"Chatan sama siapa Ju?" tanya Yujin, sedari tadi ia memperhatikan Minju yang memainkan ponselnya."Ini? Sama Jaemin." Minju menunjukkan sekilas chatnya dengan Jaemin.
Ooh Jaemin. Yujin mengangguk lalu berdiri. Mengambil uangnya yang berada di tas. "Kantin gak?"
Minju menggeleng, "Enggak, lu aja sama yang lain."
Yujin kembali mengangguk setelah mengambil uangnya. "Ryujin, Yiren, Siyeon gas kantin!"
"Haiyuuuuu!!!" seru Ryujin dan Siyeon kompak. Yiren anaknya kalem, dia gak ngomong apa-apa, cuman langsung ngintil dibelakang mereka.
"Nitip gak?" tanya Yujin sekali lagi pada Minju. Minju lagi-lagi menggeleng, "Enggak, nanti gua ke kantin kok."
"Ooh okay, duluan."
Yujin, Ryujin, Siyeon, dan Yiren pergi ke kantin. Sedangkan Minju memilih kembali chattingan dengan Jaemin.
Semenjak naik ke kelas 11, Minju, Yujin dan Jaemin pisah kelas. Ini karena pemilihan lintas minat, dan kebijakan sekolah yaitu setiap tahun ganti kelas.
Alhasil Minju dan Yujin sekelas tepatnya di kelas 11-IPA 6, dan Jaemin di kelas 11-IPA 3.
Walau pisah kelas Minju dan Jaemin malah makin dekat, beda dengan Yujin ke Jaemin. Yujin ini anaknya gak pedulian, lagian semasa kelas 10 dirinya dan Jaemin hanya teman biasa. Dan jarang chat juga.
Beda sama Minju ke Jaemin, yang tiap hari chattan. Apalagi sekarang pisah kelas, makin-makin deh deketnya.
Yujin di kantin melirik ke-tiga temannya yang sedang memakan seblak—yang menurutnya kebanyakan micin itu. "Kenapa Jin?" tanya Ryujin masih mengunyah seblaknya.
"Kalo mau bilang aja nih, pake ngatain kebanyakan micin segala." Siyeon menyodorkan mangkuk seblaknya.
Yujin menggeleng, "Enggak makasih, lagian emang kebanyakan micin. Lu bertiga makin bego entar."
"Ah biasanya juga semua makanan lu lahap, napa sih? Mana cuman beli mendoan sama sisri. Diet lu?" tanya Ryujin.
Yiren menatap Yujin perihatin. "Kamu gak ada uang? Pake uang aku aja," ujar Yiren menyodorkan dompet berwarna pink miliknya.
Bangsat, dikatain miskin secara tidak langsung hiks.
"Enggak, bukan juga Ren," balas Yujin. Yiren langsung menaruh kembali dompetnya disaku, "Terus kenapa?"
"Kena mental kali!" celetuk Siyeon, baru kembali memakan seblaknya. "Seblak kok ditolak, aneh."
"Yeu, gak mood nih gua," sungut Yujin. "Lagian baru kemarin sore makan seblak, sekarang makan lagi."
"Gapapa kali, itukan kemarin. Nih kalo masuk rumah sakit, katanya Yiren yang bakal bayarin," Ryujin melirik Yiren.
"Hah, apaan?" Yiren terpanggil karena namanya disebut. Emang sih, Yiren ini anak old money, sering banget traktir teman-temannya yang kaum dhuafa (re: Ryujin, Yujin). Tapi ya kali, temannya yang masuk rumah sakit dan malah Yiren yang bayarin?
Tapi bisa jadi sih, kalo Yiren mau.
"Dah makan dah tuh seblak. Gak usah pikirin gua, lagi kepengen mendoan aja."
"Aneh."
Padahal sebenarnya Yujin kepikiran tentang Minju dan Jaemin. Mereka dekat, sejak kapan?
Sepengetahuan Yujin, Jaemin ini dulu dekatnya dengan kakak kelas. Namanya Eunseo, tapi sekarang tiba-tiba sama Minju.
Emang sih dari dulu Minju sama Jaemin emang sering chattan. Tapi ya aneh aja, masa di sekolah juga? Kan tinggal ketemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Don't We? (jaeminju x jinjoo)
Fanfiction"Mengapa Tuhan pertemukan. Kita yang tak mungkin menyatu." Nyanyian Afgan membuat Yujin berpikir tentang suatu hal yang tak mungkin bisa direalisasikan. Jaemin menepuk pundak Yujin, menyadarkan dirinya dari lamunan pasca mendengar nyanyian Afrgan...