A

662 88 24
                                    

BRAK!!!

Pintu ruang kerja Kakashi terbuka lebar.

"Daddy!"

Tiga setan licik― maksudnya tiga bocah cilik berlari kedalam ruangan besar yang menjadi tempat Kakashi bekerja sebagai CEO Hatake Corp.

Kakashi meletakan map yang semula ia pegang, mengabsen satu persatu berandal ciliknya. Lalu beralih pada pria berbadan tinggi yang mengenakan setelan olah raga berwarna hijau.

"Yo!"

Kakashi tak menyauti, hanya menghela nafas lalu menyandarkan punggungnya.

"Aku lapar." Sakura mulai berjalan dan duduk dipangkuan Kakashi.

"Aku mau jus tomat." Sasuke naik ke atas meja, menggeser map bewarna biru tua dan duduk bersila disana.

Sedangkan Naruto tetap berdiri ditempatnya sambil menyilangkan tangan kedepan dada.
"Ramen. Raamen. Raaaaaaamen."

Kakashi kembali menghela nafas, lalu meraih telfon yang berada disisi kanan mejanya.
"Mei, bawakan dango, jus tomat dan ramen ke ruanganku."

"Perut anda tidak akan muat memakan semuanya." Saut sang sekertaris.

"Bukan untukku, tapi―"

"Aku juga mau dango, Kakashi." Guy yang  berdiri disamping Naruto menginterupsi.

"Dangonya tambah 1 porsi." Ucap Kakashi pada Mei.

"Baik."

Kakashi meletakan telfon pada tempatnya. Menatap wajah berandal ciliknya penuh tanya.
"Apa yang ada di pipimu, Sasuke?"

Yang ditanya langsung mengusap pipi dengan tangan kanan. "Oli, mungkin."
Jawabnya sambil menghendikan bahu.

Kakashi beralih pada Sakura, mengangkat bocah 4 tahun tersebut agar berdiri dengan paha yang menumpunya.
"Kau juga, hm?"

Sakura terkekeh, "Kami menumpahkan oli milik paman Guy. Lalu Naruto memecahkan kaca lampu depan motor trill dengan rasengan dan Sasuke-kun membakar bannya dengan amaterasu."

Sebelah alis Kakashi terangkat penuh tanya.
'Rasengan? Amaterasu? Apa itu?'

"Dan aku memecahkan guci milik paman Guy seperti ini." Sakura mulai memperagakan gerakan dengan mengepalkan tangan kanan. Kemudian berteriak "Shanarooooooo!!!" Gadis cilik itu meninju dada bidang Kakashi hingga membuat mulut pria bersurai perak itu sedikit terbuka. Namun tak ada suara yang keluar dari sana.

"Kau harus mengawasi mereka saat menonton televisi, Kakashi. Mereka menjadi liar saat bermain ninja-ninjaan. Aku bahkan harus mengganti bajuku 3 kali setelah mereka menyerangku dengan air sambil berteriak: suiton no jutsu!" Guy memperagakan apa yang Sakura, Sasuke dan Naruto lakukan padanya.

Kakashi mengerjapkan matanya secara cepat. Lalu beralih menatap satu persatu berandal ciliknya. Kemudian beralih menatap Guy yang sampai saat ini masih berbicara.

"Kau tau kan seberapa mahal guci kesayanganku?! Aku tidak mempermasalahkan  harga gucinya, tapi kau tau kan bagaimana aku bersusah payah mendapatkan benda antik bersejarah itu?!" Kali ini Guy menjambak  rambutnya sendiri.

Pandangan Kakashi kembali menatap ketiga berandal ciliknya.
"Mulai besok tidak boleh menonton ninja. Kalian harus belajar. Kalian bukan anak kecil lagi. Umur kalian sudah 4 tahun."

Sudut bibir Guy berkedut mendengar ucapan Kakashi. 'Yang benar saja! Mereka bahkan masih balita!'

Guy menggelengkan kepala, lalu mendudukan diri disofa yang ada di ruangan tersebut.
"Kakashi, sebaiknya kau segera menikah dan carikan ibu untuk 3 monster licik ini."

"Ibu? Untuk apa? Kan sudah ada kau dan Iruka." Jawab Kakashi dengan santai.

"Hah! Aku dan Iruka laki-laki! Bukan perempuan! Dan aku bukan ibu mereka!" Guy menopang kaki kanan diatas kaki kiri.

Ketiga bocah disana justru terkekeh melihat Guy yang kesal.

TOK! TOK! TOK!

Seseorang mengetuk pintu ruangan, wanita dengan surai coklat yang tergerai masuk kedalam setelah Kakashi persilahkannya.

Wanita tersebut membawa beberapa bungkus makanan.
"Ramen, jus tomat dan kue dango."
Meletakannya diatas meja yang berada didepan Guy.

Semua yang ada disana (minus Kakashi) tengah memperhatikan wanita tersebut dalam diam. Lebih tepatnya mereka terpana dengan mahluk tuhan yang masih berdiri dengan wajah sensual menatap Kakashi.

"Ada lagi, bos?" Ucapnya.

Bukannya menjawab, Kakashi malah melirik satu persatu mahluk yang ada disana.
'Apa yang mereka lakukan?'

Kakashi mengikuti arah pandang para mahluk disana, semua mata tertuju pada wanita yang masih berdiri dengan rok rampel sebatas paha, kemeja biru tua ketat yang memperlihatkan lekuk tubuh berisi dari wanita tersebut.

Kakashi berdehem, "Mei, kemari."

Wanita tersebut berjalan mendekat, "Apa yang tadi belum cukup? Mau tambah?"

Pertanyaan yang sukses membuat 3 berandal cilik plus Guy gagal fokus.

"Kh-kh-khakhashi..." Guy bahkan sampai tecengang.

"Hentikan Guy. Aku tau apa yang kau pikirkan." Kakashi melirik Guy lalu beralih pada berandal ciliknya
"Dan kalian, kenapa tidak makan? Cuci tangan kalian terlebih dulu. Ayo cepat!"

Semuanya mengangguk, Sakura turun dari pangkuannya, mengikuti Sasuke dan Naruto yang berlari ke dalam kamar mandi yang ada di ruangan itu.

Tak hanya kamar mandi yang ada disana, ruangan tersebut bahkan dilengkapi sebuah kamar tidur lengkap dengan ranjang dan selimut yang biasa Kakashi gunakan untuk beristirahat.

"Aku sudah memeriksa dokumen ini. Tolong kau hubungi pihak building manajemen, adakan pertemuan besok setelah makan siang." Ucap Kakashi.

Mei mengangguk, mengambil map yang ada dihadapan Kakashi lalu meninggalkan ruangan.

Guy dengan cepat mendekat pada Kakashi, "Siapa wanita seksi tadi? Apa sekertaris baru? Apa kalian sudah melakukan itu?" Mata Guy berapi-api.

Kakashi hanya menanggapinya dengan wajah datar. "Namanya Mei Terumi. Sekertaris pengganti Shizune."

* * *


Obrolan tiga berandal ciliknya Kakashi:

"Kau lihat tidak dadanya?"

"Ku rasa dia menyembunyikan buah jeruk disana."

"Bukan jeruk Sakura-chan, tapi buah mangga."

Sasuke, Sakura dan Naruto, bergosip didepan wastafel sambil mencuci tangan.

"Pantas saja Daddy betah di kantor. Pegawainya punya banyak buah didadanya."

"Hn."

*//*

Jangan lupa vote ya 😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote ya 😉

GOOD FATHER AND BEAUTIFUL NANNYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang