•Ch-3• [REVISI]

7.5K 318 9
                                    

HAPPY READING❣️
•__________•
Banyak kata Vulgar

Julian menatap datar pada ruang kelas yang tengah ia aja saat ini. Terutama Kursi barisan ke 7, Tepat dimana Isterinya yang sekarang tengah mengobrol dengan Seorang Pria.
Yaah... Bukan Mengobrol karena Julian memberikan tugas diskusi, dan sekarang ia merasa menyesal memberikan tugas ini. Karena Nya, Atha harus berbicara pada Pria lain. Athanya, Tersenyum dan menatap pria lain. Harusnya Isterinya itu hanya boleh berbicara dan menatap lembut seperti itu pada Julian, Hanya pada Julian!

"Apa Kalian Harus Berdiskusi Seramah itu? Kenapa Kalian tidak bisa berdiskusi dengan tenang tanpa menatap lawan bicara kalian?" Akhirnya Julian Mengomel Kesal, Padahal Yang ia maksud hanya Isterinya. Tapi semua Mahasiswa jadi Imbasnya.

"Maaf Sir, kami akan lebih tenang lagi" sang Ketua Kelas ini angkat bicara dan meminta maaf. Tapi Julian Tak mengindahkannya, karena Pria itu adalah pria yang berbicara dengan Atha-nya.

"Sudah cukup! Kali ini Kelas saya bubarkan dengan cepat, Saya ada Urusan mendadak" Putus Julian akhirnya, ia merapihkan buku nya.

'Mencium Bibir Isterinya karena telah lancang mengobrol dengan Pria lain' adalah urusan yang harus ia kerjakan sekarang, persetan dengan Profesionalitas. Toh dia yang punya Yayasan Kampus ini.

"Semua, Kumpulkan tugas Dua hari yang lalu! Yang belum siap saya tunggu di ruangan saya" Julian, Ia tahu Atha belum mengerjakannya karena acara pernikahan serta urusan ranjang mereka dan Kemarin dia hanya Mengerjakan tugas jurusan nya.
Tampak dari raut wajah Gadis-nya yang panik sekarang.

***
"Maaf Leo, Kamu bisa Pulang saja. Tak usah menunggu ku.." Ujar Atha, tak enak hati membiarkan Teman nya itu menunggu nya.

"Nanti Kalau Aku pulang siapa yang nganterin kamu? Udah sono masuk gih, Aku tunggu sampe jam berapa pun" Tolak Leo sembari mengacak gemas rambut Atha.

"Nanti Om aku yang jemput... K-kami mau Ke Rumah oma aku, Udah kamu pulang aja ya?" pinta Atha sedikit memelas, pasalnya Julian tengah menatap mereka tajam. Lebih tepat nya dirinya, Sebenarnya julian sudah hendak berdiri menghampiri dirinya. Tetapi Ia Mengkode karena masih ada teman nya di sini. Alhasil, Imbasnya Atha mendapat Pelototan dari Julian.

"Kamu pulang ya, Kayak nya Pak Julian udah marah" Dalih Atha kemudian mendorong Leo untuk pergi dan bergegas masuk ke ruangan Julian, tak lupa menutup pintu dan mengunci nya.

Kemudian Ia duduk tepat di hadapan Julian sembari kepala menunduk.
"Udah bermesraan nya, Sayang?" Desis Julian, ia mendekat pada Isterinya menariknya agar Berdiri dan menatap Dalam manik mata Atha.

"Tapi, tadi itu te-"

Julian menyerang nya dengan Ciuman, Ciuman yang menuntut dan tersirat kemarahan. Ia terus memojokkan Atha sampai Terjatuh ke sofa namun tetap tak melepas Pagutan nya.

Tangan Julian yang bebas mulai menyingkap Baju Atha dan Mengelus punggung Nya, seperti mencari-cari sesuatu.

Dugh

Atha mendorong kasar Tubuh Julian, nafas nya Tersenggalbkarena pasokan Oksigen nya habis, Dia menghirup nafas dalam-dalam.

"Oh, Tadi Kamu di usap di kepala Kenapa Tidak di dorong?" Marah Julian.

"KAMU TADI DI SENTUH OLEH DIA DAN KAMU GAK NOLAK? SEDANGKAN AKU NYENTUH KAMU NOLAK? TATAP AKU, ATHA" Bentak Julian. Tangan nya menggenggam Pergelengan tangan Atha sampai membuat Sang empu meringis sakit karena pegangan yang terlalu kuat.

"Maaf..." lirih Atha, Air matanya meluruh jatuh perlahan. Ia takut dengan Julian sekarang.

Melihat itu Julian menghempaskan tangan Isterinya dan Mengusap wajah Frustasi, Kenapa ia harus kasar dengan Atha? Karena dia tak suka Atha nya Di sentuh.

"Don't cry, I hate your tears" Julian Mendekap Atha dan Mengelus surai Nya lembut. Menenangkan Isterinya yang semakin menangis di pelukannya.

"Besok jangan dekat dengan Pria tadi lagi, ya? Aku benci Atha, Aku cemburu" Jujur Julian sembari mencium tangan Atha lembut.

"Julian bantu Aku, Hiks... Leo bilang dia suka sama Aku.." lirih Atha kemudian menjatuhkan kepalanya di leher Julian dan menghirup wangi Julian kuat-kuat.

"Dia bilang.. apa?" Tanya Julian menahan amarah.

"Dia suka Atha, Sebelum kita menikah dia bilang begitu...." Jujur Atha, Ia memang harus mengatakan nya karena takut Julian akan marah.

"Hmm, kamu mau gimana?"

Atha mengerutkan dahi, Dia tak mengerti jadi menjawab apa yang ada di pikirannya sekarang.
"Apapun, Asal Julian gak marah sama Atha... aju takut lihat Julian marah.."

Julian tersenyum tipis, Ia mengecup lembut bibir Atha.
"Okay, Baby girl... now Can we go home? I want you" bisik Julian serak.

***

"Shit!! Bunda ganggu aja" Kesal Julian sembari memutuskan Telfon nya, rencana bermanja ria di ranjang bersama Isterinya harus gagal karena bundanya Kangen Dengan menantunya.

"Jangan marah.." Ucap Atha menenangkan, Ia mengelus tangan Julian agar Pria itu tak semakin kesal.

"Iya, Aku gak marah" Balas Julian pelan dengan tangan mengelus puncak kepala Isterinya.

"Julian...Aku manggil Kamu, Pakai nama gapapa? Tapi seperti Kurang sopan aja gitu, Manggil Kamu cuma nama"
Julian tampak menatap jalanan sebentar, Lalu mengangguk pertanda setuju.

"Aku lebih suka kamu panggil nama aku, Ketika mengerang dan mendesah di bawah ku" Goda Julian sembari mencubit pipi Isterinya itu.

"Julian nakal ih" Gerutu Atha yang berusaha melepaskan tangan Julian di pipinya.

"Aku Suka Kamu begini, Sayang.. Kamu lebih terbuka"

Atha tertawa, "Karena Aku udah jadi Isterinya Julian.." Balas nya bangga.

"Hoo, Jadi Isteri dari Julian Smith memang harus bangga" Tawa Julian meledak Karena Pembicaraan Konyol ini.

Atha juga tertawa "Seharusnya Kamu yang bangga, dapat Isteri yang masih muda... Dasar dosen mesum!" Ledek Atha.

"Iyaa Aku bangga banget dapat Kamu, Rasanya pengen kurung kamu di rumah aja" Balas Julian dengan nada Bercanda, Namun tersirat. Sungguh ia ingin Isterinya hanya untuk nya saja.

•___________•

TBC

Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang