[4]

281 78 9
                                    

suara dentuman bola basket terdengar nyaring, disusul dengan suara dentuman kaki yang berlari

"rik, udah gelap. aku pulang duluan ya" ucap antha, lelah sekali bertarung merebut bola dengan riki.

riki tidak menyahut, ia hanya mengangguk anggukan kepalanya masih dengan posisi menggiring bola

"jangan pulang terlalu larut ya rik, aku pamit"

riki mendengus, anthaka ini peduli sekali kepadanya, padahal tidak ada yang memintanya untuk menemani riki bermain basket.

"iya anthaka, kamu yang harusnya pulang sedari tadi, hati hati ya" sahutnya dengan suara lumayan lantang

sekarang benar benar sudah gelap, di lapangan indoor hanya tersisa dirinya sendiri saja

entahlah, belakangan ini riki terlalu banyak pikiran dan butuh waktu sendirian










"oh, kamu disini"







riki tersentak, lagi lagi.

kehadiran sanarya selalu tiba tiba, entah kenapa

"loh? kak narya belum pulang?"

gelengan kecil diberikan oleh sanarya "aku habis kelas tambahan tadi"

"mau pulang bareng lagi?" tanya riki gugup, padahal sudah kurang lebih seminggu mereka mulai sering bercakap dan dekat

diberikan anggukan oleh yang lebih tua "eh iya, tadi yang baru aja keluar dari lapangan ini.."

riki mengerutkan dahinya "antha maksudnya?"

yang lebih tua lagi lagi mengangguk "oh jadi namanya antha, aku lihat kamu bareng terus sama antha"

"iya, kita emang bareng terus sejak kecil" senyuman kecil tercipta ketika ingatan masa kecil yang menyenangkan bersama antha itu terlintas di benaknya

"pacar ya?" pertanyaan tiba tiba itu keluar dari sanarya

"eng-enggak kok kak, teman dari kecil aja"

sanarya tersenyum kecil, kemudian melirik ke arah riki "eh maaf, aku terlalu banyak tanya ya?"

"gak apa apa, kak. ayo pulang sekarang" riki bangkit dari duduknya,

sanarya ikut bangkit "ayo"

mereka berjalan beriringan keluar dari lapangan indoor itu, sekolah benar benar sepi dan sunyi karena jam pulang sekolah yang sudah sedari tadi

hanya suara langkah kaki yang terdengar di sana

"riki" yang lebih tua memulai pembicaraan

tatapan yang tadinya kosong kini berpindah pada lelaki dengan pipi gemuk yang berjalan disebelahnya "iya, kak?"

"aku mau deket sama kamu" ucap si pipi gemuk dengan senyum canggung, kemudian mengalihkan tatapannya, berusaha menyembunyikan telinganya yang mulai memerah

riki berhenti melangkahkan kakinya, disusul juga dengan sanarya, ikut berhenti sembari menahan rasa bingung

"maksudnya?"

"aku mau deket sama kamu, seperti antha, atau bahkan melebihi antha?" setelah itu, ia berjalan mendahului riki menuju tempat parkir

meninggalkan riki yang berjalan dengan tatapan aneh

sepertinya jantung riki benar benar akan meledak.







***





double up nie, vote nya yuq
btw

double up nie, vote nya yuqbtw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sunoo😍





















Sanarya - SunkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang