Akhir dari Segalanya

200 33 5
                                    

Suara hembusan nafas yang terus berpacu,detak jantung yang kian berdegup cepat,dan dinginnya angin malam yang menusuk tulang yang kini hanya dirasakan Hinata dan Kuroo. Keduanya saling bertatapan berusaha menganalisa satu sama lain. Yang bergerak duluanlah yang kalah,Salah satu mata mereka yang memunculkan tanda waktu yang tak bergerak. Suara sayap gagak menjadi pemecah keheningan,kedua menembakkan pistol mereka keduanya berbenturan. Hinata mengaktifkan waktu dan berteleportasi ke belakang Kuroo,Tendangan Kuroo menghantam Hinata waktunya melambat. Namun itu ditabrakkan Hinata membuat Kuroo terlempar ke samping namun tetap menekan pelatuknya dan dihindari dengan mulus. Hinata mempercepat gerakannya dan menendang Kuroo. Kuroo bengun melambatkan tubuh HInata memukulnya bertubi tubi dan ditangkis oleh Hinata lalu Ia menendang Kuroo dan mencekiknya dengan cekikan segitiga. Namun dalam urusan fisik Kuroo takkan kalah ia mengangkat tubuhnya dan membanting HInata. Kepala Hinata berdarah ia menahan rasa perih dan pusing di kepalanya dan mendorong Kuroo. Kuroo tertawa dan bangkit mendekati Hinata yang terluka parah masih mengarahkan pistol padanya.

"Bagaimana rasanya?Ayahku juga merasakan hal itu"Kuroo menembak dan Hinata melesat pergi dari sana dengan bakatnya

"Kenapa kau menghindar begitu?Kau suka rasanya bukan?"Kuroo menembaknya lagi dan melambatkan dirinya ia memberontak dan menembak dua peluru yang melesat ke arahnya membuat benturan empat peluru itu bergema di seluruh ruangan

Kuroo makin membabi buta tanda waktu pada matanya semakin cepat berputar ,Hinata juga terus menghindar dengan kekuatannya dan pelurunya hampir habis. Matanya terasa sangat lelah dan seluruh luka yang terus membuatnya terhambat. Ia dalam keadaan yang terdesak,Energinya hamper habis dan Kuroo menghentikan tembakannya. Ia juga nampak kehabisan tenaga namun masih menodongkan senjatanya. Ia pun mendekati Hinata dan menendangnya membuat Hinata terhantam tembok yang kini telah retak parah semakin memburuk.

"Sekarang aku harus mengakhirinya"Kuroo sudah hendak menembak Hinata namun HInata menunggu sampai celah Kuroo hendak menekan pelatuknya dan terbang melesat menabrak Kuroo, Kuroo memberontak dan menendang Hinata menjebol atap ia mengikutinya. Hinata berguling dan bangun hanya satu peluru yang tersisa. Dan sayapnya telah patah dan kepalanya sudah berdarah hebat begitupun Kuroo yang darahnya sudah mengucur deras dari lengannya. Kini hanya ada keduanya disana,hampir kehabisan tenaga dengan luka yang begitu parah.

"Kau benar benar keras kepala,Setelah kau mati dan aku mengambil bakatmu maka kau dapat berguna bagi dunia yang kejam ini. Aku tidak mau bertarung lagi denganmu jadi berikan mata itu padaku!"Kuroo mendekati Hinata yang tengah mengatur nafasnya

"Percuma saja,Aku tidak akan memberikannya. Yang kau lakukan hanya akan menghancurkan dunia ini"

"Omong kosong macam apa yang kau bicarakan?!Manusia manusia sialan itu yang bisa tersenyum bahagia tanpa melihat orang orang yang tengah menderita. Sejak dulu bangsawan yang terus memeras rakyatnya,Negara yang ingin mengambil lebih walaupun itu milik orang lain,Pemerintah yang menggunakan jabatannya untuk kesenangannya. Dunia yang tak adil ini telah rusak maka dari itu aku akan menghancurkannya dan membangunnya kembali"

"Buanglah mimpi sialanmu itu, Dunia ini memang kejam tapi masih ada banyak hal indah di dalamnya. Dan dengan karena itulah aku ada disini untuk melindungi senyuman teman temanku" Hinata kini berdiri menghampiri Kuroo

Keduanya saling menatap tajam masing-masing dan memunculkan bakat special mereka semakin lama jalan mereka makin cepat. Kuroo melesat menuju Hinata dan mengaktifkan bakatnya da Hinata meluncur dengan satu sayapnya dan menodongkan pistolnya pada kuroo keduanya mengeluarkan semuanya,perasaan mereka yang telah lama menumpuk dan kini meledak di tempat itu. Kedua peluru itu berbenturan hebat dan memancarkan sinar yang sangat terang. HInata merasa jatuh dalam cahaya itu dan mendengarnya suara orang orang yang berharga baginya berteriak akan namanya. Semua terasa bergeming dan bulir air mata meluncur dari pipinya dan semuanya lenyap seketika ia kembali sadar dan kepalanya terasa pecah. Kuroo telah terdorong dan jatuh dari gedung dan Hinata masih melayang dan akhirnya jatuh di lantai atap yang terasa dingin dank eras. Nafasnya memburu darah mengucur deras dari kepalanya seluruh tubuhnya tak dapat digerakkan dan matanya terasa lelah. Ia sangat lelah dan mengantuk dan semuanya terasa kabur dan ia terjatuh kembali dalam kegelapan itu. Kegelapan yang sama saat ia mati dan kini untuk kedua kalinya.

***

HINATA REVENGE'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang