4

181 36 2
                                    

Pria itu meminta maaf kepada Sakura, hal ini adalah sesuatu yang tidak pernah ia pikirkan akan terjadi. Bahkan di kehidupan awalnya sebagai Dewi Musim Semi, lelaki itu sering kali tidak mengacuhkan dan bersikap dingin karena hubungan mereka hanya sebatas takdir pernikahan yang dibumbui cinta Sakura. 

Kalau ia bertanya bagaimana perasaan lelaki itu kepadanya, mungkin yang didapat adalah tatapan tidak mengindahkan. Namun, sekarang kenapa Sasuke sedikit berubah? Pria yang dulu dilayani dan tidak melakukan pekerjaan yang dianggap hina, kini menangkap ikan bersama Naruto, dan membelah kayu untuk persediaan mereka. Sasuke juga mengajarkan Konohamaru dan Reo berlatih pedang, sementara itu di lain waktu, sang pria menggendong Miina di pundaknya dengan raut ogah-ogahan, tetapi oniks hitam itu memancarkan kehangatan. 

Sakura dibuat terheran-heran. Tanpa sadar ia melengkungkan kurva di bibir karena haru melihatnya.

Pertanyaan-pertanyaan yang terus hadir membuat tidur Sakura tak nyenyak juga, kini ingatan tentang ia membagi cinta dengan sang pria datang dalam bunga tidur begitu saja, membuatnya tersentak di dini hari saat anjing melolong di malam bulan purnama. Dingin yang menggigit tidak ia indahkan, Sakura memutuskan untuk keluar, dan duduk di teras ditemani nyala obor dan kunang-kunang. Ia mengusap wajah, kemudian menekuk lutut sehingga bisa menyandarkan dagu dan menatap jauh entah apa yang ada di depan sana. 

Dalam gelapnya gulita, Sakura terbelalak karena melihat seseorang yang duduk di tepian kolam dan memandangi pantulan rembulan di dalam air. Ia mengerutkan alis, menyipitkan mata untuk melihat siapa yang sedang berada di sana. Ketika memutuskan untuk melangkah mendekat, Sakura terperangah karena mendengar sang Uchiha mengalunkan lagu kesayangan yang begitu ia rindukan.  

Membiarkan lelaki itu terus mengumandangkan nada, sehingga selesailah bait terakhirnya. Sakura pun masih terdiam di sana, matanya berkaca-kaca karena mengingat perasaan yang ia anggap sangat berharga. 

“Sekarang aku tahu artinya,” bisik Sasuke sambil memandangi kunang-kunang yang terbang di pantulan rembulan. “Suaramu amat kurindukan, tetapi sungguh hina diriku menginginkannya, jikalau tidak bisa memahami bait puisi yang engkau nyanyikan.” 

Pria itu terus berbicara, menelan saliva dan membiarkan gadis di belakangnya memperhatikan. 

“Sakura yang berguguran sangatlah indah, tetapi dadaku pilu menyaksikannya~” Sasuke bernyanyi lagi, uap tercipta ketika ia berhenti dan mengembuskan napas dengan perlahan. 

Sepi membuat kerikan serangga nyaring terdengar, angin datang dan mengembuskan helai jelaga dan merah muda secara bersamaan. Dalam perasaan yang kian gundah, pria itu menolehkan kepala dan menatap gadis yang terpaku dengan mata nan merah menyala. Terus mengunci pandang mereka, Sasuke pun memutuskan untuk bangkit dan bediri di hadapan Sakura. 

“Kau selalu berlutut di bawah pohon sakura?” tanya lelaki itu, kemudian ia terdiam lagi, tak sanggup mengatakannya. “Sakura… kau… hukumanmu jatuh sebagai mahkluk fana… dan menerima takdir bunga sakura?”

Tangan pria itu terulur, ingin menyentuh sang dara, tetapi terhenti di udara. Ia terperangah karena melihat air mata dari bola kristal hijau yang amat indah. Lagi-lagi ia membuat Sakura pilu karena keegoisannya. 

“Begitu menyakitkan bagimu karena mencintaiku.” Sasuke menarik kembali tanganya, berada di sisi tubuh dengan jari yang mengepal. “Tapi kenapa kau menerima takdir bunga sakura? Kau akan terus lahir kembali ke dunia ini, dan tersiksa karena ingatan menyakitkan bersamaku yang menggangu tidurmu, Sakura.” 

Perpisahan mereka sudah terjadi ribuan tahun lalu, di suatu waktu Sasuke menerima hukumannya, dan sekarang takdir bagai menghendaki agar ia bertemu dengan sang istri yang dicari, kemudian pertanyaan kembali datang begitu saja. Setelah semua ini terjadi dan Sakura memaafkannya, apakah ia lantas akan naik kembali menjadi sang Dewa? Sasuke tidak tahu, ditambah lagi dengan hukuman istrinya yang akan terus lahir sebagai manusia. Bukankah akan terasa sama saja? Kembali dengan keilahian, tetapi tanpa kehadiran Sakura di sisinya? Apakah benar begitu akhir dari kisah mereka?

Fate (Takdir Bunga Sakura) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang