pak, umur Miku tidak akan lama” sambung dokter kembali.
Setelah berbicara lama dengan dokter, air mata tak pernah berhenti mengalir di pipi Aoi. Dia begitu terpukul mendengar putrinya menderita penyakit itu.
“udah, ma, jangan nangis terus, pengobatan Miku akan diusahakan, kita akan mengusahakan kesembuhannya, lebih baik kita berdoa, semoga Tuhan memberikan jalan terbaik buat keluarga kita”, hibur Yuto .
“ayo kita liat Miku!!” ajaknya lagi.

Memasuki ruangan perawatan,  Aoi berusaha menyembunyikan air matanya, dia tersenyum penuh kepedihan di samping ranjang putrinya,
“Mama, kenapa? Kok sedih begitu?” ujar Miku lirih.
“Gak apa-apa sayang”, berbisik Aoi tak kuasa menahan air matanya.
“Maafkan Miku, Ma, Pa, Miku tak bermaksud membuat Mama dan Papa terluka seperti ini, Miku hanya tak ingin menyusahkan kalian” Miku berkata dengan terbata-bata.

Belum ada beberapa menit  Yuto dan Aoi di kamar putrinya, tiba-tiba Miku kejang-kejang. Dengan panik  Yuto memanggil dokter Siwon. Dokter siwon menangani Miku lumayan lama, hingga akhirnya dokter Siwon keluar, muka beliau kelihatan sangat sedih.
“Bagaimana anak saya, dok?” tanya Yuto.
“Maaf , kami disini sudah berusaha yang terbaik, tapi Tuhan berkehendak lain, Miku sudah dipanggil menghadapNya” ucap dokter.
“Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaakkk”, teriak Aoi isteris,“ Miku tidak mungkin meninggal, Miku masih hidup,” seluruh pengunjung rumah sakit menoleh ke arah mereka.
“tuan, sebelum meninggal, Miku menitipkan ini ke saya, ini buat anda dan nyonya” imbuh dokter siwon sebelum mohon undur diri.

Sepeninggal Dokter siwon,  Yuto dan istrinya membuka amplop kecil dari Miku, isinya ternyata surat.
“Mama, papa, maafin Miku sudah membuat mama dan papa jadi sedih, Miku mohon sama mama dan papa, setelah Miku meninggal, tolong berikan kornea mata Miku untuk Yasie, tapi jangan bilang itu dari Miku sebelum Yasie benar-benar operasi dan bisa melihat lagi, dan satu lagi, mama tolong kasih Yasie surat yang Miku simpan di laci meja belajar Miku yang amplopnya berwarna pink setelah Yasie melihat nanti, dan surat buat mama dan papa ada di dalam amplop biru di laci yang sama. Sekian dulu Mama, papa, maaf kalau Miku selalu ngerepotin kalian, Miku sayang kalian, big kis & hug.. muacch”..
Tanaka Miku

Selain sepucuk surat itu, ada lagi sebuah surat pernyataan pendonoran kornea mata yang telah lengkap dengan tanda tangan miku . Hati orang tua Miku tersayat, tapi tak ada yang bisa mereka lakukan selain memenuhi permintaan terakhir sang anak.

My dear friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang