A

377 54 19
                                    

Untuk menebus rasa bersalah atas kejadian 4 tahun silam, Kakashi mendedikasikan dirinya untuk mengambil alih perusahaan milik kakak-kakaknya dan merangkap sebagai Daddy untuk para berandal cilik yang kini menjadi tanggungjawabnya.

"Sejujurnya aku tidak tau bagaimana menjadi seorang Daddy yang baik." Kakashi masih memeluk Hilda.

"Aku tau." Begitupun sebaliknya. Hilda bergerak untuk mencari kenyamanan dalam dekapan Kakashi.
Entah mereka merasa nyaman atau keduanya terlarut dalam suasana, tidak ada satupun dari keduanya yang ingin menyudahi adegan dekap-mendekap.

"Yang kau lakukan hanya memberi contoh buruk untuk anak-anak. Kau tidak mendidik mereka dan membiarkan mereka menghambur-hamburkan uang dengan merusak perabot mahal yang ada." Hilda menjeda.

"Meskipun kau kaya, seharusnya kau lebih memperhatikan mereka. Berikan waktu lebih dan sesekali bermain dengan mereka. Jangan memanjakan  anak-anak karena bisa membuat mereka tidak mandiri." Lanjut Hilda.

"Itu tugas Guy dan Iruka. Tugasku adalah menjamin kemakmuran hidup mereka."

Ucapan Kakashi membuat Hilda mendongak. Wanita itu berdecak. "Kalau begitu menikahlah dan cari seorang istri yang bisa memberikan kasih sayang untuk anak-anak."

Kakashi kembali menatap Hilda. "Menurutmu begitu?"

"Hm. Tentu saja." Hilda mengangguk. Keduanya kembali bergerak mencari posisi ternyaman.
"Dengan begitu, meskipun kau sibuk mencari uang, tapi ada sosok ibu yang tetap memberikan kasih sayang dan juga perhatian untuk anak-anak. Aku yakin, dengan begitu kenakalan anak-anak bisa diminimalisir." Lanjutnya.

"Hm... bagaimana ya...?"  Meskipun Kakashi seolah tak memperhatikan Hilda, namun pria itu mengeratkan dekapannya pada tubuh wanita yang kini berada dalam pelukan.
"Disekelilingku selalu banyak wanita. Mereka bahkan secara suka rela menawarkan diri untuk tidur denganku. Tapi tidak ada satupun yang terlihat tulus dengan ketiga berandal cilik." Jelas Kakashi.

"Bagaimana dengan sekertarismu di kantor?"

"Hmmm... Sasuke pernah tidak sengaja menumpahkan jus tomat di bajun Mei. Sasuke bilang 'Aku hanya ingin melihat mangga berselimut tomat.' Lalu Mei memarahi Sasuke dan mengatainya anak nakal." Kakashi masih melanjutkan ceritanya.
"Saat itu Sasuke tanpa gentar melawan Mei, seakan-akan ia sedang melawan musuh. Lalu datang Sakura dan Naruto yang membantu Sasuke sambil melempari Mei dengan buah tomat yang mereka bawa."  Hilda menahan tawa membayangkan adegan tersebut.

"Lalu Iruka yang datang bersama ketiganya meminta maaf dan langsung di tampar oleh Mei. Iruka bilang, saat menampar dirinya Mei berkata 'Ajari anak-anak nakalmu dengan baik atau mereka selamanya menjadi sampah yang tidak berguna!'. Hati Iruka langsung terluka."

Saat itu juga Hilda mendongak. "Apa dia bilang? Sampah tidak berguna?! Yang dia lakukan di kantor saja tidak ada bedanya dari sampah!!! Tega-teganya dia mengatai anak-anak lucu dengan kata-kata kasar seperti itu!"

'Anak-anak lucu? Sepertinya hanya dia yang menyebut tiga berandal cilik itu lucu.'
Ucapan Hilda yang berapi-api membuat Kakashi tertegun. "H-hei... tiga berandal cilik itu memang selalu berbuat senonoh dengan wanita yang memiliki dada besar." Kakashi berusaha menenangkan.

"Kau juga pasti punya pengalaman yang sama kan dengan― " Ucapan Kakashi tiba-tiba saja terhenti.
"Tunggu. Aku yakin mereka bertiga selalu membuat kekacauan. Apalagi saat melihat wanita berdada besar. Mereka selalu menyebutnya dengan nama buah-buahan dan itu pasti membuat wanita yang memilikinya terluka. Tapi bagaimana bisa mereka saat itu datang dan langsung menyebutmu Mommy?!"

Wajah Hilda merona. Ia ingat betul yang terjadi saat Sasuke menunjuk buah dada miliknya.

"Bagaimana kau bisa menjinakan berandal cilik itu, hm? Ini benar-benar sebuah keajaiban!" Kakashi terkekeh, yang dihadiahi cubitan ringan oleh Hilda.

GOOD FATHER AND BEAUTIFUL NANNYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang