2

86 12 7
                                    




Jaemin mengambil handuknya dari tas. Ia juga mengambil ponsel 'butut' miliknya. Iya butut, gara-gara udah hancur dan nge-lag seperti otak Haechan.

Kasian Haechan, belum apa-apa dia udah dikatain. Emang sasaran empuk kalo menurut Jaemin.

Jaemin membuka aplikasi chatting yang akhir-akhir ini sering ia buka. Tentu, itu karena dirinya sedang dekat dengan Minju—teman sekelasnya saat kelas 10.

Minju
gua balik duluan
gak punya ekskul

Jaemin
cari ekskul dong
penting buat mengembangkan bakat

Minju
gak punya bakat

Jaemin
dusta, gambaran lu kan bagus

Minju
gambaran lu lebih bagus
udah sana basket
om gua dah jemput

Jaemin
hati hati
gak mau semangatin gua?

Minju
ya semangat.

Jaemin terkekeh membaca jawaban dingin nan tak peduli dari Minju. Lagian cewek yang akhir-akhir ini dekat dengan dirinya itu suka malu buat ngungkapin perasaannya.

Bukan perasaan seperti cinta, tapi perasaan simpati dan empati pada dirinya. Dan tentu, menurut Jaemin itu salah satu hal lucu yang ada di diri Minju.

Ia mengelap keringatnya, lalu menaruh ponselnya kembali kedalam tas.

Kulitnya mendadak dingin. "Nih pocari," Jeno menaruh botol pocari sweat dingin diatas kulit lengan Jaemin. Pantas aja dingin.

"Thanks." Jaemin menerimanya, ia menaruh handuknya terlebih dahulu, baru ia meminum pocari sweat.

"Itu tadi dari Minju," kata Jeno lalu duduk dikursi panjang. "Nitip buat Jaemin, gitu katanya."

"Nanti gua bilang terima kasih ke dia."

"Lu lagi deket sama Minju?"

Jaemin mengangguk. "Iya, dari awal masuk kelas 11," balasnya seraya menutup botol pocari sweat itu.

"Gak keliatan, apa lewat chat doang?"

"Chat, Minju yang minta. Katanya dia risih kalo secara langsung, tambah takut dicengcengin temen satu kelasnya. Taukan kelas IPA 6 kayak gimana."

Jeno mengangguk mengerti, "Udah ada Haechan, tambah Hanji. Belum cewek-ceweknya, stress kali Minju disana."

"Tapi katanya asik, walau sering jamkos."

"Iya sih, gua liat-liat juga gitu. Eh btw, kalo lu jadi sama Minju. Gua mau minta bantuan buat deketin gua sama Siyeon."

Jaemin terkejut. "Lu naksir sama macan tutul kayak dia?"

Jeno mengangguk, menyandarkan badannya ke tembok. "Iya, cakep borr, walau keliatan galak gitu."

"Kalo Siyeon tuh mintanya ke Yujin atau Ryujin lah. Minju kayaknya gak terlalu deket kalo gua liat-liat."

"Tau darimana?"

"Sepenglihatan gua sih."

"Tapi iya sih, seringnya liat Siyeon bareng Yujin, Ryujin, ya dua manusia banyak tingkah."

"Kagak boleh gitu, tapi emang bener sih."

"Yeu."

Keduanya tertawa renyah.

•••

Hari ini Yujin harus ekskul jurnal, asli, males banget. Mana hari ini panas banget, padahal sebenarnya tuh jurnal gak ngapa-ngapain.

Why Don't We? (jaeminju x jinjoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang