Mingyu tersenyum, wanita dihadapannya ini sangat realistis.
Sora merupakan orang yang cekatan juga dalam berpikir, dia tidak perlu banyak berpikir untuk menentukan sesuatu, tapi keputusannya selalu benar dan dewasa. Dia juga bukan merupakan tipe wanita yang mementingkan hati terlebih dahulu, dia selalu memikirkannya melalui otak terlebih dahulu, baru ke hati. Karena menurutnya, hati juga bisa salah, hati juga kadang egois, hati tidak bisa melihat apakah orang lain sakit hati atau tidak.
"Kalau begitu bolehkah aku mencoba untuk mendapatkan hatimu?" Tanya Mingyu.
"Aku tidak akan melarang." Jawab Sora enteng.
"Dengan cara apapun?"
"Jika kau masih bisa, apapun itu." Sora masih sibuk dengan kue yang ada didepannya.
Mingyu juga tersenyum, dia ingin mencoba untuk mendapatkan Sora. Walau sekarang dia tahu, ini hanya obsesi dan ambisi semata. Tapi dia yakin bahwa Sora mungkin orang yang tepat untuknya. Begitupun Sora, dia tahu ini terlalu cepat, walau Sora belum pernah merasakannya tapi dia tahu ini sedikit salah, bisa saja ini hanya nafsu belaka. Tapi dia mencoba memberi kesempatan pada Mingyu dan dirinya sendiri. Dia ingin memiliki seseorang yang selalu ada disisinya sekarang.
Tapi mereka melupakan satu hal karena pikiran percintaan mereka. Mereka melupakan bahwa perbedaan dunia mereka lebih sulit dari hanya mendapatkan sebuah hati.
⏳⏳⏳
"Sora,"
"Sora!"
"Yoon Sora!" Mingyu terus mengetuk pintu kamar Sora sambil terus memanggilnya. Pasalnya Sora belum menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Sepertinya dia masih dibawah alam mimpinya.
"Baiklah, aku terpaksa." Mingyu membuka pintu kamar Sora. Lalu dia melihat Sora masih terbaring dibawah selimut.
"Bagaimana bisa dia tidak mendengarkan ucapanku?" Mingyu mengoceh sendiri.
Lalu dia mendekati Sora, dia ingin membangunkan Sora karena sarapan sudah matang.
Dia melihat wajah Sora, sangat cantik walau sedang tidur. Dia juga terlihat sangat pulas.
"So—," Belum juga Mingyu menyelesaikan panggilannya. Sora sudah membuka matanya.
"Oh, Mingyu?" Dia mengucek matanya sendiri. Lalu Sora sedikit bergerak dan berusaha untuk duduk. Mingyu repleks membantu Sora agar bisa duduk.
"K-kancing b-baju..." Mingyu sedikit memalingkan wajahnya. Sora melihat bajunya sendiri, dan ya satu kancing atasnya terbuka dari baju piyamanya. Lalu dia buru-buru mengancingkannya lagi.
"Sudah," Sora jadi malu.
"Tapi kenapa kau tidak bangun? Aku tadi teriak agar bisa terdengar olehmu." Lalu Sora mengambil sesuatu dari telinganya. Seperti sebuah buds. Tapi transparan, jika dilepas akan terlihat berwarna putih. Dia menunjukkannya pada Mingyu.
"Apa itu?"
"Ini seperti peredam suara, ini juga bisa mengeluarkan suara yang membuatmu rileks, bisa membuatmu tidur lebih nyenyak." Lalu sora menyimpannya di nakas.
"Ohh begitu, baiklah sekarang kita makan." Sekarang Mingyu fokus pada tujuan utamanya.
"Ayok!" Mingyu berbalik dia berjalan kearah pintu.
"Mingyu!" Panggil Sora.
"Apalagi?" Tanya Mingyu membalikkan badannya.
"Jangan marah, tapi kakiku kesemutan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another life | Kim Mingyu
Fantasytidak ada salahnya untuk menjadi egois sesekali. [short story]