2. Yupi

9 1 0
                                    

Kita adalah dua titik dalam satu baris tanpa sengaja bertemu pada waktu yang sama namun hanya saling bersinggungan kemudian kita berjalan kembali dengan cerita kita masing-masing.

Aku ragu untuk mengatakan apakah pantas kusebut KITA ? Sedangkan cerita ini hanya tentang aku dengan perasaanku seorang.

Mengenalmu dengan sebagai sosok kawan yang baik lantas berjalannya waktu aku mengenal arti kenyamanan. Apapun tentangmu adalah bagian perjalanan hidup yang tidak akan lupa atau bahkan aku abaikan. Baik atau buruk dari akhir cerita itu, kamu memang sempat punya cerita untukku. Walau tergolong singkat mungkin hanya beberapa tahun, namun kehadiranmu banyak mengajarkan ku arti hidup, nyaman, bahagia dan tidak lepas dari kecewa. Jatuh cinta selalu satu paket dengan patah hati.

Singkat namun melekat walau pernah memberi luka yang amat pekat.

lucu.

Kita sempat dekat tanpa sekat namun pergi menjauh tanpa sempat mengucapkan salam perpisahan. Lebih tepatnya kamu yang pergi menjauh dan aku pergi untuk melepaskan.

Kamu adalah teman cerita saya, betapa beruntungnya saya saat itu sempat berpikir itu. Rasanya apapun denganmu segalanya terasa mengasikan, atau memang pada dasarnya kamu memang anak yang asik. Bahkan setiap perjalanan yang pernah kita lewati tidak akan pernah aku lupakan karena kamu seperti Peterpan dan aku Tinkerbell atau lebih tepatnya Kamu Dora dan aku Boot, hanya menjadi teman perjalanan bukan teman hidup hahaha.

Dulu saya pernah berpikir saya menemukan sosok yang sefrekuensi dengan saya, tapi yang jelas semua topik kalau ngobrol sama kamu itu indah dan mengaasikan, rasanya tidak perlu berkeliling ke dimensi lain jika cukup aku dan kamu dalam satu dimensi bersama, tapi apa-apa yang sama tak selalu berakhir perasaan yang sama. Hidup ini realistis. Rasanya cukup dikenang dan disimpan dalam kotak ingatan itu sudah lebih dari cukup.

Aku sempatlah berpikir jangan-jangan Tuhan kirim kamu kepadaku untuk menjadi masa depanku. Tapi bagaimana untukku berani bermimpi jika dari kamu selalu berangan dan me mimpi kan dengan sosok lain yaitu Wendi, Wendi dan Wendi lainnya karena terlalu banyak Wendi di hidupmu hehe tapi itu lumrah karena saat kita masih muda, hidup masih tentang menentukan arah yang terbaik dan paling tepat. Tidak ada perasaan yang keliru namun jika jadi pilu maka semakin lama untuk bertahan, jika itu akhirnya menjadi luka, lebih baik me lepaskan.

Setiap orang berhak untuk melindungi perasaannya, sama halnya dengan aku yang berhak memilih pergi dan melepaskan apa yang selalu aku coba untuk aku pertahakan.

Seperti menggenggam pecahan beling ditangan, lama-lama tanganku berdarah. Aku sangat sadar jika semakin aku tahan, luka itu akan makin dalam dan yang bertanggung jawab dengan perasaan sendiri adalah diri sendiri.

Rindu ? Sesekali, namun setiap rindu tak harus mengharapkan temu bukan, hanya sekadar mengingat dalam pikiran dan mengenang masalalu itu lebih dari cukup rasanya kemudian biarkan berjalan waktu untuk memuai. Segalanya memang tidak kekal.

Kamu adalah salah satu teman terbaik untuk saya dan akan selamanya menjadi teman baik untuk saya. Namun memutuskan untuk pergi dan tidak saling menyapa itu sudah keputusan terbaik rasanya.

Karena untuk berdamai dengan keputusan sendiri itu tidak sesingkat makan permen yuppi.

Waktu berjalan mengajarkanku bahwa kisahku denganmu adalah bagian buku dari beberapa bab yang sama namun kamu bukan dari inti cerita hidupku. Kita bertemu untuk saling belajar, entah baik buruk pengalaman selalu ada makna baik yang tersirat bukan.

Kepada yang sempat hadir, terimakasih ..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LinimasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang