-* 05

1.5K 235 20
                                    

Minho menaruh pipinya di telapak tangan, memperhatikan bagaimana Jisung menerangkan materi di depan sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minho menaruh pipinya di telapak tangan, memperhatikan bagaimana Jisung menerangkan materi di depan sana. Jeno dan Mark hanya saling bertatapan merasa jengah dengan Minho yang terus saja menatapi gurunya itu.

"Ho, berhenti menatapnya seperti itu. Aku rasa dia kurang nyaman," ujar Jeno menepuk punggung Minho pelan.

"Ah benarkah?" Dengan polosnya Minho hanya balik bertanya. Mark yang sudah malas dengan ke bodohan Minho memilih tak peduli saja.

"Lihat, Han ssaem bahkan hanya duduk saat menerangkan materi. Biasanya dia akan berkeliling ke bangku-bangku kami. Jadi, berhenti menatapnya."

Minho menekuk bibirnya. Apa benar Jisung risih dengan tatapannya? Tapi ia hanya suka saat melakukan itu. Menatap Jisung rasanya sama seperti memakan es krim di siang hari yang panas. Manis, segar dan menyejukan.

"Tapi dia sangat manis, aku tak bisa berhenti menatapnya."

Jeno hanya menepuk jidatnya. Bagaimana bisa Minho mengatakan hal itu dengan gamblangnya. "Tutup saja matamu sampai pelajaran berakhir." Sebenarnya hanya candaan karena ia terlanjur kesal. Tapi di luar dugaan, Minho malah membuka dasinya dan menutup matanya seperti orang bodoh.

Jeno lagi-lagi menepuk jidatnya. Ingin rasanya ia membenturkan kepala Minho ke kaca jendela lalu mendorongnya hingga jatuh ke lantai bawah.

"Minho? Apa yang kau lakukan?" Jisung berjalan menghampiri Minho meskipun jantungnya berdetak tak karuan. "Kenapa kau menutup matamu?"

"Aku takut kau risih karena terus aku tatap."

Jisung memerah, jawaban Minho sontak membuat seisi kelas ricuh."A-apa yang kau katakan? Sudahlah, buka matamu dan pakai dasinya dengan benar."

Minho tersenyum kelinci menatap Jisung lalu menyerahkan dasinya ke arah sangat guru. "Aku lupa cara pakainya, tolong pakaikan, ssaem."

Jisung menelan ludahnya lalu melirik Mark dan Jeno yang lebih dulu menyembunyikan wajahnya dengan buku.

'Bukan temanku.' -Mark and Jeno

"Aku juga tidak bisa, pasang sendiri saja." Jisung melenggang kembali ke bangkunya namun Minho tak ingin menyerah, ia ikut bangkit dan mengikuti Jisung ke dapan kelas.

"Duduk di bangku mu, Minho. Atau keluar dari kelas?"

Minho malah tersenyum lalu menarik tangan Jisung agar menerima dasi miliknya. "Pasangkan, dan aku akan kembali duduk."

"Pasangkan saja Ssaem!"

"Iya ssaem! Tidak apa-apa!"

Teriak salah satu dari pada muridnya. Minho yang merasa mendapat dukungan dengan senang terus menampilkan barisan gigi rapinya.

Jisung hanya mendesah pelan. Mulai mendekati Minho dan melingkarkan dasi tersebut di kerah seragam Minho. Jisung menyadari sesuatu, jika bahu Minho sangatlah tegap dan kekar. Sama seperti Hyunjin tapi milik Minho terasa lebih berisi.

[✔︎] Find you again |ᵐⁱⁿˢᵘⁿᵍ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang