[NielWink] Rumah

87 7 3
                                    


Request commissioned by Seseorang 

1.7k words | GS, Romance, Fluff | Kang Daniel x Female!Park Jihoon (NielWink) 

.

.

.

Happy Reading^^

.

.

.

Bagi Jihoon, Daniel itu bukan hanya seorang kekasih yang tampan dan perhatian. Tapi lelaki yang sigap dan dapat selalu diandalkan.

Seperti kejadian saat ini contohnya.

Jihoon sedang kedatangan tamu bulanan hingga membuat tubuhnya lemas sejadi-jadinya. Wajahnya pucat sampai membuat teman kantornya tak tega.Jadilah dia disuruh pulang untuk istirahat. 

Daniel menjadi pilihan untuk dimintai tolong walaupun Jihoon enggan karena Daniel bilang sedang dalam minggu hectic. Jadwalnya sebagai pemimpin perusahaan tentu sudah padat, apalagi kalau ditambah keterangan benar-benar sibuk.

Jihoon bukan tipe pacar yang akan mengekang waktu dan entitas Daniel miliknya seorang. Dia membebaskan Daniel, apalagi tanggung jawab yang dipikul Daniel jauh lebih besar. Mengurus perusahaan dan karyawan tentu menguras seluruh daya Daniel, Jihoon paham jika harus dikesampingkan oleh Danielnya.

Tapi mendengar Jihoon yang menelpon untuk diantar pulang mendadak, Daniel tanpa mengeluh langsung mengiyakan permintaannya. Memang sudah sepatutnya Jihoon banyak-banyak bersyukur kepada Tuhan karena telah diberikan kesempatan menjalin hubungan dengan sosok Kang Daniel.

Jihoon memejamkan matanya sambil bersandar di kursi lobi kantornya. Mencoba mengabaikan rasa nyeri diperutnya.

Sebuah tepukan halus dipipi Jihoon memaksanya membuka mata. Jihoon sudah mendesis tak suka tapi ketika melihat wajah rupawan Daniel dihadapannya, Jihoon hanya bisa tersenyum maklum.

Bulir keringat dingin pada kening Jihoon diseka Daniel, "Ayo pulang, supaya bisa langsung tidur."

Wanita cantik itu hanya bisa mengangguk pelan sebagai balasan. Tas kerjanya sudah berpindah dari pangkuannya ke lengan Daniel. Dia meraih tangan Daniel yang kosong untuk dijadikan pegangan.

Jihoon diam sesaat ketika berdiri, karena rasa tak nyaman perutnya yang serasa diremas. Belum ditambah sensasi basah yang tumpah ruah pada bagian kewanitaannya karena bangkit dari duduk. Air terjun mendadak yang menyebalkan.

Daniel mengusap punggung tangan Jihoon yang memegangnya. Berusaha menenangkan sedikit Jihoon yang bergelut dengan ketidaknyamanan siklus menstruasinya.

"Mau aku gendong?" tawar Daniel yang dibalas gelengan oleh Jihoon.

"Tidak perlu, aku masih bisa jalan. Tapi pelan-pelan ya." Tolak Jihoon. Dia sudah merepotkan Daniel, dia tidak mau mempermalukan Daniel yang menggendongnya.

Pria Kang hanya mengangguk menuruti. Walaupun dia sebenarnya tak tega melihat Jihoon meringis menahan sakit hingga matanya berair seperti akan menangis.

Beruntungnya Jihoon lagi karena Daniel itu super pengertian padanya. Dia memarkirkan mobil didepan lobi tidak di basement. Sehingga Jihoon tidak perlu jalan jauh untuk sampai di mobil Daniel.

Sampai di mobil, Jihoon langsung sandarkan punggung. Daniel memasangkan sabuk pengaman dan sedikit menarik mundur jok agar posisi Jihoon nyaman. Kemudian pria itu mengambil bantal dan selimut tipis yang memang selalu tersedia didalam mobilnya.

[I] Commissioned ArchivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang