Chapter 7

29 21 6
                                    









Masa kecil adalah saat-saat yang menyenangkan karena saat itu kita bebas melakukan apapun tanpa beban sebab belum mengerti apa itu pahitnya kehidupan. Saat kecil kita seharusnya diperlakukan layaknya putra mahkota, segala keinginan akan terpenuhi, segala kesalahan akan termaafkan, dan segala sesuatu akan dipandang indah.


Sayangnya, tidak semua orang bisa meraih bahagianya dengan mudah dan tidak semua orang bisa dengan mudah menjalani kehidupan.


Sosok anak kecil yang seharusnya bermain bersama teman sejawatnya, seorang anak kecil yang seharusnya bersenda gurau dengan teman dan keluarganya, seorang anak kecil yang seharusnya mendapat pelukan hangat dan kasih sayang dari orang tua harus rela melepaskan itu semua.


Sesosok vampire muda yang bahkan umurnya masih menginjak satu dekade lebih harus rela masa kecilnya direnggut paksa karena keserakahan manusia. Memang betul bahwa vampire dapat hidup lama, namun vampire tidak bisa hidup mala dalam keabadian di masa kecil.


Sosok vampire muda yang belum mengerti apapun kini menangis tersedu di tengah hutan entah berantah. Ia tersesat karena kini telah kehilangan ayahnya. Ia berlari bersama ibunya yang keadaannya tidak bisa dibilang baik-baik saja.


"Nak," panggil sang ibu dengan lirih, "bawa tas ini dan berlarilah terus ke depan. Jangan pernah lihat kebelakang."


Maka dengan gusar, si vampire muda meraih tas yang sedari tadi dibawa oleh ibunya. Mengira bahwa ibunya sudah lelah membawa tas itu dan ingin meminta bantuannya untuk membawakan tas itu.


"Sekarang berlarilah lebih dulu dan ingat jangan pernah melihat kebelakang dan jangan pernah berhenti sampai ada vampire lain yang menolongmu."


Sang ibu berkata dengan tersendat karena menahan sakit dan perih di sekujur tubuhnya sambil mendorong kecil anaknya untuk segera berlari.


"Tapi Ma," si vampire muda mulai khawatir karena penuturan ibunya, merasa ada sesuatu yang tidak benar.


"Hei, kamu anak baik dan penurut, bukan?" Vampire muda jelas mengangguk sambil mengusap ingus dan air matanya. "Maka jadilah anak baik dengan menuruti ucapan Mama."


Sang ibu lalu merengkuh anaknya dalam pelukan hangat dengan tubuhnya yang bergetar lalu mencium kening anaknya dengan penuh kasih untuk yang terakhir kalinya. Setelahnya, sang ibu kembali mendorong kecil punggung anaknya, isyarat agar dia segera berlari.


Maka dengan berat hati, si vampire muda berlari kencang sambil menangis dan terus merapalkan doa agar nanti dipertemukan dengan ibunya di ujung hutan dan berharap akan ada orang baik yang menolongnya.


Entah berapa pohon besar yang telah ia lewati, entah berapa kali ia terjatuh dan bangkit lagi untuk terus berlari hanya demi menjadi anak baik dengan menurut pada perintah ibunya. Maka ia memperlampat laju larinya seiring dengan tangisnya yang makin deras namun tetap tidak bersuara. Ia masih berlari, tapi dengan tempo yang diperlambat karena tidak merasakan adanya gerak kaki di belakangnya.


Ibunya tidak menyusulnya.


Ingin rasanya ia berhenti dan menengok ke belakang, tapi entah kenapa kakinya justru tidak mau berhenti dan kepalanya terus menunduk karena menangis dalam diam. Seolah badannya dikendalikan oleh alam yang telah menuntunnya pada takdir.


Lagi-lagi ia terjatuh karena akar pohon besar. Dan sekali lagi ia bangkit untuk segera berlari kembali sebelum tubuhnya direngkuh oleh seseorang berhawa dingin. Bukannya takut, si vampire muda malah makin menangis dan mengeluarkan suara isakannya. Seolah sosok yang merengkuhnya dengan rengkuhan dingin nan hangat itu adalah sosok yang ia percaya dan amat ia kenal.


"Jangan takut. Kau sudah aman," kata sosok itu.


Si vampire muda merasa kelegaan mendengar penuturan sosok itu. Kini ia balas memeluk sosok itu. Meremat pakaiannya seolah tengah berbagi rasa takut dan gundah yang ia rasakan beberapa saat lalu sampai sekarang.


"Tenanglah," usapan halus pada punggung pun si vampire muda rasakan.


Kini ia hanya merasakan rasa nyaman dan tenang seolah menyatu dengan keadaan alam yang kini tengah sepi dan sunyi. Si vampire pun memejamkan matanya untuk melepas semua beban dan masalah yang baru saja ia hadapi. Sementara punggungnya masih senantiasa mendapat usapan halus dari sosok yang bahkan belum ia ketahui wajahnya.


Sejak malam itu, sejak ia terbangun pada malam itu hidup si vampire muda berubah. Kini ia memiliki keluarga baru yang sangat menyayanginya. Bahkan, ia kini memiliki saudara laki-laki yang begitu menyenangkan dan menyayanginya selayaknya saudara kandung.


Di dalam keluarga itu, si vampire muda mendapatkan limpahan kasih sayang juga perhatian. Bahkan, hak yang harus ia miliki pun bisa ia dapatkan. Semua berkat orang tua barunya, keluarga barunya.


"Ayo kita bermain di taman belakang saja," ujar saudara si vampire muda.


"Hei, aku penasaran bagaimana ujung hutan bagian selatan. Bagaimana kalau kita bermain ke sana sebentar?" ujar si vampire muda dengan memohon.


"Jangan ke selatan! Ayah melarang kita ke sana. Bagaimana kalau kita ke utara saja? Aku dengar di sana ada danau yang indah."


Maka dengan riang dua vampire muda itu segera berlari beriringan menuju ke arah utara. Sambil tertawa dan bercanda, keduanya merasakan euphoria masa kecil yang menyenangkan dengan bermain bermain bersama saudaranya.


"Astaga kau lari sangat kencang sampai aku lelah kalau harus menyamai laju larimu," ucap vampire yang lebih muda yang sedang mengatur nafasnya yang sempat tak beraturan.


Si vampire yang lebih tua hanya terkekeh, "kau harus banyak latihan fisik dan juga kau harus mempelajari beberapa trik dari aku agar fisikmu bisa lebih kuat."


Sementara itu vampire yang lebih muda hanya mendengus kesal mendengar penuturan kakaknya itu. Namun, sedetik kemudian ia terperangah kala melihat pemandangan di depannya. Sebuah danau dengan padang rumput yang subur di sekitarnya. Ditambah dengan pohon maple dan sakura yang sedang bermekaran.


Kedua vampire muda itu segera berlari mendekati danau dengan riang. Hendak berenang ke dalam danau bila airnya tidak terlalu dalam. Namun, sangat terkejutnya mereka ketika mendapati sesosok tubuh perempuan yang tergeletak di pinggir danau dengan tubuh penuh luka.


"Astaga apa dia masih hidup!?"


Maka dengan ragu, keduanya mendekati tubuh perempuan itu. mencoba memastikan bahwa perempuan itu masih bernafas dan memiliki denyut nadi. Namun, salah satu dari mereka lebih dulu menyadari akan sesuatu.


"Mama."


Kini salah satu dari mereka telah tumbang mengetahui fakta bahwa perempuan yang terbujur kaku itu adalah orang tuanya, ibunya yang telah melahirkannya dan menyelamatkannya dari maut. Lalu dirinya teringat akan sesuatu.


Harapannya yang ingin dipertemukan dengan ibunya di ujung hutan.


Doanya terkabul. Kini ia telah dipertemukan dengan ibunya, namun hanya jasadnya saja karena nyatanya nyawa sang ibu telah tiada di dalam raganya.


Maka mulai detik itu, si vampire muda telah mengikrarkan diri bahwa dirinya akan membalaskan dendam atas pembantaian keluarganya kepada si manusia serakah. Manusia yang memburu vampire hanya untuk kepentingan pribadi. Vampire hunter.



~ * ~










⌚ Sat, 9 Mau 2020

Update pertama di bulan Mei setelah terkena Writer's Block ಥ‿ಥ

Btw ini chapter terpendek yang pernah aku buat.Cuma 1k words doang biasanya mah 1,2k ke atas ya kan (T^T)


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Shadow [BTS x YOU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang