Bab 5

7.5K 564 20
                                    

Adam pergi menuju kamar puterinya, dia melangkah lesu karena tidak melihat Jasmin hari ini. Ia menyesal karena tidak sempat menjenguk Jasmin tadi pagi. Lantaran ia ada rapat penting dengan investor penting yang sudah ia nantikan kehadirannya. Ia membuka pintu ruang rawat inap anaknya dan melangkah lesu ke arah ranjang putrinya.  Lalu sayup-sayup ia mendengar suara seseorang yang sedang berbicara. Ia menegakkan tatapannya dan terkejut melihat Jasmin ada di sana.

“Oh, ya. Terus gimana sama nasib temanmu?”

“Dia jera dokter cantik, dia bersumpah tidak akan lagi bersikap nakal.”

“Menurut dokter cantik, nakal itu boleh. Yang tidak boleh itu saat nakalnya tidak bermanfaat untuk orang lain dan sekitarnya.”

“Memangnya ada nakal untuk kebaikan?” Tanya Adam membuat Jasmin kaget.

“Papa!” sapa Peony senang, lalu ia meringis kesakitan membuat Adam sangat khawatir.

“Sayang, kamu kenapa Nak, mana yang sakit? Apa perlu papa panggil dokter? Sayang jawab dong?” Tanyanya beruntun membuat Peony seketika tertawa pelan.

“Papa nanyaknya lucu, jelas-jelas ada dokter cantik di sini. Peony nggak kenapa-napa kok pa, Cuma ngilu sedikit.”

Peony, kalau begitu dokter Jasmin pamit dulu ya,” ucapnya dan hendak bangun, tapi tubuhnya masih sempoyongan. Tadi Olla pergi karena harus memeriksa seorang pasien yang mengeluh sakit setelah menjalani operasi kemarin.

“Papa, dokter cantik masih sakit, tadi juga ditemani sama Dokter satu lagi saat kemari.” Terang Peony membuat Jasmin malu.

“Biar kuantar.”

“Tidak perlu, aku hanya pusing sedikit.”

“Dokter cantik di antar sama Papa aja ya, biar selamat sampai rumah,” ucap Peony yang membuat Jasmin semakin malu, tapi ia menganguk pasrah.

“Sayang, Papa antar dokter dulu pulang ya, kamu nggak apa-apa kan kalau Papa tinggal?”

“Nggak apa-apa kok Pa, Peony nggak mau kalau dokter Jasmin sampai kenapa-napa di jalan.”

“Ya sudah, kamu lekas tidur ya sayang, papa pergi dulu.” Peony menganguk patuh dan segera menutup matanya.
Jasmin sejak tadi hanya diam disepanjang perjalanan. Adam melirik kearahnya, ia menghentikan sejenak mobilnya di tempat yang tidak begitu ramai. Jelas saja Jasmin dibuat panik dengan kelakuan Adam yang semena-mena padanya. Setelah meninggalkannya, sekarang pria itu mau membunuhnya? Pikiran liar Jasmin mulai membuatnya ketakutan.

“Kenapa berhenti di sini?” tanya Jasmin takut.

“Ada yang ingin kukatakan.”

“Tentang apa? Kalau mengenai kondisi putrimu, kita bisa membicarakannya di rumah sakit, kalau mengenai masa lalumu, jangan umbar lagi padaku.”

“Aku ingin minta maaf,” ucap Adam dengan tatapan serius.

“Untuk apa? Kau tidak memiliki kesalahan apa pun padaku.”

“Jasmin,” ucap Adam dengan wajah memelas.

“Ada apa lagi.”

“Aku benar-benar minta maaf kepadamu, aku tahu dulu salah ....”

“Adam, masa lalumu dan masa laluku, semua hanya tinggal cerita, tidak perlu diingat lagi. Aku juga tidak akan lagi mengingat apa yang pernah kau lakukan padaku. Semua hanya soal masa lalu, kau sudah menikah dan aku juga sudah dengan impianku.”

“Tapi perbuatan padamu dulu terus menghantuiku, aku benar-benar pria brengsek.”

“Kau tahu? Itulah alasan kenapa aku tidak mau repot-repot membencimu, karena kau pria brengsek! Aku tidak akan membiarkan secuil namamu atau ingatan tentangmu masih menghantuiku, kau terlalu tidak berharga untuk kupikirkan siang dan malam. Jika dulu aku menangis sampai jatuh sakit, tapi sekarang. Kau hanya bagian tidak penting dari masa laluku.”

Kalimat itu berhasil membuat Adam terdiam, ia melanjutkan kembali mobilnya. Entah kenapa mendengar kata tidak penting dari Jasmin membuatnya terluka dan kecewa.

----

Dokter Cantik Kesayangan Duda (PHL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang