1 I Sentuhan Tangan

11.2K 195 5
                                    

Salah satu hal yang gak bisa dihindarkan dari seorang remaja tanggung, menjelang usia dewasa baru adalah kadar hasrat yang sedang tinggi tingginya. Terlebih yang bisa aku tahu, orang orang zaman dulu masih mengalami keterbatasan dalam mengakses sumber khayalan liarnya. Biasanya dulu orang orang bisa ngocok karena membaca sebuah novel, yang dipinjamkan dari satu orang ke orang lain. Orang orang yang mampu membeli majalah dengan gambar gambar model bagus nan aduhai, hanyalah kalangan tertentu. Gak semua orang punya daya beli untuk mengakses sumber khayalan ini.

Beda dengan zaman sekarang. Modal punya kuota internet dan HP android china saja, sudah mampu mengakses beragam konten khayalan yang situsnya bisa diterabas secara gratis. Temen temenku di sekolah yang memberi tahu, situs situs yang bisa diakses termasuk media sosial apa yang bisa digunakan untuk bisa mencari bahan untuk menuntaskan hasrat.

Aku awalnya mengikuti apa apa yang mereka sarankan. Mulai dari situs porno hingga media sosial apa yang harus aku gunakan biar bisa dengan mudah mengaksesnya. Namun lama kelamaan, kok aku makin lebih tertarik dengan peran jantan di dalamnya dibanding peran perempuan perempuan yang hanya mengangkang dan mendesah tak jelas. Hasrat liar apa sebenarnya yang sedang menyelinap dalam diri ini sekarang?

Hasrat liarku makin menjadi jadi saat aku punya kebiasaan memperhatikan truk truk yang lalu lalang di daerahku. Ya, aku tinggal di daerah desa di pesisir Jawa, tepatnya di jalur pantura. Jalur ini dikenal dengan banyaknya lokasi pemberhentian para supir truk barang yang mengantar barang antar pulau. Aku bukannya memperhatikan truk besarnya saja, karena yang paling kupikirkan adalah kok bisa para supir di dalamnya dengan sangat tangguhnya menyetir sebuah truk dengan kapasitas berat yang bukan main? Meski aku belum pernah nyetir mobil atau bahkan truk sebelumnya, namun aku pernah mencari tahu kalau butuh energi cukup besar untuk bisa menggerakkan bus yang mengangkut banyak orang di dalamnya dan juga truk yang mengangkut banyak beban di dalamnya.

Pantas saja, jika kulihat lihat kembali supir truk yang berhenti di dekat rumahku ... aku bisa memperhatikan otot otot tubuh mereka yang terlihat sangat kekar. Tak sedikit dari mereka yang suka bertelanjang dada, memamerkan otot bisep dan trisep mereka --meski tujuannya mungkin bukan untuk pamer. Tapi lebih pada kegerahan karena terjebak dalam waktu yang cukup lama di dalam ruang sempit bagian depan truk untuk menyetir. Namun bagiku pribadi, ini semua terlihat seperti ajang pageant laki laki yang memamerkan otot dan bentuk tubuh mereka, serta keringat bercucuran mengkilap yang menambah kesan seksi, jantan, dan tangguh.

Pokoknya ... konten khayalanku yang semula terbatas pada layar HP-ku saja mulanya, kini sudah beralih dengan konten visual tampak depan mata secara langsung yang sangat nyata --dan memiliki nilai probabilitas naik hingga lima puluh persen untuk bisa kugapai dan kusentuh secara langsung suatu saat nanti. Meski kemungkinan ini entah kapan terwujud sebab aku sendiri tak pernah berani untuk sekadar mendekati. Aku hanya baru sebatas memperhatikan mereka dari jarak yang jauh saja. Tak ada keberanian sama sekali untuk bisa mendekati mereka secara langsung.

Sampai suatu hari, mataku tertuju pada seorang supir truk yang dari atas sampai bawah tampak sangat memukau. Kulitnya terbakar sinar matahari, tampak sangat kecoklatan dengan bulir keringat yang membasahi sekujur tubuhnya. Aku bisa merasakan desiran gairah memenuhi seluruh tubuhku hanya dengan melihat supir truk ini saja.

Aku terus menunggu kesempatan dia muncul sejak saat pertama kali melihatnya (karena memang tak selalu seorang supir truk bakal singgah di tempat yang sama kecuali dia merasa nyaman dan ada yang ditujunya di tempat itu). Aku memperhatikannya lebih sering acapkali dia singgah untuk sekadar beristirahat dan bercanda dengan supir truk lainnya atau ibu ibu pemilik warung. Biasanya aku mengamati banyak supir truk secara umum, random. Hanya demi menuntaskan hasrat untuk bisa menikmati melihat keindahan tubuh kekar mereka dari jarak yang cukup jauh. Namun sekarang berbeda. Supir truk yang satu ini telah memunculkan keberanian dalam diriku untuk bisa mendekatinya.

Supir TrukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang