Seorang pria dengan kacamata hitamnya menggeret koper menuju pintu keluar bandara Soekarno-Hatta, kaki panjangnya melangkah menapaki lantai membawanya masuk ke sebuah taksi yang berhenti karena sudah ia pesan sebelumnya. Kampung halaman, mungkin itu yang dapat menggambarkan Indonesia dalam pikirannya. Udara, orang-orangnya dan hiruk-pikuk yang ada membuatnya merasa pulang.
Orang tuanya memintanya pulang, pulang dari perjalanan panjang selama sekitar satu bulan ini. Keliling Asia cukup membuatnya lelah, namun puas karena pada akhirnya memiliki kesempatan yang tentu saja tak semua orang miliki.
Sepasang mata elang itu melihat ke arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah jam makan siang. Dia langsung mengeluarkan ponselnya.
"Papa sama Mama udah di tempat sejak sepuluh menit lalu."
Halal mengangguk. "Aku udah di jalan," jawabnya.
Dia meminta supir taksi langsung menuju restaurant di mana mama dan papanya menunggu. Sampai di tempat Halal mengeluarkan kopernya dari taksi dan kembali menariknya masuk menuju meja tempat kedua orang tuanya. Cepika-cepiki, tak lupa dia mencium punggung tangan keduanya.
"Sudah puas?" tanya sang mama, jujur dia yang paling merindukan anaknya itu.
Halal terkekeh, tentu saja, setelah ini mungkin dia akan menghadapi dunia yang sebenarnya.
"Sebenarnya ada yang harus kamu tau." Papanya mengeluarkan selembar foto. "Nanti di sekolah tempat di mana kamu mengajar akan ada anak ini, calon istrimu."
Halal mengangguk, langsung setuju dengan perkataan papanya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Halal!
SpiritualGanteng tapi menyebalkan, itulah yang ada dipikiran Ailee sejak pertama Halal mengajar di kelasnya. Hampir semua teman sekelasnya memuji-muji guru baru tersebut. Ailee justru kesal karena Halal selalu mengomentari pakaian dan apa pun yang ada dalam...