[1] Master Medis

69

Bab 69 - Terlalu Aneh!

"Ya Tuhan!"

Pemuda itu langsung berteriak dan melompat dengan liar.

“Ha ha ha ha ha…”

Sekelompok orang tidak tahan lagi, semua memegangi perut mereka sambil tertawa.

“Wei Zi, kamu pasti tidak memeriksa almanak ketika kamu pergi hari ini. Anda tidak hanya jatuh tertelungkup, tetapi juga muntahan! Ha ha ha ha ~ "

“Itu adalah tahun yang tidak menguntungkan. Teman-teman, jauhkan darinya setelah itu. Ha ha ha ~ ”

Tidak ada yang memperhatikan bahwa Fang Qiu mengangkat mulutnya.

“Oh ~”

Pemuda terkemuka, Wei Zi, mencoba untuk menekan rasa jijik dalam hati dan dengan marah berkata, “Siapa yang memiliki tisu? Percepat!"

Seorang pria dengan cepat mengambil selembar tisu dan menyerahkannya sambil tersenyum.

Pemuda itu dengan cepat menyeka air liur dari wajahnya.

Tapi tisu itu menyentuh bibirnya secara tidak sengaja saat menyeka.

Ini membuat pemuda terkemuka itu sangat jijik!

“Oh ~”

Saat membayangkan mulutnya mungkin ternoda oleh air liur pria itu, dia memelototi pemuda berambut pendek itu, meludah dengan suara “Bah”.

Secara kebetulan, air liur ini juga tercambuk tanpa diduga oleh angin kencang.

"Pah!"

Itu jatuh di wajah pemuda berambut pendek yang meludah sebelumnya.

Semua orang segera terdiam.

Itu membuat semua orang linglung.

Termasuk pemimpin muda.

Pria muda dengan rambut pendek yang diludahi di wajahnya tertegun.

Seluruh gang tiba-tiba menjadi sunyi.

Waktu sepertinya berhenti.

“Apakah kamu melakukan itu dengan sengaja?”

Pemuda berambut pendek itu baru saja masuk akal, bertanya pada pemimpin muda itu dengan keras dengan wajah muram.

“Kamu melakukan itu dengan sengaja! Sekarang kamu tidak berhutang padaku dan aku tidak berhutang padamu. Kami imbang. ”

Kata pemimpin muda itu.

“Apa-apaan ini! Saya tidak melakukannya dengan sengaja, tetapi saya tidak yakin apakah Anda melakukannya dengan sengaja atau tidak. Aku melihatmu meludahi wajahku! "

Pria muda berambut pendek berkata dengan wajah muram.

“Sial! Kamu meludahi wajahku, tapi aku belum membalas dendam denganmu! Beraninya kamu menyalahkan saya! Apakah kamu buta? Siapa yang meludahimu? Saya jelas meludah di tanah. Meskipun aku bersungguh-sungguh, lalu apa? ”

Melihat sikap pemimpin muda itu, pemuda itu langsung meledak marah.

“Wajah saya diludahi dan juga dibingkai.

"Saya merasa sangat bersalah!"

“Kaulah yang buta. Seluruh keluargamu buta. Kamu benar-benar meludahiku! ”

Pemuda berambut pendek itu bergerak maju dengan marah dan memukul pemimpin muda itu dengan dadanya.

“Apakah kamu ingin bertengkar? Ayolah! Aku tahu kamu sudah lama membenciku. Saya juga!"