A

271 46 3
                                    

Pagi ini meja makan di kediaman Kakashi dipenuhi dengan penghuni dan beberapa 'pengunjung' yang ikut menyantap sarapan bersama sang pemilik rumah.

"Waaaaahhh! Pantas saja selama ini kau terus menolak ajakan makan malam, Kakashi. Ternyata masakan Hilda jauh lebih enak dibanding masakan restoran!"

Sakura meletakan sendok dan menoleh ke arah Guy. "Dilarang makan sambil berbicara, paman. Setidaknya kau harus menelan dulu makanan yang ada di mulutmu."

Kakashi hanya mampu menyunggingkan bibir. Sejak kehadiran Hilda, bukan saja rumahnya yang selalu terlihat rapih, tapi tabiat buruk anak-anaknya perlahan semakin membaik.

"Kau tau restoran terkenal yang ada di hotel bintang 5 itu, Guy? Rasa dessertnya sama persis seperti buatan Hilda." Iruka ikut bersuara. Tentu saja dengan mulut kosong tanpa makanan, karena ia harus memberi contoh yang baik didepan anak-anak Kakashi.

"Benarkah?! Aku jadi tidak sabar menantikan dessert hari ini." Ucap Guy.

"Tidak ada dessert, hari ini." Ucap Sasuke.

"Kenapa?!!" Guy merasa kecewa.

"Aku dan Daddy tidak makan makanan manis. Tentu saja aku juga tidak akan membiarkan kalian makan makanan manis buatan Mommy." Sasuke rupanya ingin memonopoli Mommy bersama hot Daddy.

Semua terkekeh mendengar jawaban Sasuke. Tanpa terkecuali.

"Baiklah anak-anak. Kalian harus makan yang banyak supaya cepat besar seperti daddy kalian. Lalu menikahlah dengan wanita baik-baik ya. Jangan bermain-main dengan wanita, karena itu bisa menyebabkan kerugian besar untuk kalian. Sudah ada contohnya." Ucap Guy sambil menoleh ke arah Kakashi.

"Tenang, paman. Aku akan menikahi wanita anggun seperti Mommy." Saut Naruto.

"Aku juga akan menikahi pria tampan seperti Sasuke, paman! Aku tidak akan bermain-main dengan wanita. Karena aku suka dengan pria tampan!!" Sakura tersenyum lebar.

"Hn. Aku tidak tertarik dengan hal merepotkan seperti itu." Sasuke mengakhiri sesi makan dengan meminum jus tomat.

"Wah... anak-anak sudah mulai beranjak dewasa. Bagaimana kalian bisa tumbuh secepat ini?" Mata Iruka berbinar.
"Padahal seperti baru kemarin kalian saling lempar tomat dan tepung sampai membuat jas pemberian Ayameku berlubang." Kali ini pria itu merasa terharu.

"Kau benar, Iruka. Rasanya baru kemarin mereka hobi memecahkan benda-benda antik di rumahku... bahkan motor kesayanganku juga mereka nodai.... huhuhu..." Guy tak mau kalah.

"Ini semua berkat Hilda. Terima kasih, Hilda-san!!!" Ucap Iruka dan Guy bergantian.

"Makanlah, sebelum makanannya dingin." Sebenarnya sejak tadi Hilda satu-satunya yang tidak fokus dengan mereka. Iya terus-terusan menggeser layar ponsel untuk menolak panggilan yang masuk ke benda pipih miliknya sampai membuat Kakashi penasaran.

Oke, selama ini ia memang tidak pernah ikut campur dengan kehidupan pribadi Hilda. Bahkan semua informasi bisa dengan mudah Kakashi peroleh. Yang membuat ia terusik adalah, sejak kapan ada seseorang yang mengganggu Hilda? 'Apa dia punya sahabat? Mantan rekan kerja? Atau....'

Hm! Rasa penasaran Kakashi semakin meningkat saat ia tak sengaja melihat deretan nomor yang tertera di layar ponsel milik Hilda. 'Nomor itu lagi?'

Kakashi terus mengamati Hilda yang saat ini mulai menonaktifkan ponselnya.
"Apa ada yang mengganggumu?" Akhirnya Kakashi tak bisa menahan diri.

"Tidak ada. Jangan dihiraukan."

GOOD FATHER AND BEAUTIFUL NANNYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang