04

190 14 1
                                    

Tak terasa sekarang adalah hari kelulusan SMA Yoshi, ia benar benar sangat senang karena ia berhasil mendapatkan beasiswa dari universitas yang ia incar karena berhasil meraih juara 1 dalam olimpiade matematika.

Para murid yang berada pada angkatan yang sama dengan Yoshi merayakan upacara serta pesta kelulusan mereka dengan perasaan suka cita, termasuk Yoshi sendiri.

Yoshi sudah tidak terlalu memikirkan bagaimana jadinya hubungannya dengan K, ia merasa bahwa ia hanya diberi harapan palsu, tanpa kepastian sama sekali.

Sedikit demi sedikit ia rebut kembali atensi nya terhadap K, walaupun didalam lubuk hati nya yang kecil terdapat suatu perasaan mendambakan akan keseriusan dari guru tampan tersebut.

Di malam hari, semua murid mengadakan acara prom night di suatu bar yang berada di Gangnam, akan banyak orang yang mabuk malam ini.

Yoshi yang biasanya tidak pernah mengikuti acara seperti ini pun turut ikut berpartisipasi dalam acara prom night malam ini.

Ia bahkan ikut meminum alcohol.

Satu teguk.

Dua teguk.

Tiga teguk.

Okay, sekarang kepalanya sudah mulai memberat, namun Yoshi tetap terus menuangkan alcohol ke gelas nya.

Ia bahkan terkekeh layaknya orang gila, ia benar benar ingin menghilangkan semua asa yang belum pernah ia capai sebelumnya. Ia tau akan konsekuensinya, tetapi setidaknya dengan cara ini ia dapat menghilangkan beban dalam benak nya walaupun dalam kurun waktu yang sekejap.

Saat ia hendak menuangkan alcohol kedalam gelas nya, ada sebuah lengan besar yang berotot menggenggam tangannya, ia menepis lengan besar itu menginstruksi bahwa ia ingin minum lagi dan lagi.

Sudah ia coba untuk menepis tangan itu tetapi tak ada perubahan apapun, genggaman pada tangannya malah semakin mengerat dan mampu membuat nya meringis akan rasa pedih yang menjalar pada pergelangan tangan kanan nya.

Ia menghela nafas nya dengan kasar, alis nya bertaut menandakan amarah nya yang mulai memuncak karena genggaman erat pada pergelangan tangan nya.

Ia pun memberanikan diri untuk menatap sosok jangkung yang sedari tadi menggenggam tangannya. Hendak marah namun ia urungkan setelah melihat siapa yang sedari tadi menggenggam nya dengan erat. Pupil indah nya bergetar menandakan bahwa ia sedang ketakutan.

Lelaki jangkung itu adalah K, tadi ia datang kerumah Yoshi untuk mengajak remaja itu berjalan jalan untuk merayakan hari kelulusan nya, dan sebuah tanda permintaan maaf karena tak dapat hadir dalam acara pelaksanaan upacara kelulusan sang pujaan hati.

K menatap Yoshi dengan tatapan datarnya yang mencekam, itu yang membuat Yoshi takut. Yoshi mengalihkan pandangannya ke arah semula, ia menggigit bibir bawah nya berupaya sekeras mungkin supaya tak mengeluarkan ringisan kala dirasa genggaman tersebut semakin erat.

K yang tadi nya menatap Yoshi pun heran mengapa Yoshi terlihat seperti sedang menahan sesuatu, ia pun edarkan pandangannya dan melihat genggamannya.

Itu terlalu kuat, seketika sekelibat perasaan bersalah muncul dalam benak nya, namun ini salah, ia harus menegaskan nya pada pemuda manis dihadapan nya ini.

"Pulang"

"Gak mau"

"Pulang, Yoshinori"

"Apasih pak, Yoshi bilang gak mau ya gak mau"

"Pulang sekarang Kanemoto Yoshinori"

Yoshi terdiam, menundukkan kepala nya dan terus menerus menatap sepatunya, K pasti sudah benar benar berada di ambang batas nya bila memanggil dirinya dengan nama lengkap yang mendiang ayah nya beri.

K menghela nafas nya berat, ia dudukkan dirinya dengan kasar pada kursi kosong yang berada disamping Yoshi.

Dirampasnya botol serta gelas alkohol dari Yoshi, ia menuangkan alkohol tersebut dan meminumnya sampai tak ada lagi alkohol yang tersisa dalam botol.

Di letakkan nya botol alkohol di meja, lalu menarik Yoshi dengan kasar, tak ada penolakkan apapun dari si manis, Yoshi tau ini saat nya untuk patuh.

K membuka pintu mobil nya dan mendorong Yoshi untuk masuk kedalam, Yoshi menurut patuh namun saat K menutup pintu nya dengan keras Yoshi memejamkan matanya guna untuk menahan air matanya yang seakan memaksa untuk turun.

Meringis kala bekas genggaman kuat K berdenyut ngilu, bekas nya begitu ketara dengan kulit seputih susu itu.

K melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi menuju kediaman Yoshi bersama sang nenek, ibu dan kakak kakak nya.

Menghentikan mobilnya kala sudah sampai, keadaan mobil begitu hening, tak seperti biasanya yang tersetel radio yang memutar lagu kesukaan kedua nya dan suara Yoshi yang cukup berat mengalun indah menyanyikan lagu lagu yang terputar.

"Keluar" suara berat itu mengalun datar, membuat suasana yang tadinya mencekam semakin mencekam.

Yoshi menggigit bibirnya kala dada nya berdenyut nyeri, menahan isakkan nya kala air matanya merembes keluar dari celah kelopak matanya yang terpejam.

Menganggukan kepalanya, dan membuka pintu mobil dengan perlahan, keluar dari mobil tersebut, ia langkahkan kaki nya dengan gontai ke arah pintu kediaman nya dengan keluarga nya.

Mobil yang biasanya terdiam terlebih dahulu untuk memastikan orang terkasih dari pemilik nya masuk ke rumah dengan selamat, mobil itu bahkan langsung melenggang pergi kala Yoshi baru saja memegang pagar rumah nya.

Yoshi jongkokkan dirinya didepan pintu rumahnya karena merasa kaki nya tak sanggup melangkah masuk kedalam rumahnya, satu persatu isakkan keluar dari celah bibir nya yang tipis.

Setelah dirasa lega, Yoshi berdiri dan masuk kedalam rumah nya dengan langkah gontai.

Alumni [Kshi] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang