Chapter 1

12 1 0
                                    

Author POV

Seoul, 05:01 AM KST.

BRAKK!!

Pintu mansion Keluarga Jeong terbanting begitu keras, bersamaan dengan seorang wanita yang berdiri didepan pintu itu dan masuk tanpa menunggu izin dari si pemilik mansion. Wanita itu berjalan menuju sebuah ruangan tanpa memperdulikan para Wanita dan Pria yang terburu-buru mendatanginya atas kekacauan yang telah dia perbuat. Seluruh anggota keluarga Jeong keluar dari kamarnya masing-masing, lalu melihat kembali wanita yang tadinya merusak pintu mansion mereka.

"Hhh.. Dasar anak itu. Mau sampai kapan dia bersikap tanpa attitude begitu? Pulang pagi, berangkat pagi. Padahal dia hanya seorang mahasiswi, tapi selalu saja berlagak sok sibuk." Keluh salah satu pria di ruang keluarga mansion Jeong.

"Sudahlah, hyung. Liya menjadi seperti itu semenjak kejadian 3 yang tahun lalu. Jadi, mohon dimaklumi ya, Hoseok-hyung." Bujuk pria yang lainnya.

"Lagipula, tidak ada gunanya juga kalau kita selalu menekannya dengan keadaannya yang seperti itu, Hoseok-oppa. Liya dan Yeon Ji itu berbeda jauh. Liya cenderung lebih dingin kalau sudah seperti ini. Lebih baik kita fokus saja untuk menangani kasus kematian Aera. Agar semuanya bisa segera selesai." Tambah salah satu Wanita yang juga berada di ruang keluarga mansion Jeong.

"Da Yoon, Oppa paham kalau kau berusaha untuk memberikan pengertian kepada oppa. Tapi apa tidak sebaiknya kita tindak lanjuti juga masalah Liya untuk saat i—" Pernyataan Hoseok terpotong karena Sung Chan yang juga ikut angkat bicara mengenai kakak perempuannya itu.

"Hyung, sudahlah. Semakin dibincangkan, Liya-noona tidak akan pernah mengubah sifatnya. Dia benar-benar mewarisi sifat ayah. Wajar saja kalau Liya-noona bersikap seperti itu." Sela Sung Chan.

"Ck. Hhh.. anak itu benar-benar sudah membuatku pusing." Keluh Hoseok sembari kembali ke kamarnya.

Seperti yang Hoseok lakukan, seluruh anggota Keluarga Jeong pun kembali ke kamarnya masing-masing. Melupakan apa yang barusan terjadi di kediaman mereka nan megah dan mewah ini.

Disisi lain, Liya langsung membaringkan diri di Kasur king size nya, tanpa mengganti ataupun melepas hoodie hitam yang ia kenakan. Wajahnya menatap kearah cermin besar yang berada disisi kanan kasurnya dan menampakkan dirinya yang lelah akan semua yang sudah dia lakukan. Matanya sayu, tanpa ada niat untuk melakukan apapun. Liya pun membenamkan wajahnya ke bantal besar yang ada dihadapannya itu lalu memejamkan matanya agar dia dapat beristirahat.

SKIP

RING!! RING!!

Alarm HP Liya berbunyi cukup nyaring, sehingga membuatnya refleks membanting HP nya itu. Tanpa melirik HP yang barusan dia banting, Liya langsung berdiri dan beranjak ke kamar mandi lalu bersiap untuk berangkat ke kampus. Tentunya, tanpa mengingat apa yang barusan terjadi tadi malam.

Setelah selesai dengan urusannya, Liya pun turun menuju ke dapur dan membuka kulkas untuk mengambil soda dan beberapa makanan sisa tadi malam untuk dipanaskan. Belum beberapa detik Liya membuka kulkas itu, sudah ada sebuah tangan yang menariknya menghadap sang penarik. Ya, orang itu adalah adiknya, Jeong Sung Chan. Sung Chan menatap Liya dengan tatapan meminta penjelasan. Sontak Liya langsung menghempaskan tangannya untuk menghindari tatapan itu dan kembali dengan aktivitasnya.

"Kak, sebenarnya tadi malam kakak kemana? Semuanya mencemaskan kakak. Terutama aku, kak Dayoon dan kak Jaehyun." Ujarnya.

"Bukan urusanmu." Jawab liya dengan dinginnya.

"Tapi kak, aku tidak ingin kakak kenapa-nap----"

"Jangan pernah mencoba untuk menghalangi jalanku, Sung Chan. Kau tidak tahu apa-apa mengenai apa yang kulakukan ini. Jadi kumohon, jangan pernah mencegah, ataupun mencemaskanku." Potong Liya.

The Regrettable Incident: Biggest Trauma of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang