1

322 36 1
                                    

Seorang lelaki berdiri menghadap jendela kaca besar di sebuah kamar suite hotel berbintang, matanya menerawang ke seluruh penjuru kota konoha dan memandang luasnya cakrawala di atas ketinggian lantai 20, Bathrobe putih yang melekat sempurna menutupi tubuh tinggi tegap yang dalam keadaan polos.

Lelaki itu menyesap cairan Red wine dari gelas kaca yang berada di tangan kanannya, dan pada saat yang sama sepasang lengan putih mulus melingkar pada perutnya dari belakang.

"Good Morning.." Suara serak khas bangun tidur dari seorang gadis cantik yang kala itu hanya memakai selimut yang ia pakai untuk menutupi tubuhnya yang tanpa busana.

Ia bungkam dan tak bergeming sama sekali, seolah hamparan kota konoha dengan lalu lintasnya yang sangat padat lebih menarik daripada ucapan gadis tersebut.

"Kudengar menu sarapan di hotel ini sangatlah lezat, mau mecobanya?" Lanjut gadis tersebut.

Merasa sedikit geram dengan celotehannya, lelaki itu mengelus lembut lengan yang melingkar di perutnya sebelum meghempaskannya dengan kasar, ia meletakkan gelas yang sedari tadi berada dalam genggamannya itu ke meja, dan berbalik menghadap gadis yang tampak terkejut dengan perlakuannya tersebut.

"Kita hentikan ini sekarang.." Ucapnya datar lalu berjalan mengambil pakaiannya.

Gadis itu mengernyit.
"A-apa maksudmu? Bukankah kau tertarik padaku?"

Pertanyaan itu membuat si lelaki yang tengah memakai pakaiannya tersebut menghentikan kegiatannya dan memandang lekat gadis itu, lantas mendecih.

"Sepertinya kau salah paham tentang itu,,"
Sebelah tangannya mencengkram kuat pundak gadis itu dan memandangnya dari bawah hingga atas dengan tatapan merendahkan lalu mendekatkan wajahnya tepat di depan telinga si gadis dan berbicara dengan suara beratnya sedikit berbisik.

"Aku tidak tertarik padamu, aku hanya tertarik pada tubuhmu."Ia memberi jeda,
"Dan kau tau? Tubuhmu tidak senikmat yang aku bayangkan." Lanjutnya mengedikkan bahu kemudian mengambil beberapa lembar won dengan nominal yang tidak sedikit dari dompetnya lalu memberikannya pada gadis tersebut.

"Kau pikir aku pelacur?" Tanya gadis itu dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"No no no,, aku hanya tidak terbiasa memakai sesuatu secara gratis."

Sebuah tangan yang siap gadis itu layangkan kepada lelaki tersebut berhasil ditahan.

"Kau harus berhati-hati padaku, jika kau berani menyentuhku dengan tangan kotormu itu aku tidak akan segan-segan membuat orang tuamu menangis saat melihat berita tentang kematianmu yang mengenaskan terpampang di halaman depan surat kabar besok pagi."
Ujarnya memperingati, Matanya menatap tajam, kelihatan sekali bahwa lelaki itu marah.

Tidak ada yang berani melayangkan sebuah tamparan kepadanya sebelumnya. Kau harus diberi pelajaran. Pikirnya.
Ketika akan keluar dari kamar tersebut, langkah kakinya terhenti. Tanpa menoleh kembali ke belakang lelaki tersebut hanya mengangkat sebelah tangannya.
"Oh.. You should stay away from me!" Lantas berlalu begitu saja.

"Brengsek kau Uchiha Sasuke!" Gadis itu menangis. Harga dirinya terinjak-injak.

.

.

.

Uchiha Sasuke— Lelaki tampan berperawakan tinggi yang baru saja keluar dari lift itu berjalan dengan angkuhnya, Decak kagum bercampur tatapan memuja dari beberapa wanita yang kala itu berpapasan dengannya di lobi hotel tak ia hiraukan, Mereka semua sampah. pikirnya.

Ketampanannya memang nyaris tanpa celah, belum lagi posisinya sebagai anak Konglomerat terkenal di Konoha itu semakin membuatnya dikenal dan disegani bahkan ditakuti oleh orang-orang di sekitarnya. Tentu saja, selain sebagai calon CEO Uchiha Corporation, Ia juga dikenal dengan sifatnya yang Angkuh, Arogan, Kejam dan suka berlaku seenaknya.

The Pursuit Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang