- |0.0|

401 47 8
                                    

╬╬▣▢▣▢▣▢▣▢▣▢▣╬╬

▒▒▔▔ Awal bertemu ▔▔▒▒

⇓⇓⇓

Happy Reading!

Pertama kali melihatnya.

Yanagi tidak pernah melihat gadis itu tersenyum. Bahkan hanya untuk melihat sekitarnya yang terabaikan begitu saja.

Selalu berwajah kikuk ketika bertatapan dengan orang lain. Kepala yang selalu menunduk, menyembunyikan wajah pucatnya di balik surai indigo yang panjang. Seolah gadis itu menutup dirinya. Atau setidaknya itulah yang dipikirkan lelaki bersurai magenta yang beberapa kali tidak sengaja bertemu.

" Yanagi! Mau kemana?"

Lelaki yang bernama lengkap Yanagi Akane itu menoleh, melihat teman sekelasnya yang baru saja berbicara.

" Perpus. Ada buku yang ingin ku kembalikan." jawabnya singkat dengan seutas senyum kecil di wajahnya yang rupawan.

" Baiklah, kalau begitu kami duluan ke kantin ya. Jaa ne!"

Setelah kepergian mereka, Yanagi berjalan santai melewati lorong yang digunakan untuk menuju perpustakaan.

Brruukk!

Ada kalanya Yanagi merasa perlu menyembuhkan matanya yang rabun jauh, namun tentu saja tidak mudah kan?

" Ano... " Yanagi merasa tidak enak, dia mengulurkan tangannya guna membantu gadis yang terjatuh di depannya. " Kau baik-baik saja?"

Manik rubynya menyipit, gadis itu tidak menerima bantuannya. Melainkan menjauh darinya dengan membawa setumpukkan buku di tangannya.

" Su-sumimasen. "

Suaranya kecil dan lembut. Jika Yanagi tidak memiliki pendengaran yang bagus, mungkin dia tidak akan bisa mendengarnya. Gadis itu melewatinya dengan kepala tertunduk. Entah kebetulan atau hanya ilusi semata, rubynya bisa melihat getaran kecil di bibir mungil gadis itu.

Apa aku membuatnya menangis? Benaknya bertanya-tanya.

Tidak ingin terlalu memikirkannya, lelaki tampan itu melanjutkan perjalanannya. Tidak butuh waktu lama, Yanagi berhasil mencapai tempat tujuan.

" Yanagin? Kebetulan sekali bertemu di sini. "

" Eh?" lelaki itu melihat ke samping. Dimana berdiri gadis imut dengan surai merah muda berkuncir dua yang menatapnya sambil tersenyum.

" Remi? Ada apa?"

Gadis imut itu menyodorkan sebuah buku yang memunculkan tanda tanya di benak Yanagi.

" Titip ini, dong." pintanya

" Ah, baiklah." Yanagi mengambil buku itu dari Remi. Gadis itu masih memasang senyumnya ke arah lelaki itu.

" Sankyuu..."

" Doumo." balas Yanagi sopan dan hendak masuk ke dalam perpustakaan.

" Yanagin!" panggil Remi. Lelaki itu menoleh lagi, bibirnya menarik senyum canggung.

" Sankyuu~" ulang Remi dengan senyuman lebar.

Yanagi juga ikut membalasnya dengan senyuman tipis sampai kedua matanya menyipit saking kikuknya. " Dou itashimashite." sopannya.

Remi tersenyum.

Yanagi juga ikut tersenyum.

" Sankyuu~"

Alis lelaki bermarga Yanagi itu berkedut. " Ha'i."

Remi menyipitkan kedua matanya, tangannya melambai di depan Yanagi. " Bye bye!"

" Jaa, mata ne." balas Yanagi sesopan mungkin.

Orang-orang di sekitar mereka, hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan absurd dua manusia itu.

Remi merasa tidak puas, gadis gulali itu kembali mengulangi perkataannya." Yanagin! Bye bye!"

Peluh sebesar biji apel menghiasi wajah tampan lelaki itu. Bingung dengan sikap tidak jelas gadis yang menyandang gelar kekasih ketua OSIS di sekolah ini.

" B-bye bye..." Yanagi mencoba mengikuti gerakkan gadis itu. Puas dengan balasan Yanagi, Remi mulai berjalan meninggalkan lelaki itu.

" Hehee, bye bye! Yanagin!"

Wajah tersenyum masih terpampang di wajah tampan milik lelaki itu sampai Remi tidak terlihat lagi dari pandangannya.

" Huh.." Yanagi menghela napas, dia akhirnya bisa keluar dari zona absurd yang tercipta kala bertemu dengan Remi.

Yanagi memasuki perpustakaan, " Sumimasen, aku ingin mengembalikan buku ini." katanya kepada seorang siswa penjaga perpus itu.

" Silahkan. Letakkan di tempat yang sesuai dengan judulnya, ya." perempuan itu tersenyum tipis. Membuat Yanagi mengangguk meski matanya hanya samar-samar melihat gadis di depannya.

Lelaki magenta itu menuju rak yang dimaksud, matanya harus sedikit menyipit di depan papan yang bertuliskan jenis buku di hadapannya. Ugh, di saat seperti ini kenapa kacamatanya harus tertinggal di rumah sih?

" Akhirnya ketemu juga.." leganya yang memasang wajah senang. Dengan cepat lelaki itu menaruh buku-buku yang ia pegang ke dalam susunan buku yang rapi. Selesai dengan misinya, Yanagi ingin segera pergi dari perpustakaan yang menurutnya sangat sepi itu.

Tapi, lagi-lagi mata Yanagi menangkap siluet yang membuatnya dejavu.

Gadis itu yang tadi aku tabrak, kan? Pikirnya.

Sama halnya dengan yang lain, penglihatannya sedikit kabur kala menatap gadis yang tengah duduk sendiri dengan sebuah novel di kedua tangannya.

Seperti yang banyak di tayangkan dalam drama picisan, Yanagi sedikit tertegun. Meski samar-samar, dia bisa melihat wajah cantik itu dari tempatnya berdiri. Surainya yang tertiup angin dengan latar belakang gorden putih di jendela perpustakaan itu sungguh damai sekali.

Yanagi takut apa yang ia lihat hanyalah imajinasi. Bagaimana pun juga matanya sedikit bermasalah, dan sekarang ia tidak memakai kacamata yang biasa membantunya untuk melihat. Perlahan laki-laki tampan itu mencoba mendekat, berdiri di balik rak yang menjulang di samping gadis itu duduk.

Bibirnya tanpa sadar mengulas senyum tipis. Yanagi dapat melihatnya dengan jelas. Gadis itu satu-satunya yang memiliki warna unik di matanya.

" Aku ingin tahu siapa dirimu, gadis perpus."















-TBC-

𝐋 𝐔 𝐕'♡︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang