1

477 51 7
                                    

Fanfiction ini dibuat untuk meramaikan Event SasuSaku Donasi.

.
.
.

Naruto by Kishimoto Masashi
Story by zhaErza

Fantasy

.
.
.

Fate (Takdir Bunga Sakura)

.
.
.

Mata hijau memandangi anak-anak yang duduk berjejer di bawahnya, menantikan cerita yang akan dibacakan oleh seorang gadis jelita dengan senyuman menawan sebagai pengantar tidur. Bibir mengucapkan bait kata, membacakan sebuah kisah yang terjadi ribuan tahun silam antara seorang Dewi Terakhir di suatu negeri, dan Pangeran Setengah Dewa yang begitu mencintainya. 

“Dahulu kala, sekuntum bunga tumbuh di tanah nan gersang, kehadiran itu lantas mengundang semesta untuk bersukacita bersama. Yang Mulia datang dari kilauan rembulan, dari gemintang, juga dari mentari, burung gagak dan penyihir yang berada di tempat tergelap pun ikut menyambutnya.” 

Anak-anak mengomentari betapa istimewa sang bunga yang membuat semesta terpesona. 

“Kak Sakura juga istimewa, bisa membuat bunga langsung mekar,” celetuk Miina dengan senyuman. 

“Karena keberanian sang rembulan untuk menjaga sang bunga dari guntur dan awan hitam, dia akhirnya diberikan penghargaan oleh semesta. Bahwa, begitu bunga itu mekar sempurna, rembulan yang akan memilikinya.” 

Salah satu menutup mulut malu-malu, sangat mendukung dengan perjuangan rembulan dalam menggapai apa yang ia kagumi. 

“Wah, kalau begitu… rembulan akan bersama sang bunga, Kak?” 

Kepala berambut merah muda menggeleng, senyuman misterius ia hadiahkan kepada anak-anak terkasih. 

“Hmm… kalau kalian tidur cepat dan bangun pagi-pagi, besok malam akan kuberitahu lanjutannya.” Sakura tertawa kecil, sementara tiga orang anak yang duduk berjejer di malam yang dingin terlihat mendesah pasrah. 

Mereka ogah-ogahan, di rumah berbahan kayu, selimut tebal adalah penghangat paling dicari untuk melindungi diri dari suhu. Setelah berada di kasur masing-masing, Sakura memberikan ciuman di dahi dan mengucapkan selamat tidur kepada mereka bertiga. Ia lantas mengembuskan napas, dan akhirnya memejamkan mata di samping satu-satunya anak perempuan yang ada di tempat ini.

Berlabuh ke alam mimpi, lagi-lagi Sakura melihat dirinya berlutut di bawah pohon sakura yang berguguran. Di sana ia menengadah dengan wajah memelas bertetes air mata, sementara bibir merah muda pucat terus mengucapkan bait kata, lirih dan menyakitkan untuk didengar. 

Dia mengatakan bahwa hamba yang mencintainya hanyalah karena takdir belaka. Maka dari itu, hamba memutuskan pergi meskipun mendapatkan hukuman. 

Sakura yang berguguran sangatlah indah, tetapi pilu menyaksikannya. 

Kelopak mata yang terbuka lebar menandakan gadis itu tersadar dari bunga tidurnya, napas Sakura terengah-engah, keringat pun menyucur bagaikan anak sungai yang menjaluri tubuh. Sunyi membuat suara jangkrik beralun merdu bersamaan dengan gerimis yang mulai turun, dan semakin lama membuat ricuh dengan menumbuki atap kediaman mereka, nyala gelagar kilat yang menyambar pun memperburuk suasana. Derit jendela terdengar karena dersik mengembus kencang, hal ini membuat Miina mengerutkan alis dan merengek karena ketakutan, dari balik wajah khawatir Sakura karena mimpi ini terus datang, ia mengusap pelan dahi si kecil untuk menenangkan. Namun, dentuman keras menerjang sehingga mereka tersentak dengan teriakan, kemudian terduduk kaget dan menutup telinga. Mereka terbelalak, beberapa di antaranya menangis dan saling memeluk ketakutan, ada pula yang menyembunyikan diri di dalam selimut karena gemetar. 

Fate (Takdir Bunga Sakura) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang