Bab 23

2.6K 155 12
                                    

Jasmin mematikan mesin mobil dan berjalan memasuki cafe. Ia melihat ke sekeliling dan melihat Adam yang sedang melambai ke arahnya. Jasmin tersenyum singkat dan menghampirinya. Sepanjang perjalanan, banyak mata memandang kearah Jasmin, ia sampai heran karena seingatnya dia tidak secantik Cleopatra.

"Kamu berbeda sekali hari ini." sambut Adam.

"Oh, ya. Tapi aku masih perempuan kan?" tanya Jasmin asal.

Adam tertawa mendengarnya. "Tentu saja masih."

"Syukurlah," ucap Jasmin.

Lalu seorang pelayan datang sambil membawa buku menu dan menyerahkan pada mereka lengkap dengan sebuah kertas dan pulpen. Ia menunggu di sana sampai pesanan selesai ditulis oleh keduanya.

"Mau makan apa?" tanya Adam sambil membolak balik lalu memilih.

"Apa saja boleh, asal jangan piring kosong."

"Baiklah," ucap Adam sambil tersenyum geli. Ia seperti baru melihat sisi lain dari Jasmin. Ia meletakkan buku menu beserta kertas pesanannya di atas meja. Pelayan tersebut mengambil dan undur diri dari sana.

Adam memperhatikan Jasmin dengan saksama. Semakin diperhatikan olehnya, sosok Jasmin semakin terasa menarik di matanya. Gadis itu juga tidak terintimidasi oleh tatapannya. Ia malah bertanya dengan heran. Tapi sebenarnya itu semua dilakukan oleh Jasmin untuk menutupi detak jantungnya yang menggila.

"Kenapa?" tanya Jasmin dengan kaki digoyang-goyang di bawah meja.

"Nggak ada, tapi kamu berbeda hari ini."

"Apa itu bagian dari gombalan?"

"Mungkin," kekeh Adam.

"Selamat menikmati." pelayan tersebut membawa pesanan keduanya dan menghidangkan. Adam dan Jasmin segera menikmati santapan mereka.

Saat sedang menyantap makanannya, sebuah panggilan terdengar dari ponsel Jasmin. Ia meletakkan garpu dan mengambil gawainya lalu menekan tombol hijau. Adam juga menghentikan santapannya.

"Saya segera ke sana, pantau terus denyut nadinya, saya akan sampai dalam sepuluh menit."

"Ada apa?" tanya Adam dengan serius.

"Ada pasien yang mengalami kecelakaan. Saya harus segera ke sana. Maaf ya," ucap Jasmin.

"Biar kuantar." tawar Adam dan segera berjalan ke kasir dan membayar.

"Ayo! aku akan mengambil mobil, kamu tunggu di sana." ajak Adam. Ia segera berlari ke parkiran  untuk mengambil mobil. Sedangkan Jasmin menunggu di depan cafe tersebut.

Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di lobi. Jasmin dengan berlari menuju lift. karena tidak kunjung terbuka, ia pun memutuskan menaiki tangga dan Adam menyaksikan semua itu. ia sangat dibuat takjub olehnya. Karena sudah berada di sini, ia pun segera mengikuti langkah Jasmin dari belakang tanpa diketahui oelh gadis tersebut.

"Dia cepat sekali berlari ke bangsal anak. apa dia tidak ngos-ngosan?" tanya Adam pada dirinya sendiri.

Sedangkan Jasmin yang sudah berada di bangsal anak segera menemui pasien tadi. ia melihat jam di tangannya dan ia bernapas lega karena sampai ke sana dalam delapan menit.

"Dokter Jasmin." sapa seorang residen dan memberikan data anak tersebut.

"Bagaimana kondisinya?" tanyanya dan memeriksa anak tersebut.

"Pasien mengalami patah tulang pada panggul, saat ia mengalami kecelakaan, panggulnya yang terlebih dahulu menyentuh tanah. kemudian terjadi juga retakan pada jari tangannya. itu terlihat jelas pada hasil CT Scan." dokter residen itu menyerahkan hasil CT Scan pada Jasmin.

"Sudah diberitahu kepada orang tuanya? mereka pasti sangat terpukul mengetahui kondisi putra mereka." desah Jasmin.

"Belum, Dok. saya rasa lebih baik Dokter Jasmin yang memberitahu pada orang tua pasien. mereka berada di ruang tunggu seja tadi."

"Baiklah," ucapnya.

-----

Hai guys, aku kembali kemari karena ceritanya sudah kuakalin. jadi untuk ke depannya akan tetep update di sini karena masalah mirror web sudah berakhir. syukurlah. 

Dokter Cantik Kesayangan Duda (PHL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang