BAB II

6 0 0
                                    

Saat masuk kedalam ruang kepala sekolah terlihat Pak Harin yang sedang menunggu Arkhan di meja tamu dengan Bu Amy, pak Harin mempersilahkan Arkhan duduk dan memberikannya sebuah map.

" Pagi pak Harin, ada perlu apa bapak memanggil saya?" Tanya Arkhan penasaran, dan menengok ke arah Bu Amy.

" Ah iya, untuk suatu alasan Bu Amy juga saya panggil kesini, kamu tidak keberatan kan?" Tanya pak Harin dengan alis naik keatas.

" Iya pak saya tidak keberatan" balas Arkhan tersenyum. 

" Saya dapat laporan dari Bu Amy kalau kamu dikelas tidak pernah benar-benar memperhatikan pelajaran, apa betul Arkhan?" Tanya pak Harin.

" Iya pak benar" jawab Arkhan santai.

" Bukan itu saja, kamu juga kadang tidur saat waktu pelajaran, benarkah itu?" tanya pak Harin melotot.

" Iya pak" jawab Arkhan.

" Kamu sekarang sudah kelas 11 SMA, belajar yang serius! kamu ga kasihan sama orang tua mu yang sudah memasukkan kamu ke SMA favorit ini?" Pak Harin mulai memarahi Arkhan.

" Iya pak maaf, besok lagi tidak saya ulangin perbuatan saya" Bela Arkhan.

" besak-besok, ga ada bukti kalau kamu mau berubah mulai besok" bu Amy ikut memarahi Arkhan.

setelah sekian lama Pak Harin dan Bu Amy memarahi Arkhan, mulai diam dan mengatur napas untuk membenarkan intonasi suaranya yang terlalu keras.

" Arkhan, seharusnya kamu jadi pedoman murid yang baik disini, kamu adalah anak dari pak Indra pemegang saham terbesar di sekolah ini, kamu bisa masuk sini juga karena bantuan ayahmu" sindir bu Amy.

Tangan Arkhan mengepal berusaha menahan emosi, sesaat setelah Bu Amy menyebut nama "Ayahnya", Arkhan sangat tidak suka dibandingkan oleh Ayahnya. Pak Harin yang menyadari emosi Arkhan dan menghentikan bu Amy melanjutkan perkataannya.

" Sudah Bu Amy jangan dilanjutkan lagi, ehem saya rasa Arkhan sudah tau dimana tata letak salahnya" Bela Pak Harin.

" Iya pak, kalau begitu saya pamit kembali ke kelas terlebih dahulu bel istirahat pertama sudah selesai" Bu Amy meninggalkan ruang kepala sekolah.

" Arkhan, ini minum air putih" Pak Harin memberikan Aqua gelas kepada Arkhan.

" Terima kasih pak"

" Sudah merasa baikan?" tanya Pak Harin khawatir.

" Sudah pak" Balas Arkhan sopan.

" Kamu lihat map yang didepan kamu?" tanya Pak Harin menunjuk ke map didepan Arkhan.

" Iya pak, surat peringatan kan pak?" tebak Arkhan.

Pak Harin tertawa sesaat dan mengambil map tersebut, Arkhan yang melihatnya menjadi tambah bingung.

" bukan surat peringatan, Ini surat undangan untuk mengikuti lomba presentasi Internasional di Malaysia" jelas Pak Harin.

" Maksud bapak apa ya?" tanya Arkhan bingung.

" Kamu punya potensi di bidang bahasa inggris, nilai bahasa inggrismu selalu peringkat pertama dari seluruh siswa angkatanmu, jadi bapak mau kamu untuk ikut lomba ini, gimana kamu mau ikut kan?" jelas Pak Harin.

Arkhan yang mendengarkan penjelasan pak Harin kaget setengah mati, Arkhan ragu dengan tawaran Pak Harin.

" Maaf pak, bukannya ada murid yang lebih cocok buat lomba ini ketimbang saya? contohnya si Andy dia orang yang pintar dan cocok buat lomba ini" Jawab Arkhan ragu.

" Haha tentu saja Andy boleh ikut, eh bapak lupa jelasin ya, kalau lomba ini berkempok bukan individual. Tapi bukan Andy yang jadi ketuanya, kamu lah ketua kelompoknya." Jelas Pak Harin.

Dreams and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang