Biarlah aku dikatai gila
Jika itu bisa membuatmu bahagia*
Salam untuk kamu yang pernah membuat janji untukku.
Salam untuk kamu yang pernah izin ketika ingin menjemput perempuan itu.
Salam sejahtera ya.
--------------------
Terasa begitu cepat.
Padahal sudah berbulan-bulan kita kenalan.
Sudah berlarut-larut kita berbagi cerita dan godaan.
Entah sudah berapa uang yang aku habiskan untuk membeli kuota agar bisa terus berkabar.
Juga entah sudah berapa uang yang sudah kamu habiskan untuk membeli bensin saat kita pergi berdua.
Dan...entah sudah berapa rupiah uang yang sudah kita habiskan untuk makan, belanja, dan jalan-jalan.
Tapi semua itu buat kita bahagia.
Bisa memandang wajahnya.
Mendengar suaranya.
Jalan-jalan berdua.
Membaca pesannya.
Semuanya istimewa.
Hati berbunga-bunga
Wajah berseri-seri.
Membuat kita bahagia.
Sederhana bukan?.
Dulu sebelum mengenalnya. Saat kamu punya masalah, pasti akan berakhir di kamar.
Menangis bombay sampai bantal basah.
Baju penuh ingus.
Dan berakhir dengan mata bengkak seharian.
Semua itu karena kamu nggak punya tempat curhat.
Enggan mengatakannya pada teman atau sahabat.
Takut jika mengadu ke emak.
Akhirnya curhat di status whatsApp, twitter, sampai instagram.
Kamu melakukan itu semua karena Kamu butuh perhatian. Kamu butuh tempat bersandar. Kamu butuh dukungan. Kamu butuh di puk-puk. Kamu butuh cinta
Tapi kamu takut temanmu mengabaikan pesanmu.
Kamu takut emak mengomelimu.
*Padahal ada Alloh tempatmu mengadu.
Tapi kamu lupa. Kamu terlalu terbawa emosi jiwa.Dan sekarang kamu nggak perlu khawatir lagi kan?.
Kamu dengan senang hati mempercayainya.
Kamu langsung bercerita padanya bahwa kamu sedang nggak baik-baik saja.
Karena dia selalu bilang:
"Kamu kenapa?"
"Kamu lagi ada masalah?"
"Cerita aja kalau kamu pengin cerita"
"Telpon aku kalau ada apa-apa"
"Jadiin aku tempat curhatmu"
Perhatian-perhatian seperti itulah yang membuatmu nyaman.
Membuatmu merasa dihargai.
Membuatmu merasa menjadi orang yang penting baginya.
Membuatmu merasa dialah tempatmu bersandar.
Walaupun begitu, dia akan selalu bilang: "Berdo'a sama Alloh, semoga ia mudahkan"
Manis bukan?.
Kamu akan langsung tersenyum begitu mendengarnya mengatakan:
"Nangis aja. Aku tungguin".
"Yang sabar ya"
"Kamu kuat kok"
"Mau aku peluk?"
Atau, buat kamu yang biasa bertemu denganya.
Bergegas keluar begitu mendengar deru motornya.
Cepat-cepat dandan sampai pakai jilbab kebalik.
Tersenyum begitu lebar sampai mata bengkakmu makin menutup.
Dan kamu akan segera berlari ke arahnya. Menumpahkan segala beban yang sudah nggak mampu lagi kamu tahan.
Dan dia akan dengan senang hati menyenderkan kepalamu di bahunya, memelukmu, dan mengatakan kata-kata dukungan untukmu.
Sampai kamu lupa bahwa dia, "Bukan mahrommu".
-
Kita pernah berlayar bersama.
Berlari mengejar mimpi berdua.
Saling membantu saat badai menerpa.
Sampai ombak menggulung.
Dan kita nggak pernah berlabuh bersama.
Salam. Untuk kamu yang pernah mengatakan "Hati-hati di jalan".
----------------------------
Nggak pernah bosan aku katakan: Tekan bintang jika kamu suka. Dan tulislah sesuatu di kolom komentar. Terimakasih.Oh iya...Masukkan perpustakaan ya...biar kamu bisa dapat notifikasi dari gombal ku ini. Hehe.
Salam
D'Afifah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Manusia; Rapuh
Non-FictionKita manusia ; Rapuh. Sebuah coretan kata dari sang penumpang rasa. Awalnya kita baik-baik saja; sebelum mengenalnya. Tapi kenapa sekarang kita rapuh? lemah? pengecut?. Kita menjadi bodoh, padahal nilai rapot tidak pernah ada yang merah. Kita menj...